Ezra buat Nita, adalah sosok yang sangat ia butuhkan dalam hidup. Ezra buat Nita, adalah cowok yang paling dia sayangi setelah ayah dan adiknya. Ezra bagi Nita, adalah penerang bagi harapan-harapannya yang mungkin ngga terwujud.
Ezra bagi Nita, adalah mimpi yang jadi nyata.
Dulu jaman masih sekolah, Nita adalah sosok yang tidak pernah memikirkan diri sendiri.
Ketika ayahnya memilih untuk membiayai les adiknya, ia mengalah dan belajar siang malam untuk ujian nasional. Ketika sepotong kue coklat kesukaannya tersisa di kulkas, Nita memutuskan untuk tidak menghabiskan. Ibunya adalah penyuka kue coklat.
Waktu sahabatnya memilih berteman dengan yang lain, Nita tidak pernah marah atau menuntut. Bahkan ketika teman terdekatnya menjalin hubungan dengan orang yang Nita sukai. Cewek itu ngga marah, cuma menghabiskan malamnya dengan menangis.
Mengenal Aiden, Nita mulai ngerasa kalo dia juga sosok yang deserve to be loved.
Aiden adalah teman sebaya yang Nita kenal waktu kepindahan cowok itu ke rumah besar di komplek rumahnya.
Untuk ukuran cowok, Aiden kecil termasuk sosok yang cukup manja dan kurang mudah bergaul. Nita yang waktu itu bawa bolu ke rumah Aiden, menjadi salah satu teman pertama yang Aiden kenal di sana.
Kenal mulai menengah pertama, sampai sekolah menengah atas. Sampai akhirnya mereka berpisah sekolah. Aiden di sekolah kan ke sekolah yang lebih mirip sekolah militer, sedangkan Nita menempuh pendidikan di salah satu sekolah favorit.
Mereka makin jarang bertemu, karena sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Aiden selalu menyempatkan diri main ke rumah Nita, untuk sekedar jajan bareng di depan sekolah dasar tempat mereka makan telur gulung jaman SMP dulu. Atau sekedar menyeduh mie rebus di rumah Aiden dengan topping campur sesuka hati mereka.
Nita sangat sadar, perasaannya jadi lebih dari sekedar teman dekat rumah. Tapi Nita juga sadar sih, Aiden terlihat terlalu bersinar untuknya.
Cewek itu selalu denial. Tentang semua perhatian Aiden, manjanya dan telepon dari Aiden setiap akhir minggu.
Ngga, dia ngga akan punya perasaan lebih sama aku.
Itu adalah kalimat mantra yang selalu Nita ulang-ulang dalam hatinya. Meski pun malamnya Nita tertidur dengan memeluk jaket Aiden yang sempat ketinggalan di ruang tamunya.
Sampai tahun kedua SMA, Aiden menyatakan perasaannya. Nita bener-bener takut. Tangannya bahkan gemetar waktu liat pesan yang dikirim Aiden setengah jam lalu.
Euforia memenuhi dadanya, tapi rasa takut dan denial juga seakan ingin ikut mendominasi. Nita mutusin buat ngga bales pesan itu, dan malah menemukan Aiden yang terduduk di teras rumahnya. Menunggu jawaban.
Kali itu dia mengiyakan, setelah perdebatan dalam batinnya sendiri. Aiden tersenyum, dan usapan Aiden di puncak kepalanya sore itu membuktikan kalo ini nyata. Nita adalah sosok yang diinginkan oleh seseorang, seperti Aiden.
Hari berganti minggu, kemudian berlanjut menjadi bulan dan tahun.
Sebentar lagi upacara kelulusan SMA mereka, semua sibuk mendaftar dan mempersiapkan tahun ajaran baru. Begitu pun Nita dan Aiden dengan urusannya masing-masing.
Aiden sudah pasti akan ditempatkan di akademi polisi, sesuai komando sang ayah. Sedangkan Nita akan menempuh jurusan sastra sesuai keinginannya.
Sekilas terpikir olehnya, apa perubahan ini juga akan berdampak pada hubungannya dan Aiden? Tapi Nita ngga mau memikirkan sisi negatif dari sesuatu, setidaknya kali ini aja.
Tapi feeling nya berubah benar. Aiden akan pindah ke luar negeri bersama keluarganya. Nita tidak kaget, tapi kecewa. Sedih karena ekspektasinya benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT LOKAL AU!] Gamal & Ezra story [✔]
FanficCOMPLETED, updating the bonus chapter when I'm on the mood✌🏻 The local cast name (Seventeen Member) belongs to @lokalsvt on Twitter Svt versi lokal (S.coups & Wonwoo) daily life, love life, college life, family, etc. WARNING: Bahasa Semi Non-baku