Netraku menilik kaki langit mulai menjingga
Matahari seolah-olah melambai pamit
Sebentar lagi kegelapan akan bertandang
Semua lukaku akan melebur bersama malamTak terhitung kata maaf yang kusampaikan
Tak terhingga penjelasan yang kulontarkan
Tak terukur dalamnya luka yang makin melilit
Seakan-akan iktikad selama ini ialah kenihilanHanya karena setitik kesalahpahaman
Seketika engkau berbalik arah dariku
Dan tak pernah melirik rintihan hati ini
Atau mungkin kata maaf tak ada lagi gunanyaBerharap keadaan lekas pulih kembali
Tapi, harapan itu semakin buatku hancur
Hanya jerit tangis sebagai pelampiasan
Sebagai penyejuk luka yang sudah pasti membekasBanjarmasin, 25 Juni 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/229527197-288-k387953.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Peniti Sejarah (SUDAH TERBIT)
PoetryIni adalah tulisan-tulisan yang bermunculan saat suasana hati sedang tidak baik-baik saja. Jadi, lumrah saja kalau di dalamnya sebagian besar puisi Elegi. Ditulis oleh makhluk jomblo, tampan, dingin banget kayak es batu, dan pendengar yang baik (si...