[Hidden Story] Makrab 2/2

485 38 39
                                    

Malam itu mereka isi dengan acara pada umumnya, ngiterin api unggun besar sambil gitaran nyanyi-nyanyi dan duduk di atas pasir pantai. Josh sama Radit gantian kebagian pegang gitar, lalu Juna dan Jihan gantian bagian vokal. Sesekali Lintang sama Gufron juga ikut sumbang suara, meskipun lebih banyak ketawanya kalo bagian mereka.

"Gue dong gue!" Kata Wicak percaya diri, mau nyanyi ceritanya.

"Lagu apa?" Tanya Radit siap untuk menggenjreng gitarnya, lalu Wicak nyengir sebelum menjawab. "Semua Tentang Kita dong, Peterpan peterpan!" Pintanya, Radit langsung ngakak.

"Anjir, dikira lagi perpisahan SD." Guraunya, lalu disambut gelak tawa yang lain. Tapi akhirnya digitarin juga, malah sekarang semuanya ikutan nyanyi. Malam itu kerasa hangat dan damai, karena untuk pertama kalinya mereka ada di luar kampus dan ngga mikirin proker atau sekedar pelarian. Beneran untuk liburan, beneran untuk healing.

"Gue jadi kangen, biasanya Wahyu ya udah berisik." Kata Josh, Kia dan Nayla disampingnya mengangguk setuju.

"Iyaya, tau-tau udah makin berisik aja kalo dia nyanyi." Kia agaknya sekarang kangen sosok itu, tapi dalam konteks kehadirannya di BEM sebagai teman. Kabarnya gimana di sana pun Kia ngga tau, yang lain juga ngga tau.

"Ayok semuanya! Apapun yang terjadi, Ku 'kan selalu ada untukmu~" Gufron memimpin keramaian setelah berganti lagu. Yang lucu adalah waktu masih belum kuliah, sebagian dari mereka menertawakan lagu ini soalnya pasrah banget liriknya. Tapi pas kuliah, mereka tau pada akhirnya takdir yang memutuskan mau sekeras apa pun kita berusaha. Manusia berencana, Tuhan menentukan. Pada akhirnya, ya sudahlah. Kuliah ngga seenak dan segampang di sinetron

"Yo, yo, satu dari sekian kemungkinan. Kau jatuh dan tanpa ada harapan..." Nando yang dari tadi diem-diem aja tiba-tiba mengisi bagian rapp. Lintang memimpin sorakan, lalu sesaat kemudian berisik oleh canda tawa.

"Gue mau di dalem aja deh, sorry yak." Kata Gamal yang baru beberapa saat datang dan duduk, udah berdiri lagi dan pamit. Kia menatap punggung Gamal yang semakin menjauh. Nayla dan Nita kompak menyikut Kia pelan di kiri kanannya. Nita memberi isyarat dengan lirikan mata, nyuruh Kia buat nyusul Gamal. Mereka pasti butuh waktu berdua, dan anak-anak ngerti.

Kia langsung berjalan menyusul pacarnya yang terlihat baru aja memasuki vila. Nayla yang hendak bergeser mengisi tempat Kia ditahan Nita. "Hah kenapa?" Bisik Nayla, Nita menggeleng dengan tatapan memohon.

"Di sini kosong ya?" Tanya Ezra, secara tidak langsung menjawab pertanyaan Nayla. Cewek itu tersenyum jahil.

"Kosong Zra."

"Oke." Kata Ezra dengan menyamankan diri duduk di samping Nita. Udah smooth gitu, Nayla nyeletuk. "Oh udah pinter ya Nita modusnya." Jihan menahan tawa karena ngerti dan dari tadi merhatiin.

"Nayla maaah." Dumel Nita malu, Ezra meliriknya lalu merangkul pacarnya itu sambil mengusap lengannya. "Dingin?" Bisik Ezra mengalihkan. Nita tersenyum lalu menggeleng dan membiarkan aroma parfum Ezra memenuhi indera penciumannya dalam jarak sedekat ini.

Di dalam vila, Kia duduk dengan sejumlah perasaan ragu dalam hati. Bersamaan dengan itu, suara Gamal bolak-balik kamar mandi terdengar lewat bunyi flush. Pasti Gamal sakit banget deh perutnya, Kia nyesel beneran ngga nyegah tadi siang. Emang gini deh jeleknya Gamal sama Kia kalo udah berantem tuh, perang ego. Mereka harus mulai deh nanggepin segala masalah dengan lebih dewasa, ngga bisa gini terus.

Kia nungguin Gamal kok ngga balik-balik buat keluar vila atau jalan ke ruang tengah, waktu denger suara langkah kakinya kayaknya Gamal jalan ke dalem kamar deh. Dengan mengumpulkan keberanian dan kesabaran, Kia ke kamar buat ambil obat sakit perut di kotak persediaannya lalu menyusul Gamal setelah membawa segelas air putih dan satu botol minyak kayu putih.

[SVT LOKAL AU!] Gamal & Ezra story [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang