Warning!
Cerita ini cuma selingan ya gengs, ngga ada hubungannya sama storyline utama. Beda universe huehehehe. Selamat bacaa💕
"Mas ini kertasnya habis."
"Tintanya abis mas yang ini."
"Mas ada pensil 2H, ngga?"
Padahal baru buka banget, Gamal aja masih sapu-sapu. Tapi fotokopiannya langsung diserbu, ini masih jam setengah tujuh pagi. Mungkin inilah filosofi orang harus bangun pagi, kalo ngga, nanti rejekinya keburu dipatok ayam.
"Iya bentar ya." Gamal ngisi kertas yang abis lebih dulu, abis itu ngeladenin yang beli pensil. Baru terakhir, cowok itu nyuruh pelanggan satunya buat pindah komputer dan printer.
Ngeliat muka super panik dari cewek yang pindah barusan, keliatannya tugasnya bakal dikumpul pagi ini. Sebenernya salah dia sendiri kenapa ngeprint nya mepet, tapi diliat-liat kasian juga.
Beberapa detik kemudian, flashdisk cewek itu tiba-tiba ngga tersambung. Ngga tau deh karena virus atau apa.
"M-mas itu kenapa?"
"Oh biasa ini, tenaang." Kata Gamal lembut, sengaja biar si adek ini ngga makin panik. Padahal ya gimana coba kan susah ya, datanya kan ada disitu, belum di copy.
"Mmm adek siapa namanya?"
"Dina"
"Oh iya Dek Dina coba file nya ada di hape ngga? Dikirim ke email aja, disini ada internet kok." Jelas Gamal setelah coba cabut dan nyolokin flashdisk tetep ngga berhasil.
Dina cepet-cepet lakuin instruksi Gamal, untung semalem temennya minta contoh jadi sempet dikirim ke hape filenya.
Gamal nyuruh cewek itu log in dan cari filenya. Untung aja, dokumen tiga puluh tujuh halaman itu mulai tercetak.
"Dikumpulin jam berapa?"
"Jam 7 mas." Gamal melirik jam tangannya, terus tersenyum manis.
"Masih ada waktu lima belas menit lagi, pasti beres. Cepet kok."
Dina dengernya auto ketar-ketir. Buset sebentar lagi masuk, belum kelasnya jauh lagi.
Dokumennya selesai di print, setelahnya Dina minta buat dijilid juga. Gamal dengan senang hati membantu.
Yaiyalah kan kerjaannya emang begituuu markonaah.
Gamal ngejilid lembaran itu dengan cepat dan rapih. Dina tanpa sadar terpesona, baru nyadar kalo mas fotokopiannya ganteng. Udah ganteng, baik banget lagi. Sangat mantu-able.
Dina bakal sering kesini deh, walaupun cuma ngeprint selembar. Yang penting bisa ketemu mas ganteng tiap pagi, fufufufu.
"Nih udah." Gamal nyerahin hasil jilid mica bening itu.
"Eh iya jadi berapa mas?"
"Delapan belas ribu."
Dina bayar hasil print dan jilidnya, terus berterimakasih. Gamal cuma menjawabnya dengan senyum manis, dan menyempatkan bilang 'semangat ya dek!'.
Hohohoho indahnya pagi ini -Dina, telat lima menit masuk kelas
Kalo udah jam satu siang gini, biasanya sepi. Anak sekolahan udah ada yang pulang, tugasnya juga biasanya udah pada dikumpul. Gamal udah ngantuk mau tidur siang, sebelum ada yang merusak suasana.
"Mas, fotokopi bolak balik. Dua ratus lembar." Kata ibu-ibu berbaju batik, sambil menyerahkan dua lembar soal ujian. Matanya sih masih sibuk aja liat online shop di hape.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT LOKAL AU!] Gamal & Ezra story [✔]
FanficCOMPLETED, updating the bonus chapter when I'm on the mood✌🏻 The local cast name (Seventeen Member) belongs to @lokalsvt on Twitter Svt versi lokal (S.coups & Wonwoo) daily life, love life, college life, family, etc. WARNING: Bahasa Semi Non-baku