14.

11.3K 1K 12
                                    

Sang detektif itu sangat tau arti nama sean bagi xiao zhan. Xiao zhan bukannya tidak suka jika seseorang menyebut nama sean dihadapannya. Tapi dia tidak ingin sembarang orang memanggil nama itu. Dulu dia tidak keberatan jika di panggil dengan nama sean. Tapi sekarang tidak. Sebab nama itu adalah luka baginya.

Setelah beberapa saat sang detektif itu meninggalkan xiao zhan dan kembali ke TKP, sedangkan xiao zhan masih berdiri dengan tatapan kosong yang melayang menatap langit.

Yubin datang dan berdiri disampingnya. Dia tak ingin bersuara karena tak ingin mengganggu ketenangan sahabatnya.

"Hahahah. Aku tidak menyangka kau membunuh lagi". Ujar seseorang yang baru saja menghampiri mereka dan sukses membuyarkan lamunan xiao zhan dan mengganggu ketenangannya. Zhan dan yubin menoleh seketika mendengar suara itu.

"Cao yuchen". Ucap yubin lirih sambil melirik ke arah xiao zhan yang menatap pria itu dengan tatapan sayu.

"Xiao zhan, berhentilah bersembunyi di balik topeng kelincimu itu. Sikap polosmu tidak dapat mengubah perilakumu yang sebenarnya". Ucap Yuchen dengan nada menyinyir tentunya.

"Yuchen hentikan!". Yubin berbicara dengan nada pelan tapi juga malas. "Kau harusnya lebih tau kenapa dia seperti ini".

"Hahah…cihh…". Yuchen mendecih. Dia kesal, tapi dia tidak ingin menampakan wajah kesalnya pada 2 orang di hadapannya ini. "Bahkan jika kau membunuh ribuan orang pun, kau tidak akan bisa mengembalikannya".

Xiao zhan menunduk. Dia menggigit kuat bibir bawahnya dan mengepalkan tangannya. Tapi dia tak berniat melakukan apapun pada pria di hadapannya ini.

"Yuchen, berhentilah. Di banding kamu, yang lebih terluka adalah dia. Kau juga tau itu yuchen". Yubin mencoba meyakinkan yuchen untuk diam. Ketiga orang ini telah bersahabat sejak kecil. Tapi yuchen mulai menjauhi mereka atas kejadian yang terjadi 7 tahun yang lalu. Dan hanya tersisa yubin lah yang masih setia di samping xiao zhan.

Yuchen menatap yubin dengan kesal. Dia mengepal erat tangannya. Sebenarnya dia juga tidak ingin mengatakan hal itu. Jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam, dia sangat ingin kembali lagi bersama mereka. Tapi egonya tak mendukung niat hatinya. Dia lalu pergi dari sana tanpa mempedulikan mereka. Sedangkan xiao zhan masih diam dan tak berniat melakukan apapun.
---*---

Keesokan harinya adalah hari adalah hari dimana yibo mengikuti lomba debatnya.

"Aku harap kau dapat meraih juara lagi kali ini. Semangat ya". Ujarnya sambil sedikit tersenyum.
Yibo hanya mengangguk. Xiao zhan ikut mengantar yibo lebih dulu ke tempat lomba di adakan, baru setelah itu dia kembali ke sekolah.

Xiao zhan tiba di sekolah. Begitu dia memasuki ruang kelas, dia melihat fanxing sedang di kerumi gadis-gadis di kelas itu. Karena penasaran dan jiwa keponya muncul. Xiao zhan berjalan mendekati mereka.
"Fanxing, ada apa?". Tanya nya pada pria imut itu.
Fanxing menoleh ke arah xiao zhan. "Ahh, tidak, aku hanya sedang menenangkan teman-teman". Ujarnya sambil tersenyum.

Xiao zhan mengangguk dia melihat beberapa mobil polisi di luar, sepertinya polisi itu datang lagi. Sedangkan para polisi kini tampak frustasi, mereka sudah bolak-balik ke TKP, bahkan sudah melakukan autopsi tapi bahkan setitik bukti pun tidak mereka temukan disana.

_____*____

Kini jam pulang sekolah telah tiba. Xiao zhan dan sang supir menuju gedung tempat perlombaan untuk menjemput wang yibo.

"Bagaimana hasilnya?". Tanya xiao zhan saat wang yibo memasuki mobil dan duduk di sebelahnya.
Wang yibo masih memasang wajah datarnya. Dia menghela nafas berat. Sepertinya dia sedang gugup mungkin?.

"Aku mengikuti semua prosedur yang kau berikan. Dan…". Dia menjeda ucapannya. "Dan aku mendapatkan juara 1".
Sejujurnya wang yibo tidak percaya dia bisa meraih juara 1. Karena selama ini dia selalu berada di posisi kedua. Bagaimana bisa xiao zhan lebih pintar darinya?.
Dia bahkan tidak percaya bahwa dia bisa mengalahkan wen chao yang selama ini selalu berada di tingkat 1.
Xiao zhan menghela nafas lega. "Selamat ya". Ucapnya sembari memberikan senyum hangatnya.

"Bagaimana kau tau caranya?". Tanya yibo penasaran.

"Karena aku pintar". Bukannya sombong. Tapi xiao zhan menjawab sesuai kenyataannya. Dia memang pintar, dan sejak masa sekolahnya dia selalu mendapatkan banyak penghargaan.
Yibo memicing matanya dan dengan wajah malas dia mananggapi pria manis di sampingnya ini. "Sejak kapan kau menjadi begitu sombong?". Xiao zhan hanya tersenyum. Hening sejenak dalam perjalanan itu sebelum yibo melanjutkan kalimatnya. "Hm, bagaimana kalau kita makan di luar?". Seumur-umur, ini pertama kalinya yibo menawarkan xiao zhan makan di luar. Tapi jika dia xiao zhan yang dulu, mungkin dia sudah bersorak gembira dan bahkan dengan paksaan dia sudah memeluk pria tampan ini. Namun sayangnya pria di sampingnya ini bukan xiao zhan yang dulu. Xiao zhan yang sekarang sudah terlanjur sakit hati dan melupakan rasa cintanya walaupun di lubuk hatinya yang paling dalam dia masih menyimpan rasa pada pria ini. Tapi dia tidak ingin mengakuinya lagi.
Dia menunduk dan melihat jarum jam pada jam tangan yang dia kenakan.
"Sepertinya tidak bisa. Aku ada janji dengan seseorang".
Jawaban xiao zhan sungguh membuat wang yibo terkejut.
"Siapa?". Tanyanya singkat dengan nada dinginnya.

"Li wenhan". Jawab xiao zhan tak kalah datar dengan wang yibo.

Yibo tampak berpikir sejenak kemudian kembali bertanya "Akhir-akhir ini, apakah dia yang sering kau temui".
Xiao zhan hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Mengapa? Mengapa kau sering menemuinya?". Yibo bertanya lagi. Bukan dengan nada membentak, melainkan dengan nada yang halus namun penuh penekanan dan sungguh sangat dingin jika di dengar sebagian orang. Tapi tidak bagu xiao zhan karena dia sudah terbiasa dengan nada dingin wang yibo.
Dia mengerutkan alisnya sebentar sebelum menjawab. "Aku memberikan bimbingan untuknya. Dia akan mengikuti olimpiade nanti".

"Hn, begitu". Yibo menjawab cepat, lalu memalingkan wajahnya menatap keluar jendela.

Beberapa saat kemudian yibo kembali bersuara. "Kalau begitu aku ikut denganmu kesana". Kalimat yibo tentu saja membuat xiao zhan terkejut. Apa yang terjadi dengan pria tampan di sampingnya ini? Mengapa tiba-tiba ingin ikut? Tapi tentu saja xiao zhan tidak bisa membawanya.
"Tidak bisa". Tolaknya cepat.

"Kenapa?". Tanya yibo dengan kerutan di dahinya.

"Cheng xiao akan salah paham jika melihatmu mengikutiku".

"Tidak dia…" belum sempat wang yibo menyelesaikan kalimatnya, xiao zhan sudah lebih dulu memotongnya.

"Sudah sampai. Aku turun disini". Ujarnya setelah mereka tiba di sebuah cafe kecil di pinggir jalan. Xiao zhan turun dan berjalan masuk ke dalam cafe tersebut meninggalkan yibo yang masih senantiasa menatapnya dari balik kaca mobil dengan raut wajah yang tak bisa di tebak.
"Jalan pak". Ucap yibo pada sang supir.

Xiao zhan berjalan menghampiri pria yang sedang duduk melambaikan tangan padanya itu. "Kau menunggu dari tadi?". Ujarnya sambil menarik kursi dan duduk.
Pria yang merupakan li wenhan itu hanya menggeleng dan tersenyum. "Tidak masalah aku menunggu lama. Melihat kau sudah datang seperti ini sungguh membuatku lega". Jawabnya dengan nada menggoda.
Xiao zhan menatap tajam wajah pria tampan itu hingga dia menunduk dan gugup.

Sungguh mengerikan.
Li wenhan berguman sambil tangannya sibuk membolak-balik kan buku menu yang telah di seduakan.
Tanpa membuang-buang waktu xiao zhan langsung mengajaknya untuk belajar. "Mari kita mulai".

"Zhan, bagaimana dengan perkataanmu?". Ucap li wenhan yang membuat zhan menatapnya bingung.

"Apa itu?". Xiao zhan balik menanyainya.

"Kau lupa? Itu--yang kau bilang bejalar di rumahmu". Li wenhan tidak menyangka bahwa pria imut di hadapannya ini ternyata pelupa.

Xiao zhan berpikir sejenak, kemudian dia mengangguk seolah-olah telah mendapatkan jawabannya. "Hmn, kau bisa datang besok".
Li wenhan terkejut.
"Besok? Besok juga belajar? Besok kan akhir pekan zhanzhan. Mari kita beristirahat sebentar".

Sepertinya pria manis bergigi kelinci ini benar-benar sangat rajin hingga dia tak mengenal akhir pekan. Padahal akhir pekan adalah hari yang paling di harapakan bagi sebagian orang untuk waktu istirahat mereka. Tapi pria di manis ini sungguh-sungguh seperti orang yang tak mengenal waktu.

_____*_____

Maaf, pendek lagi capnya 😁

We Together (YiZhan💞/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang