9.

12.3K 1.2K 30
                                    

Zhou cheng dan JiLi masih bingung dengan perkataan yubin. Mereka mencoba mencernanya tapi tidak dapat mereka pahami.

"Sebenarnya apa maksudmu yubin? Kamu membuat kami tak mengerti". Zhou cheng kini sedikit kesal. Mereka berteman tapi dia merasa seakan-akan yubin dan xiao zhan punya suatu rahasia yang sama sekali tak boleh mereka tahu.

"Semua orang  pasti punya masa lalu kan? Ada masa lalu yang indah dan ada juga masa lalu yang buruk, dan masa lalu xiaoxiao adalah masa lalu pada poin kedua. untuk sekarang aku belum bisa memberitahu kalian, tapi nanti!" Ucap yubin sambil sedikit tersenyum.

"Sejak kapan kalian bersama?". Tanya zhou cheng lagi. Nyatanya mereka memang berteman, tapi mereka baru bertemu saat memasuki sekolah menenga ini, dan saat Zhou cheng dan JiLi mengenal xiao zhan, yubin sudah berada di sana dan bergabung di antara mereka.

"Kami tumbuh besar bersama". Jawab yubin singkat. Mereka memang sudah bersama sejak kecil, persahabatan mereka lebih dalam di banding siapapun. Xiao zhan adalah orang terpenting bagi yubin, begitu pun sebaliknya.

"Hmm jadi begitu". Zhou cheng menanggapi jawaban yubin.
Zhan yang sedari tadi membaca komik merasa terganggu dengan suara-suara mereka yang semakin kencang. Dia menoleh dan menatap mereka.

"Kalian ribut?".
Itu bukan pernyataan, melainkan sebuah pertanyaan. Zhan ingin bertanya 'mengapa kalian ribut?'. Tapi dia tak mau repot-repot mengeluarkan kalimat panjang. Jili dan zhou cheng menatapnya bingung, mereka tidak dapat mencerna apa yang di katakan zhanzhan. Tapi yubin mengerti.

"Ah maaf, silahkan lanjut membaca". Ucap yubin sambil tersenyum.

Sedangkan di kelas, cheng xiao masih terbakar amarah karena cemburu sebab yibo terus menanyakan zhanzhan, sejak terakhir fanxing menjawab bahwa zhan berada di atap, yibo sudah keluar dari kelas, mungkin hendak pergi menyusul zhanzhan? Hal itu menyebabkan cheng xiao semakik membenci xiao zhan, dia benar-benar ingin membunuh xiao zhan saat ini juga. Dia sangat geram, wajahnya memerah akibat terbakar amarah.

"Dimana jalang itu pergi?". Tanya nya pada teman-teman kelasnya.

"Jalang?". Fanxing yang sibuk membaca buku kini menatap cheng xiao saat mendengar kata 'jalang'. Seringai jahil muncul di balik bibir mungilnya. "Siapa yang kau panggil jalang itu cantik?".

Cheng xiao menatap sinis ke arah fanxing. "Bukan urusanmu, cukup katakan saja dimana jalang itu berada".

"Di atap". Jawab fanxing santai sambil terus tersenyum.

Cheng xiao tersenyum puas. "Ayo kita ke atap". Dia mengajak kedua temannya untuk ikut bersamanya. Kedua orang itu dengan senang hati mengikuti cheng xiao.
Ketiga wanita itu terburu-buru menuju atap sekolah. Cheng xiao ingin menangkap basah kekasihnya bersama xiao zhan, dengan begitu dia lebih leluasa mencaci maki pria tersebut.

Prakk---------

Mereka mendorong pintu atap itu hingga bunyinya yang mengenai sebidang tembok terdengar nyaring hingga mengagetkan 4 sosok pria yang tenga duduk bersantai, kini mata para pria itu manatap lekat ke arah 3 gadis itu.

"Hei xiao zhan, bukankah sudah ku peringatkan padamu untuk tidak menggoda kekasihku lagi?". Cheng xiao berteriak sambil mencakat pinggangnya, mengabaikan rasa lelahnya yang menaiki tangga yang panjang untuk bisa sampai ke atap tersebut. Kenyataan yang dia lihat tidak sesuai dengan bayangannya. Tidak ada yibo disana, tapi karena rasa bencinya pada xiao zhan, dia tetap berteriak dan marah pada pria manis itu.

Zhan mengerutkan keningnya dan memasang tampang polosnya bingung. Iya, dia memang sangat bingung karena gadis gila ini tiba-tiba datang, berteriak-teriak dan mengusik ketenangannya. Dengan santai dia menutup buku komiknya dan bertanya pelan pada gadis itu.

"Apa yang ku lakukan?".

Cheng xiao tampak mulai tak bisa mengontrol emosinya, padahal arah permasalahan ini tidak jelas, tapi cheng xiao tampak sangat ingin membesar-besarkannya. Gadis itu berjalan mendekat sambil mengumpat kasar. "Dasar sialan". Tangan kanannya kini dia layangkan hendak menampar pria manis di depannya ini, namun dengan sigap telapak tangan yang cukup besar itu menahan tangan kecil gadis itu hingga membuat sang gadis meringis karena pria itu sedikit menekan pergelangan tangannya.

"Cheng xiao!! Jangan terlalu jauh!!". Kini wajah yubin tampak dingin dan tatapan tajamnya membuat cheng xiao sedikit ketakutan.

"Yubin, ini bukan urusanmu". Meng yizi yang sedari tadi diam kini mulai ikut campur, dia mendekat dan dengan santainya terkekeh pelan dengan nada menolok, yubin mematapnya dengan tatapan tajam. Tatapan itu seketika membuatnya terdiam dan tubuhnya sedikit membeku. Dia tidak menyangka yubin bisa memiliki raut wajah yang menakutkan seperti ini.

"Cukup!". Teriak yibo yang baru saja datang dan menghentikan perdebatan mereka. Kedatangannya membuat mereka yang berada disana terkejut. Zhan menaikan sebelah alisnya bingung.

Apa yang dia lakukan?.

Yibo baru kembali dari ruang guru, setelah menanyakan xiao zhan, yibo berjalan keluar kelas. Tapi bukan untuk menemui xiao zhan melainkan menemui wali kelas, dan cheng xiao yang salah paham langsung menyerang zhan tanpa bertanya. Ketika yibo balik dari ruang guru dia tidak mendapati cheng xiao disana, dia akhirnya bertanya pada fanxing dan fanxing memberitahunya bahwa cheng xiao menemui zhan di atap sekolah. Tanpa berpikir panjang yibo langsung bergegas cepat menuju atap. Dia berharap semoga tidak terjadi apa-apa disana.

"Apa yang terjadi disini?". Tanya yibo sekali lagi.

"Yibo?"
Cheng xiao yang melihat kedatangan yibo mulai mengendus manja. Dia melepaskan tangannya dari cengkraman yubin dan berjalan ke arah yibo.
"Aku hanya ingin bicara baik-baik dengan xiao zhan agar dia berhenti menggodamu, tapi yubin malah menamparku". Kini cheng xiao berbicara omong kosong. Dia memeluk lengan kekar yibo dan terisak tanpa air mata yany mengalir.

"Apa katamu?". JiLi berteriak tak terima dengan perkataan cheng xiao.

Yubin tersenyum sungging dan melirik ke arah JiLi. "Tidak apa-apa jili, biarkan dia berbicara".

Wajah yibo sedikit kesal, dia menatap yubin dan berbicara pelan namun masih dengan wajah datarnya. "Yubin, apakah itu benar?"

Yubin terkekeh pelan. Dia ingin tertawa kencang tapi dia takut membuat keributan. "Pftt, apakah kau sangat mempercayai kekasihmu?".

"Tidak, aku hanya ingin tahu kalau-------".

Sebelum kalimat yibo di selesaikan xiao zhan sudah lebih dulu memotongnya.

"Cukup! Kalian sangat berisik". Ujarnya sambil beranjak berdiri dari duduknya diikuti oleh zhou cheng yang sejak tadi hanya berdiam di sampingnya tanpa peduli dengan keributan orang-orang di depannya ini.

"Ayo". Ajak xioa zhan pada teman-temannya untuk meninggalkan tempat itu.
Yubin dan jili mengangguk dan mereka berjalan mengikuti zhanzhan.
Zhan berjalan searah dengan arah berdirinya cheng xiao, dia mendekat sambil berbisik pelan pada telinga gadis itu. "Akting yang bagus".

Sebelum kakinya makin melangkah dia di hentikan dengan sebuah suara yang memanggilnya.

"Zhanzhan".

Langkah zhan terhenti. Dia tahu betul siapa yang memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan wang yibo. Smirk indah terpampang jelas di bibir mungil pria manis itu, tanpa membaikkan seluruh badan, dia hanya sedikit menengok kebelakang menatap pria tampan yang tenga menatapnya dengan tatapan yang sulit di mengerti itu.

"Tolong urus pacarmu dengan baik, dan tolong katakan bahwa aku tidak menggodamu". Zhan menekan setiap kalimat yang dia keluarkan. Jawaban santai dari zhanzhan itu kini mengaduk-aduk hati yibo. Dia merasa tidak suka saat zhanzhan menghindarinya. Entah kenapa dia tidak tahu. Sedangkan zhanzhan dan teman-temannya kini sudah berjalan dengan santai menuruni tangga menuju lantai 3 dimana kelas mereka berada.

"Yibo, apa kau tak percaya padaku?". Ucapan cheng xiao gusar membuat yibo tersadar dari lamunannya.

"Tenanglah". Ucapnya pelan sambil pikirannya terus tertuju pada sosok pria manis yang sudah tak terlihat lagi itu.

Apakah dia zhanzhan yang ku kenal? sifatnya benar-benar berubah seperti pertama kali bertemu. Tatapan yang dingin dan kosong itu. Sebenarnya apa?

We Together (YiZhan💞/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang