MAAF JIKA ADA TIPO
🌸
"Jangan pikir aku mudah ditipu. ku lihat matamu mengatakan hal lain."
🌸🌸🌸
Echa menatap Raga yang berbaring di kasurnya dengan kesal. Gadis itu menghela napas kasar. Raga tetap saja keras kepala walau sedang sakit. Saat akan diantar ke rumah sakit oleh Pak Ali tadi, Raga terus saja menolak. Akhirnya, agar lelaki itu cepat ditangani, maka keinginannya langsung dituruti-pulang ke rumah Echa.
"Bajunya buka, Ga."
Raga yang awalnya memejamkan mata, membuka matanya lebar-lebar. "Apa??"
Echa menunjuk baju seragam Raga dengan malas. "Buka. Pake kaus dalem, 'kan?"
Raga menelan salivanya. Buka baju?? "Buruan buka. Echa ambil air kompresan dulu. Awas kalau Echa ke sini lagi belum dibuka."
Echa melangkah keluar dari kamar meninggalkan Raga yang diam mematung. Dia menatap langit-langit kamar Echa dengan pikiran yang amburadul. Buka.... Tidak.... Buka.... Tidak?
Raga mendesah pelan. Lelaki itu sangatlah ragu. Tapi, mau tidak mau Raga tetap melepas baju seragamnya, menyisakan kaus dalam dan kalung di lehernya.
Raga menyentuh kalung berbandul setengah bulan itu dan mengusapnya penuh kehati-hatian. Kalung itulah alasan Raga ragu melepas baju seragamnya. Jika dia melepas baju seragamnya, maka kalung itu akan terlihat. Jika dia melepas kalung itu agar tidak dilihat orang lain, maka dia melanggar janjinya. Dia pernah berjanji untuk tidak melepaskan kalung itu dari lehernya. Tapi, jika saat ini dia tidak melepasnya, bisa-bisa Echa me-
"Woah, keren!!"
Raga menatap Echa horor. Lelaki itu buru-buru memejamkan mata dan menaruh tangan di samping tubuh. Kepalang tanggung Echa sudah melihat kalungnya, lelaki itu memilih pura-pura tidur agar tidak ditanyai yang aneh-aneh. Tapi sialnya, itu hanya harapan Raga.
Echa yang membawa nampan berisi baskom, semangkuk bubur, air putih, dan obat itu menaruh nampannya di atas nakas. Setelah itu, dia berjalan mendekati Raga dengan mata yang berbinar. Gadis itu sampai melupakan fakta bahwa dia masih marah pada Raga karena kejadian di supermarket.
"Echa kira cuma Kak Malvin yang punya kalung kayak gitu! Ternyata Raga juga punya?" Echa duduk di tepi kasur. Gadis itu memandangi kalung yang dikenakan Raga penuh rasa kagum. Perlahan, tangannya terangkat untuk mengeluarkan kalung dari balik seragamnya.
"Ga, nggak mau liat? Echa juga punya. Bagus lho. Eh? Punya Kak Malvin deng, hehe."
Raga membuka sebelah matanya untuk mengintip. Saat melihat Echa yang mengangkat bandul kalung berbentuk setengah mataharinya tinggi-tinggi, dada Raga berdebar kencang.
"Kayak couple-an gitu, ya?" tanya Echa dengan wajah penuh binar kagum. Gadis itu terlalu bahagia menyadari kalung yang dia klaim sebagai kalung Kak Malvin ternyata memiliki kembaran walau berbeda bentuk. Namun, dilihat sekilas saja kedua bandul itu memang sangat pas jika disatukan. Milik Kak Malvin berbentuk setengah matahari, sedang milik Raga berbentuk setengah bulan.
"Cih, lebay lo! Udah buruan katanya mau ngompres gue!"
Echa mengerucutkan bibirnya. Gadis itu meninju tepi kasur lalu memelototi Raga. Melihat ekspresi lucu itu, Raga tak bisa menahan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Raga (✔)
Teen Fiction[ S E L E S A I ] ⚠Tersedia juga di Dreame⚠ Judul awal: Badboy and Coolboy • Echa tidak pernah menyangka, bahwa pertemuannya dengan Jiwa dan Raga akan membawanya kembali mengingat apa yang sempat dia lupakan--segala kenangan di masa lalu yang hi...