Doaku Di Penghujung Malam

127 71 19
                                    

Malam semakin larut mengiringi kehampaan
Dinding kamar bisu kutatap lekat-lekat dengan lamunan
Sesekali senandung cecak memecah keheningan
Waktu terus berputar tanpa terasa

Perlahan imaji mengajakku ‘tuk melirik sebuah memori
Walau, kadang otak terus ingin merestorasi diri
Namun, hati semakin halai-balai hilang kendali
Terus memaksaku untuk meramu serpihan hati

Akhirnya, kubiarkan raga terhempas merajut gundah
Tak terasa air mata keruh mengguyur pipi yang tak bersalah
Kebencian semakin menyuarakan dendam bagaikan limbah
Kata ikhlas seketika lenyap, seolah-olah makin meluruh

Waktu yang kulalui bersamanya seolah-olah sebuah dusta
Masa depan yang dulu diiktikadkan ialah sebuah fatamorgana
Kini semuanya lenyap ditelan keegoisan yang berkuasa
Doaku di penghujung malam ini, “semoga pilihanmu membuatmu bahagia”

Banjarmasin, 25 Juni 2020

Aksara Peniti Sejarah (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang