42.

9.3K 891 64
                                    

Di rumah sakit yang besar itu. Terdengar deruh langkah kaki yang terburu-buru melewati lorong-lorong panjang rumah sakit tersebut. Kaki itu berhenti di depan pintu ruang rawat seseorang dan membuka pintu tersebut dengan kasar.

"Kakak!!" Teriak gadis remaja itu sambil berlari menghampiri lelaki yang tengah duduk di atas ranjang dengan santai itu.

"Ada apa ini? Kenapa kau bisa seperti ini?" Suara lain dari wanita paruh baya itu pun bicara.

"Ahh, ibu, chengcheng. Aku baik-baik saja" seulas senyum terukir di bibir indah lelaki yang tak lain adalah xiao yi itu.

Cheng xiao menggenggam erat tangan sang kakak.
Seolah mengerti dengan tatapan khawatir dari sang adik. Xiao yi membuka suara. "Aku baik-baik saja. Jangan khawatir em?"

Saat cheng xiao hendak bicara, suara pintu terbuka dan menarik perhatian mereka.

Xiao zhan membuka pintu dan terpaku mendapati cheng xiao dan ibunya juga disana. Dia menatap mereka dengan raut wajah sedih.

Ah, aku lupa. Dia mempunyai keluarga baru.

Sedangkan cheng xiao sangat terkejut dengan kedatangan xiao zhan.

"Kau??"

Sang ibu yang juga penasaran akhirnya bertanya.

"Siapa dia?"

Xiao zhan menunduk. Dia menggenggam erat gagang pintu dan tersenyum kecut. Saat tubuhnya hendak berbalik untuk pergi.
Suara xiao yi menghentikan niatnya.

"Adikku"

Belum mendapat respon dari orang-orang di sana yang masih nampak linglung. Xiao yi mengulangi perkataannya.

"Dia xiao zhan. Adikku"

Masih loading untuk beberapa saat sampai wanita paruh baya itu menjerit kaget.

"A…apa??"

Xiao zhan tersenyum kecil. Namun berusaha sebaik mungkin untuk tidak terlihat. Lalu ia beranjak pergi dari sana menyusul yubin dan yuchen. Kali saja mereka masih berada di luar.

Nyonya Ru masih bingung. Dia berusaha tersenyum dan gelagapan. Dengan nada sedikit bergetar dia berbicara.
"Apa…apa yang kau katakan nak? Adikmu disini. Cheng xiao disini A-yi" dia menunjuk cheng xiao yang berdiri di sampingnya. Sedangkan wanita itu nampak geram. Dia memang sudah tahu, tapi dia tidak pernah berpikir jika xiao yi akan mengatakannya seperti ini.

"Bukan. Maksudku dia adik kandungku" xiao yi mempertegas lagi maksudnya.

wajah nyonya Ru tampak cemas. "Xiao yi, jadi selama ini kau benar-benar mencari adikmu?"

Xiao yi hanya mengangguk jujur. Sedangkan nyonya Ru yang merupakan ibu tirinya itu nampak khawatir. Wajahnya memucat, seketika pikirannya di penuhi dengan berbagai macam hal.

Tidak…tidak bisa. Jika dia menemukan anak ini, maka semua warisannya… tidak, aku tidak bisa membiarkan dia mengambil semuanya begitu saja, semua warisan itu, harus di dapatkan oleh anakku. Hanya cheng xiao yang pantas!!

Cheng xiao yang melihat perubahan di raut wajah ibunya pun mulai merasa khawatir.
"Ibu…ibu baik-baik saja?"

Seolah tersadar. Sang ibu menatap cheng xiao dan tersenyum, kemudian beralih menatap xiao yi. "A-yi, ayo kita bicara di rumah setelah kau sembuh nanti. Ibu pamit dulu, ada yang harus ibu lakukan. Chengcheng, ayo". Nyonya Ru menarik tangan cheng xiao untuk ikut bersamanya keluar.

Dia luar nyonya Ru masih mengumpat dalam hatinya.

Sialan! Mengapa dia harus bertemu anak itu lagi sih?.

We Together (YiZhan💞/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang