24.

9.1K 928 62
                                    

Direktur xiao memang sedih wajah sang anak. Lama dia terdiam, kemudian dia kembali bersuara. "Nak, ayo kita bicara di dalam".

Tak peduli seberapa besar rasa benci xiao zhan pada lelaki tua itu. Dia tetap mengikuti ajakan ayahnya untuk masuk ke dalam ruangannya.

"Ada apa?". Xiao zhan langsung bertanya begitu mereka masuk kedalam ruangan sang direktur.

Sang direktur menghela nafas panjang dan mulai berbicara kepada putranya.
"Xiaoxiao, apakah kau begitu membenci ayah? Ayah bisa menjelaskan apa yang terjadi saat itu".

Senyum pahit muncul menghiasi bibir tipisnya. Menjelaskan? Apa yang perlu di jelaskan lagi? Hei, ini sudah 9 tahun. Memangnya xiao zhan masih menunggu penjelasan setelah dia kehilangan sosok yang sangat dia sayangi? Percuma bukan?.

"Kau masih bertanya tentang aku membencimu atau tidak? Haha, aku pikir kau lupa. Jika kau lupa, biarkan aku mengingatkanmu kembali. Aku anak yang kau tinggalkan 9 tahun yang lalu. Saat itu, usiaku masih 8 tahun".

tuan xiao menunduk. Dia merasa sangat bersalah dan menyesal. Tapi saat ini, dia tak bisa melakukan apapun. Yang dapat dia lihat saat ini hanyalah dendam dari putranya. Dan hatinya sungguh sakit akan hal itu.

"Xiaoxiao, bukan seperti itu. Ayah tidak bermaksud untuk kalian".

Xiao zhan tersenyum sinis dan berkata. "Tidak masalah. Kembali kesini setelah 9 tahun dan berpura-pura baik di hadapanku! jangan bertingkah konyol. Aku sudah 17 tahun sekarang. Jangan membodohiku".

"Ayah tahu, ayah tahu ayah salah xiaoxiao. Karena itu ayah…".

Sebelum tuan xiao menyelesaikan kalimatnya. Xiao zhan memotongnya dengan sebuah pertanyaan. "Sebenarnya aku penasaran akan satu hal. Bagaimana bisa kau memiliki seorang putri? Ah, apakah karena kau memiliki anak yang lain makanya kau pergi saat itu?"

"Tidak seperti itu xiaoxiao, saat itu ayah hanya……".

"Tidak perlu menjelaskan. Aku tidak ingin tahu dan sangat tidak penasaran dengan hal itu. Lagi pula hal itu tidak berguna untukku".

Xiao zhan tak ingin banyak bicara dengan direktur. Dia melangkah keluar dan sebelum kakinya melewati pintu keluar. Dia menengok kembali kebelakang dan berkata. "Direktur jangan lupa memberikan hukuman padaku. Kau tidak lupa bukan, jika aku bertengkar dengan putri 'kesayanganmu'. Xiao zhan menekankan kata 'sayang' dan hal itu membuat hati tuan xiao terasa perih. Bagaimana pun dia sungguh bersalah pada xiao zhan.

*

Xiao zhan berdiri menatap langit kosong dan merenung seorang diri. Dia menuju ke atap sekolah setelah dari ruangan sang ayah tadi.

Sean

Perih dan luka menusuk hatinya saat dia mengingat nama itu. Sungguh xiao zhan merasa hidup ini tak adil baginya.

*

Xiao zhan melangkahkan kakinya berjalan memasuki kelas. Saat dia baru saja membuka pintu dan masuk. Sebuah buku melayang ke arahnya dan mengenai kepalanya.

"Awww".
"Apa itu barusan".
Dia mengusap kepalanya dan menatap buku yang tengah bergeletak di lantai, lalu kepalanya menatap ke depan mencari tahu siapa pelakunya.

Hah, siapa lagi jika bukan wanita rubah itu?
Cheng xiao berjalan ke arahnya dan berkata. "Aku dengar kau bersama yibo tadi. Apa yang kalian bicarakan?".

"Tidak ada. Apa kau lupa kalau kami tinggal serumah? Jadi, apakah salah jika kami saling berbicara?".

Xiao zhan sengaja, dia hanya ingin memancing cheng xiao. Bagaimana pu. Gadis itu tak harus selalu di baik-baikkin bukan? Sudah cukup bagi xiao zhan untuk berbicara halus padanya.

We Together (YiZhan💞/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang