44.

10.1K 959 78
                                    

Xiao yi berdiri dan kembali memeluk xiao zhan.

"Ayo kita kembali?"

Xiao zhan mengangguk dan tersenyum kecil. Kembali matanya menatap gundukan tanah itu.

Sean, aku akan datang lagi nanti.

Mereka berdua kembali. Xiao zhan menggunakan mobil sendiri jadi dia tidak bisa ikut bersama sang kakak.

"Kakak, em... tidak ingin singgah dulu ke rumah?" Xiao zhan bertanya dengan hati-hati.

Xiao yi menggelen dan tersenyum kecil. "Lain kali saja. Ada sesuatu yang harus kakak urus. Jika semuanya sudah selesai, kakak akan menjemputmu"

Xiao zhan mengangguk mengerti dan pergi duluan meninggalkan xiao yi.

"Zhanzhan, terimakasih telah memberiku kesempatan. Sean, kau akan tetap menjadi bagian dari kami. Kita bertiga...akan selalu bersama"

Kemudian lelaki itu memasuki mobilnya dan meninggalkan area pemakaman tersebut.

*

Di kediaman wang yang besar itu, xiao zhan duduk menyantai di balkon kamarnya dengan segelas susu hangat di tangannya. Ia menatap langit malam yang di penuhi dengan bintang sambil sedikit tersenyum. Dia merindukan saudaranya. Bahkan setiap hari dia merindukan sean. Dia terus menatap langit berharap sean mungkin akan melihatnya atau setidaknya mendengar curahan hatinya atau sekedar ocehannya. Lelaki manis itu terus tersenyum seolah ia merasa nyaman hanya dengan memandangi bintang sampai sebuah suara memanggilnya dan membangunkannya dari lamunannya.

"Zhanzhan"

Lelaki manis itu menoleh dan tersenyum kala mendapati wang yibo yang sudah berdiri tak jauh darinya. Entah bagaimana lelaki itu masuk ke kamarnya, xiao zhan tak lagi peduli.

"Kemarilah" dia menyuruh wang yibo mendekat. Yibo berjalan mendekat dan duduk disampingnya.

"Kau ingin bicara?" Xiao zhan hanya menebaknya dari raut wajah yang di tampilkan lelaki tampan itu. Wang yibo seolah ingin mengatakan sesuatu yang berat.

Dengan ragu lelaki tampan itu menatap xiao zhan.

"Ada sesuatu yang masih ingin ku tanyakan. Pembunuhan di sekolah saat itu, apa kau juga yang melakukannya?"

Xiao zhan mendesah. Lagi-lagi wang yibo menanyakan sesuatu yang membuatnya tak suka. Entah kenapa dia jadi merasa seperti seorang kriminal walau pun itu mungkin iya.

"Lagi-lagi kau menuduhku! Aku tidak membunuh bocah-bocah itu"

Yibo mengernyitkan alisnya. "La...lalu?"

Xiao zhan menyeringai jahil dan menjawab. "Fanxing yang melakukannya. Hahahah"

Wang yibo cukup terkejut. Pascanya dia belum terlalu tahu mengenai fanxing. Bahkan dia tidak tahu jika fanxing dan xiao zhan dekat.

"Ketua kelas? Bagaimana itu mungkin?"

Xiao zhan menghela nafas panjang. "Hari itu, aku di tipu. Anak-anak itu menculikku dan hampir melecehkanku. Kau tahu apa serunya? Saat fanxing datang, aku harus berpura-pura berlari keluar dengan ketakutan penuh. Hahahaa, penjahat itu memasang cctv untuk mematiskan kalau aku menderita..."

"Tunggu... maksudmu?" Yibo menyela pembicaraan xiao zhan dan bertanya. Lelaki manis itu menoleh malas ke arah yibo.

"Lupakan saja. Aku hanya bermain-main dengan anak-anak itu. Tapi mereka malah mati beneran. Padahal aku tidak sengaja"

Xiao zhan mengatakan tentang cheng xiao. Gadis itu memasang cctv di lorong pertemuan xiao zhan dan lelaki asing itu dan bahkan di dalam gedung itu. Saat xiao zhan berlari keluar, fanxing menghancurkan cctv itu dan xiao zhan tentu saja berhenti di lorong itu dan setelah ia mengatur nafasnya layaknya orang yang di kejar, ia tertawa dan cheng xiao yang sedang duduk di taman sambil tertawa senang di kejutkan dengan suara tawa xiao zhan. Wanita itu akhirnya melempar ponselnya begitu saja saking terkejutnya. Untunglah saat itu wang yibo sedang membeli es krim.

We Together (YiZhan💞/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang