34.

9.3K 864 66
                                    

Sudah beberapa bulan berlalu sejak kepegian orang tua mereka. Dan seperti yang di katakan xiao zhan, dia menjual beberapa barang penghargaan yang ia raih saat mengikuti perlombaan dan uangnya di gunakan untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Bahkan orang tua itu tak meninggalkan sepeser uang pun untuk mereka.

Xiao zhan berbaring di samping sean dan mendengar gumanan anak itu. Ia membuka matanya dan melihat apa yang terjadi pada sean dan matanya membulat saat melihat sang adik yang di penuni dengan keringat.
"Se…sean. Apa yang terjadi?".

Sean tak menjawab. Xiao zhan dengan tangan yang gemetar memegang dahi sang adik.

"Pa…panas. Sean…sean sakit".
Dia cemas. Bagaimana pun dia hanyalah anak kecil. Apa yang dia harus dia lakukan? Dia sangat bingung saat ini.

Dia berdiri dan masih dalam keadaan panik berjalan menuju dapur. Dia mengambil air dan membawanya kembali ke kamar dan mengompres kepala sang adik. Xiao zhan menjaganya sepanjang malam sambil sesekali mengecek suhu sang adik.

Hari sudah pagi, xiao zhan hanya bersandar di kepala ranjang untuk sekedar memejamkan matanya sebentar. Dia tak tidur semalaman karena demam sean yang naik turun.

Sean terbangun dan melihat xiao zhan di sampingnya. Lelaki kecil itu memegang tangan xiao zhan dan memanggilnya. "Xiaoxiao".

Xiao zhan terkejut dan bangun kembali.
"Sean, kau bangun? Bagaimana keadaanmu?".
Xiao zhan kembali meraba dahi sang adik. "Oh tidak. Suhu tubuhmu semakin panas, ayo ke rumah sakit".

Xiao zhan sangat panik. Matanya berkaca-kaca.

"Tunggu sebentar sean, aku akan memanggil taxi". Xiao zhan berbicara dengan suara yang bergetar. Lelaki manis itu berdiri dan hendak berlari keluar namun tangannya di cekal oleh sang adik.

"Xiaoxiao, kita tidak punya uang".

Xiao zhan tersenyum kecil dan melepaskan tangan sean dengan lembut. "Jangan menghawatirkan hal itu. Yang penting kamu bisa sembuh".

Xiao zhan lalu berlari keluar untuk memanggil taxi.

Taxi

Dia berteriak memanggil taxi yang lewat, dan syukurlah mobil itu terhenti. Xiao zhan berlari mendekati mobil itu dan berkata pada sang supir dengan suara bergetar dan air mata yang sudah mengalir di pipinya.

"Pak…to…tolong kemarilah, adik saya…adik saya sakit. Tolong bantu kami ke rumah sakit pak".

Itu bukan minta tolong, tapi dia sedang memohon.

Lelaki paruh baya yang merupakan supir taxi itu merasa iba pada xiao zhan. Dia pun turun dari mobilnya dan mengikuti lelaki manis itu.

"Jangan panik nak". Ujar sang supir mencoba untuk menenangkan xiao zhan.

Saat mereka memasuki rumah, sang supir taxi itu memandang sekeliling rumah yang kosong itu. Keningnya mengernyit. Dia lalu bertanya pelan pada xiao zhan.

"Nak, dimana orang tuamu?".
Xiao zhan menghentikan langkahnya dan terdiam sejenak.

Dia menghela nafas panjang dan menjawab. "Kami tidak punya".

Supir itu hanya mengangguk dan tak bertanya lagi saat melihat perubahan ekspresi xiao zhan yang dingin.

*
~Rumah Sakit~.

Xiao zhan melihat sean yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit itu. Ia menoleh dan bertanya pada sang dokter.

"Bagaimana keadaan adik saya dok?".

We Together (YiZhan💞/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang