13.

11.3K 1.1K 77
                                    

Xiao zhan berlari keluar dari ruangan itu. Tak lupa dia berbisik mengucapkan terimakasih pada pria misterius yang tiba-tiba datang itu. Tak peduli dari mana datangnya tapi dia merasa pria itu menyelamatkannya. Pria itu tak menanggapinya dan membiarkan zhan melarikan diri. Zhan terus berlari dan berlari sambil dalam hatinya dia bersyukur bahwa dia selamat, sekaligus mengumpat. "Cheng xiao sialan".

Keesokkan harinya di kelas mereka juga tak kalah hebohnya dengan siswa siswi yang lain yang tenga berteriak histeris karena penemuan 4 korban itu.

Wali kelas 2A Lan qiren memasuki kelasnya dan berusaha menenangkan anak didiknya.

Cheng xiao duduk di pojok paling belakang. Dia menggigit kuku ujung jarinya dan merasa sangat takut. Tubuhnya sedikit bergetar. Dia terus berpikir bahwa dia pasti salah dengar.
Sebuah suara menyadarkannya bahwa semua itu nyata. 4 orang itu tewas dalam waktu bersamaan.

"Anak-anak----hahh-". Lan qiren menghela nafasnya kemudian melanjutkan kalimatnya. "Seperti yang kita lihat saat ini, sekolah kita sedang dalam masalah yang tak terduga. Untuk itu bapak mohon untuk sementara kalian tenang ya".

'Bagaimana ini aku takut'
'Huahh--aku akan menghubungi ibuku untuk menjemputku'
'Ini sangat mengerikan'.

Anak-anak kembali berbisik-bisik membuat pak lan nemukul mejanya pelan berusaha untuk menenangkan anak-anak.
Kelas hening seketika dan kembali riuh ketika sang ketua kelas membuka suara.

"Pak, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Dan anak-anak itu dari kelas mana?". Tanya fanxing yang membuat teman-temannya mengangguk penasaran.

"Bapak juga belum memahami situasi ini dengan baik. Dan anak-anak itu berada di kelas 2E"

"Hmm-- 2E, bukankah kelas itu perkumpulan anak-anak nakal? Bagaimana jika mereka berkelahi dan saling membunuh satu sama lain?". Fanxing kembali bertanya.
pak lan hanya menggelengkan kepala. Tak mau di tanyai lebih banyak lagi dia pamit dan keluar dari kelas itu. Sebelum keluar dia berpesan agar anak-anak bisa lebih tenang karena para polisi tenga menyeliki kasus ini.

Setelah kepergiannya pak lan tiba-tiba terdengar bunyi yang sangat nyaring. Ternyata itu meja milik xiao zhan. Cheng xiao membanting meja milik pria manis itu. Dan sukses membuat semua tatapan mata tertuju padanya.

"Mengapa mereka bisa mati?". Tanyanya pada zhan dengan nada sedikit membentak. Raut wajahnya jelas menunjukkan dia sangat ketakutan.

"Bertanya padaku? Mengapa hal seperti ini kau tanyakan padaku?".
Zhan tak menjawab tapi dia malah balik bertanya pada cheng xiao. Kali ini dia bertanya dengan wajah polosnya yang sangat mendukung.

"Jangan membodohiku! Bukankah kemarin kau bersama mereka?". Kalimat cheng xiao mengundang banyak tanda tanya. Satu persatu dari mereka kini menghampiri tempat duduk zhan untuk mengetahui jawabannya.

"Cheng xiao, bagaimana kau tahu bahwa aku bersama mereka kemarin? Aku bahkan tidak mengenal mereka, apa kau sedang merencanakan sesuatu untuk mencelakaiku?". Kini zhan bertanya lagi dengan wajah sedih. Terlihat jelas air matanya sudah sedikit menampakan diri. Tapi di balik pertanyaannya, dia bermaksud menguji wanita itu.

"Ehh--a-aku--aku". Cheng xiao sangat gugup, dia meramas kuat bajunya dan kembali bersuara dengan berani. "Tentu saja aku melihat kalian. Aku hendak ke toilet kemari. Dan tidak sengaja aku melihat kalina pergi bersama".

Zhan yang mendengar itu kini menunduk. Tangannya sedikit gemetar.
"Cheng xiao kau----kau---hiks--apa kau sedang menuduhku? Apa maksudmu aku yang membunuh mereka?". Zhan mengangkat kepalanya menatap cheng xiao dengan air matanya yang telah tumpah membasahi pipi imutnya.
Semua orang yang melihat itu menjadi iba. Mereka tau cheng xiao sangat membeci xiao zhan. Tapi siapa yang menyangka dia akan setega itu menuduh xiao zhan membunuh 4 orang itu. Wajah imut dan seperti malaikat itu tidak mungkin melakukan hal keji seperti itu.

We Together (YiZhan💞/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang