MAAF JIKA ADA TIPO
🌸
"Saat aku berjalan menjauh, kamu akan tahu sendiri, ada apa dengan dirimu."
🌸🌸🌸
Angin sepoi-sepoi berhembus menerpa wajah Echa yang mulai rileks. Gadis itu menyandarkan tubuhnya pada pohon beringin di depan kelas. Matanya awas, menatap anak kelas yang sedang asyik berolahraga. Ada yang bermain bulu tangkis, volly, dan beberapa memilih ke lapangan basket. Walau matanya awas, pikirannya berkelana mengingat kejadian kemarin, saat Raga berkata menyukainya.
"Gue serius. Gue suka sama lo."
"Gue serius."
"Gue."
"Suka."
"Sama lo."
Echa mengerang kesal. Berusaha mengenyahkan suara Raga dari pikirannya. Tapi, sia-sia saja. Sejak kemarin, dia sudah berpura-pura tidak peduli, berusaha meyakinkan diri jika itu hanya salah satu candaan garing milik Raga. Tapi, kenapa hatinya berkata lain?
Echa menjitak kepalanya sendiri. Seharusnya kalimat itu masuk kuping kanan keluar kuping kiri, tapi kenapa malah nyangkut di otaknya??! Jangan bilang Echa baper?
Echa nggak baper, titik.
Atau Echa mulai menyukai Raga? Makanya bercandaan seperti itu bisa nyangkut sehari semalam di otaknya?
Suka dari mananya? Enggak, ah! Ngawur! Mana ada!
Tapi, bagaimana jika Raga serius? Echa mencengkeram erat botol mineral yang dia pegang.
Raga ... Serius? Makanya dia keliatan aneh banget kemarin?
"Echa!!"
"Ish! Malah ngelamun di bawah pohon beringin!"
"Woy!! Echa!"
Echa tersentak kaget, gadis itu meringis mendapati wajah Maora yang merah padam. "Sini lo! Main bulu tangkis sama gue!"
Echa menggeleng kuat. "Nggak, ah! Nggak mau! Capek!"
Maora membuka mulutnya lebar. Apa kata Echa? Capek?! Helloooo, gadis itu cuma melakukan pemanasan dan barusan bilang apa??? Capek??
"Gila aja lo! Belum juga ngapa-ngapain, sini! Jadi lawan gue." Maora mengulurkan raket di tangan kanannya dari jauh.
"Nggak mau! Sama Kyana aja!"
Maora menggembungkan pipi kesal. Mengalah, Maora berjalan mendekati Kyana yang masih asyik pemanasan sendiri di pinggir lapangan. "Lawan gue, yuk, Kyan."
Kyana mengangkat sebelah alisnya. "Lo lupa gue nggak bisa main bulu tangkis?"
Maora menatap Kyana datar. Detik ketiga, gadis itu melempar raketnya ke sembarang arah dengan brutal.
"Terus gue main sama siapa dong??! Gue pengin banget main bulu tangkis!"
Dukk
"Auws!!"
Maora melebarkan matanya, tidak menyangka raket yang dia lempar sembarangan bisa mengenai kepala Alvaro.
"Lo sengaja, ya?!"
Maora menatap Alvaro sengit. "Nggak. Gue nggak ada waktu ya buat nyari perkara sama lo."
"Alesan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Raga (✔)
Fiksi Remaja[ S E L E S A I ] ⚠Tersedia juga di Dreame⚠ Judul awal: Badboy and Coolboy • Echa tidak pernah menyangka, bahwa pertemuannya dengan Jiwa dan Raga akan membawanya kembali mengingat apa yang sempat dia lupakan--segala kenangan di masa lalu yang hi...