Taubat

52 37 12
                                    

Di siang bolong ini, kubiarkan diri terhanyut dalam lamunan
Mencoba menerka-nerka diri di masa lalu
Menelusuri tiap-tiap persimpangan yang terlewati
Mengingat sudut-sudut jalan buntu yang tersinggahi

Terbayang dalam imaji gerombolan makhluk bengis membelai
Rupa mereka seperti singa muda yang bernafsu untuk menerkam
Menawarkan kesenangan yang penuh dengan hawa nafsu duniawi
Mengajarkan berbagai akal bejat yang berujung pada kebenawatan

Karena begitu lemahnya iman, dengan mudahnya diri terperangkap
Melayani tuan-tuan iblis dengan segala tindakan kefasikan
Menganyam kejahatan dengan hedonisme sesaat
Pikiran, kata dan kiprah berlaga menciptakan dosa

Tidak terhitung kedurhakaan yang telah kuramu
Karena akhirnya diri halai-balai laksana benang kusut
Sekejap semua kesenangan lenyap di telan sang waktu
Namun, kegundahan masih meninggalkan sejuta bekas

Dalam bait-bait puisi ini kucurahkan senandung kalbu
Mencoba mengubah arah jalan walaupun penuh bilur
Memulai semuanya dengan penuh kerendahan diri
Dan mencoba menantikan pengampunan dari Allah

Banjarmasin, 03 Juli 2020

Aksara Peniti Sejarah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang