Malam semakin lengang bersimfoni dengan suara jangkrik
Kulepaskan pandanganku di setiap sudut-sudut langit
Tak terlihat seberkas cahaya pun yang berbinar
Yang ada hanya awang-awang hampa yang memilukanSuasana ini semakin melengkapi kerancuan
Perlahan kembali kurasakan kesesakan dalam dada
Semakin kubiarkan, rasa itu semakin meronta
Apakah kubiarkan diri ini kelihatan melemah?Kupegang lututku erat-erat
Kusandarkan dagu di atas dengkul
Setetes demi setetes air mata mengguyur usahaku selama ini
Usaha untuk tetap kuat dan mencoba ikhlasTak pernah kuinginkan untuk menangis atas kehilanganmu
Tapi, janji dan kenangan bersamamu melemahkanku
Satu persatu kenangan itu muncul dalam memori
Apakah aku memang terlihat begitu lemah?Banjarmasin, 20 Juni 2020.
![](https://img.wattpad.com/cover/229527197-288-k387953.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Peniti Sejarah (SUDAH TERBIT)
PoesíaIni adalah tulisan-tulisan yang bermunculan saat suasana hati sedang tidak baik-baik saja. Jadi, lumrah saja kalau di dalamnya sebagian besar puisi Elegi. Ditulis oleh makhluk jomblo, tampan, dingin banget kayak es batu, dan pendengar yang baik (si...