7.

13K 1.3K 40
                                    

Setelah hari itu, mereka tetap kembali seperti biasa, yibo yang terus bersikap dingin padanya, dan zhanzhan yang terus menampilkan sifat keceriaannya di depan sang pujaan hati walaupun tak di hiraukan. Zhan ingin menikmati waktu-waktu mereka bersama sebelum dia benar-benar menyerah.

Waktu berjalan dengan cepat, kini sudah 2 minggu dan orangtua wang yibo kembali dari liburan mereka. Mereka kembali lebih awal di banding yang mereka tulis di dalam surat.
Satu hari setelah kembalinya orangtua yibo dari luar negeri, kini mereka berada di ruang kerja sang ayah, hanya yibo, tuan wang dan nyonya wang. Suasana masih hening hingga yibo mengatakan tujuannya pada kedua orang tuanya.

Brakk---

Suara pukulan meja terdengar begitu keras. "Apa kau bercanda?" Teriak wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari wang yibo. Nyonya wang sangat terkejut saat mendengar sang anak menjalin hubungan dengan gadis lain dan bahkan hendak bertunangan tanpa sepengetahuan mereka.

"Ma, ayo kita dengarkan dulu apa yang di katakan yibo".
Ayahnya ikut andil mencoba menenangkan sang istri.

"Ma, aku tidak bermaksud untuk mengecewakanmu, tapi aku sudah memutuskan untuk mencintai cheng xiao". Yibo berkata dengan serius, mencoba meyakinkan kedua orang tuanya bahwa dia sungguh-sungguh mencintai gadis itu.

"Tidak yibo, kamu hanya bisa bersama zhanzhan, mama sudah menjodohkan kalian". Wanita paruh baya ini menitikan air matanya, dia sangat menyayangi zhanzhan layaknya anak kandungnya sendiri, itulah mengapa dia bersikeras menginginkan mereka bersama, dia juga tahu betul akan perasaan zhanzhan terhadap anaknya, kini hatinya terasa perih, membayangkan bagaimana terlukanya pria manisnya itu saat mendengar hal ini. Tapi tanpa nyonya wang sadari, zhanzhan sudah lebih dulu mengetahui hal ini, dan pria itu sudah lebih dulu bersedih dan terluka sebelum mereka kembali.

Yibo terlihat sedikit geram, mungkin karena dia kesal atas keputusan sepihak yang di lakukan ibunya ini. "Ma, mengapa mama tidak pernah mendengarkan aku? Aku bukan anak kecil lagi ma, biarkan aku memilih pilihan sendiri".

"Lalu bagaimana dengan zhanzhan? Tidakkah kamu sedikit saja menghargai keputusannya?". Tuan wang yang sedari tadi diam kini membuka suara. Dia maupun istrinya tahu betul bagaimana perasaan pria manis itu terhadap anak sematawayang mereka ini. Tuan wang mencoba membuat yibo berpikir kembali tentang keputusannya.

"Dia sendiri yang menyukaiku, papa tahu sendiri kan kalau aku tidak menyukainya? Dan sampai kapanpun aku tidak akan menyukainya!!" 

Tanpa mereka sadari ada sepasang telinga yang sedang mendengar percakapan mereka sejak awal hingga sekarang. Hatinya teriris, badannya gemetar, kakinya lemas seperti tak sanggup lagi menahan tubuhnya. Air matanya di biarkan mengalir begitu saja. Hatinya yang sakit seperti sudah tidak terasa lagi karena saking sakitnya sampai dia mati rasa. Pikirannya kosong, dia berdiri di depan pintu itu dan mematung. Dia hanya diam tanpa ada pergerakan, hingga beberapa saat kemudian dia tersadar dan berjalan pontang panting tanpa semangat menuju ke kamarnya. Hatinya yang sudah terkoyak dan sudah tidak di rasakan lagi membawanya dalam dunia kegelapan. Pikirannya masih kosong. Dia masuk ke dalam kamarnya dan menatap ke luar melalui kaca jendelanya. Pemuda manis ini masih berdiri, dia hanya berdiri di depan jendela kamar miliknya tanpa melakukan apapun. Bahkan berpikirpun tidak!!.

Kini nyonya wang yang manis dalam ruangan itu memecahkan tangisnya. "Kamu benar-benar tidak berperasaan yibo, kamu sangat jahat padanya". Wanita paruh baya itu berjalan keluar dari ruangan itu. Dia menutup pintu tersebut dengan keras.
Tuan wang hanya menghela nafas menatap kepergian sang istri.

"Apa kamu yakin dengan keputusanmu?". Suara lembut itu kini berbicara lagi. Yibo menatap sang ayah dan hanya terdiam. Tuan wang mendekati putranya, dia menepuk pelan pundak sang putra.

"Papa harap kamu membuat keputusan yang tepat, hingga kamu tidak menyesalinya nanti".

Yibo masih tetap diam dan tidak menjawab.

Sedangkan nyonya wang, dia tak punya pemikiran lain saat ini selain bertemu dengan putra manisnya itu. Dia berdiri di depan pintu kamar zhan sambil menghapus sedikit air matanya.

"zhanzhan". Panggil nyonya wang sambil mengetuk pintu kamar zhanzhan. Mendengar suara ketukan pintu itu, zhan menyeka air matanya dengan cepat. Dia menarik nafas dan berusaha menetralkan wajahnya agar terlihat tampak biasa saja. Dia berjalan menuju arah pintu dan membuka pintu tersebut.

"Oh, bibi?". Sapanya sambil tersenyum menunjukkan gigi kelincinya. Wanita paruh baya itu langsung mendekap erat tubuh zhanzhan. Wanita paruh baya itu menangis, dia menangis dalam pelukan pria manis itu. "sayang, maafkan bibi. Bibi benar-benar minta maaf, bibi tidak bisa meyakinkan yibo". Nyonya wang masih terisak. Zhan menyandarkan dagunya pada pundak kecil milik nyonya wang. Dia sedikit tersenyum kecil.

"tidak apa-apa bibi, ini semua bukan salah bibi, ini adalah keputusan yang dia pilih. Jadi ini pasti yang terbaik untuknya. Aku tidak apa-apa bibi". Zhan mencoba menguatkan diri agar dia tidak menangis di depan wanita paruh baya itu.

Namun wanita terus menangis dan mengucapkan kata maaf.

Tidak apa-apa. Paman dan bibi sangat sayang padaku, aku akan baik-baik saja karena masih ada mereka yang menyayangiku.

2 hari kemudian.
Malam terasa begitu sunyi, yibo masih di luar dan belum kembali ke rumah. Kini jarum jam sudah menunjukkan pukul 23:50. Sudah selarut itu dan baru terdengar suara pintu utama di buka. Pria tampan itu masuk kedalam rumah dengan santai.

"Kau pulang larut hari ini. Apa kau pergi berkencan?".

Suara itu mengagetkannya sekaligus menghentikan langkah kakinya. Yibo berbalik ke arah datangnya suara tadi dan terlihatlah seorang pria manis tenga duduk sambil melipatkan kedua tangannya di dadanya.

"Lalu bagaimana denganmu? Mengapa belum tidur?". Bukannya menjawab, yibo malah balik bertanya.

"Aku menunggumu". Jawab zhan santai sambil bangun dari duduknya.

"Mengapa?" Tanya yibo singkat.

Zhan sedikit mendekati yibo. "Aku hanya ingin bertanya. Kau! Hmn, apa kau benar-benar akan bertunangan?".

"Iya". Lagi-lagi yibo hanya menjawabnya dengan singkat dan datar.

"Lalu, selama hampir 2 tahun ini, apakah kau benar-benar tidak memiliki perasaan padaku, walaupun itu hanya sedikit?".

Well, yibo dan zhanzhan baru hampir 2 tahun tinggal bersama. Karena yibo baru kembali dari luar negeri setelah memasuki SMA, selama ini dia tinggal dan bersekolah di prancis. Sedangkan zhanzhan, dia sudah lama menetap di rumah itu bersama kedua orang tua yibo.

Mendengar pertanyaan itu yibo hanya mengangguk dan menjawab "Tidak ada".

Zhanzhan tertawa kecil, tentu saja tertawa yang dia tampilkan hanya dipaksakan. Dia sedang berusaha menahan rasa sakitnya. Dia tidak berdaya sekarang. Mempertahankan seseorang yang sama sekali tidak menyukainya adalah hal yang sia-sia, selama ini dia berusaha cukup keras, berharap yibo dapat memperhatikan dia walaupun sedikit. Tapi sayangnya itu semua tidak berjalan sesuai harapannya. Pria tampan itu sama sekali tidak mempedulikannya.
Zhan menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan kembali pembicaraannya.
"Baiklah, aku hanya ingin memastikan hal itu. Karena kau sudah menjawab seperti itu, maka mulai hari ini aku akan menyerah untuk menyukaimu". Zhan menghentikan ucapannya dan menatap yibo dengan tatapan sayu dan penuh luka. Tapi dia tetap berusaha tersenyum. "Berbahagialah". Setelah itu dia membalikan tubuhnya dan kembali menuju ke kamarnya.

Yibo hanya berdiri mematung dan diam, sambil menatap punggung zhan yang perlahan lahan mulai menghilang dari pandangannya. Dia merebahkan dirinya di atas sofa dan terdiam beberapa saat.
Sedangkan zhanzhan yang kini telah berada di kamarnya hanya terdiam. Sesekali dia menyapu air matanya yang menetes tanpa di suruh. Zhan kembali merenung. Dia berpikir untuk tidak kembali melakukan hal-hal yang dapat melukainya.

Ting---

Dia menatap ponselnya yang berbunyi, bertanda ada pesan yang masuk, dia mengambil ponselnya dan menatap isi pesan di balik layar kecil itu.

"Aku tidak apa-apa jika kau kembali pada dirimu yanh dulu. Aku akan tetap mendukungmu dan akan selalu berada disisimu"

Zhan tersenyum. Kali ini senyumnya tulus, dia menyadarinya. Dia tak harus terpuruk seperti ini. Dia harus kembali, dia harus menjadi dirinya sendiri tanpa harus berpura-pura.

We Together (YiZhan💞/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang