Berlalu-lalang tanda tanya dalam pikiran
Menembus kisi-kisi akal yang menyempit
Berleha-leha cemas di atas perjuangan
Membasahi semua semangat yang berkobarTerlalu dalam kecewa menusuk nadi
Harapan tinggalah mimpi yang membeku
Tangan tak sampai, apalagi pikiran tak mampu
Diri berada dalam pusaran waktu dan ruang terkejamGemerlap bintang di malam hari tak lagi terlihat
Cahaya perkasa mentari tak lagi menunjukkan diri
Yang ada ialah gelap menggantung di pelupuk mata
Meredupkan semua lentera yang menyala-nyalaKaki terpasung oleh rantai masa-masa kelam
Tangan terikat oleh simpul-simpul kegagalan
Lidah kelu melekat di langit-langit mulut
Bahkan pikiran terobsesi dengan jutaan keputusasaanBanjarmasin, 16 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Peniti Sejarah (SUDAH TERBIT)
PoetryIni adalah tulisan-tulisan yang bermunculan saat suasana hati sedang tidak baik-baik saja. Jadi, lumrah saja kalau di dalamnya sebagian besar puisi Elegi. Ditulis oleh makhluk jomblo, tampan, dingin banget kayak es batu, dan pendengar yang baik (si...