27.

9.6K 956 47
                                    

Xiao zhan berbalik dan menatap lelaki itu dan berkata. "Aku memutuskan hubungan keluarga dengan kalian sejak saat itu. Dan, mengapa kalian hanya menanyakan aku? Kau lupa? Adikmu bukan hanya aku, walau aku tak berpikir bisa memiliki kakak sepertimu. Dan lagi, jangan memanggilku lagi! Aku sangat tidak suka melihatmu".
Xiao zhan berbalik dan hendak melangkah pergi, namun sesaat dia menghentikan langkahnya dan kembali melirik sang kakak dan berkata. "Ahh, satu lagi. Sepertinya kau sangat menyayangi adikmu. Setidaknya sekarang aku tahu, alasan mengapa kau meninggalkan kami dan lebih memilih ikut bersama pria tua itu. Hah, Ternyata sejak awal kau tahu bahwa kau memiliki adik yang baru".

"Zhanzhan. Maafkan aku, saat itu kita  masih terlalu kecil dan aku masih sangat takut dan pengecut. Aku  sungguh tidak tahu bahwa ayah akan menikah lagi. Dan tentang cheng xiao……". Xiao yi ingin menjelaskan, namun xiao zhan nampak tak ingin mendengarkan apapun lagi.

"Cukup!! Tidak usah di teruskan!! Kau membuatku jijik".

Setelah mengatakan itu, xiao zhan benar-benar pergi meninggalkan lelaki itu.

Xiao yi mengikutinya dari belakang sembari memohon padanya. "Zhanzhan, kakak mencarimu selama ini. Tolong bicaralah dengan kakak lebih lama".

Tak ingin mendapat banyak perhatian. Xiao zhan menghentikan langkahnya dan berbalik menatap pria itu lagi.
entah kenapa, dia merasa kesal saat mendengar kalimat itu berulang kali. Dia mengepalkan tangannya dan berkata dengan sedikit berteriak.

"Sejak tadi kau terus berkata bahwa kau mencariku, lalu mengapa tidak menemukanku?".

"Xiaoxiao, kakak benar-benar mencarimu. Hanya saja tidak bisa menemukan keberadaanmu".

"BOHONG!! Kau tak pernah mencariku. Bahkan sampai sekarang aku masih tinggal di rumah kita. Dan tidak pernah pindah kemana pun".

Ini adalah luka. Dan xiao zhan merasa sakit akan hal itu. Mengapa xiao yi harus membohonginya? Selama ini lelaki itu bahkan tak pernah datang mencari mereka. Xiao zhan bukan lagi anak 8 tahun yang mudah di bohongi. Bahkan dia tak pernah melangkah keluar sedikit pun untuk meninggalkan rumah itu.
Dia merasa sangat sedih atas semua kebohongan yang keluar dari mulut lelaki yang dulu sangat ia sayangi itu.

Xiao yi terkejut. Entah mengapa, dia merasa bersalah. Hatinya terasa sakit. Bagaimana pun, xiao zhan sungguh membencinya. Sekujur tubuhnya melemah, mata lelaki itu berkaca-kaca. Dengan suara lirih dia menyebutkan nama xiao zhan. "Xiaoxiao".

Xiao zhan berusaha sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan sisi lemahnya pada lelaki itu. Bahkan dia berusaha sekuat tenaga agar air matanya tidak menitik atau hanya sekedar membuat matanya berkaca-kaca. Sungguh xiao zhan berjuang untuk tetap tegar kali ini.

"Kau hidup dengan baik. Menikmati semua kekayaan dan kasih sayang. Lalu, apa kau pernah sekali saja berpikir tentang ku? Tidak! Jangan aku, tapi sean! Bahkan saat kembali. Apa kalian pernah menanyakan tentangnya? Haha…bagaimana mungkin kalian ingat? Aku berjuang untuk hidupku sendiri. Mengejar beasiswa untuk membiayai sekolahku. Sedangkan yang kalian lakukan? Hidup bahagia dan bersenang-senang. Kalian………"

Mata xiao zhan memerah. Sungguh dia ingin menangis. Tapi dia berusaha untuk menahannya. Dia berusaha mengeluarkan semua unek-uneknya. Namun sepertinya xiao yi tak sanggup mendengarkannya lagi.

"Xiaoxiao hentikan!!".
Bukan xiao yi yang menghentikannya. Tapi yubin.
Pria itu memegang pundak xiao zhan dan mencoba untuk menenangkannya.

"Kau bicara dengannya? Mengapa kau mengganggunya?". Yubin menatap tajam xiao yi dan bertanya padanya.

Xiao yi merasa gugup. Dia tak bisa melawan. Dia di posisi yang salah saat ini. Dia memang bersalah dan tak ada pembelaan untuk dirinya.

"Aku…aku hanya merindukan adikku".

"Adik? Kau masih menganggap dirimu kakak setelah meninggalkan mereka?"

Xiao yi menggeleng. Dengan suara bergetar dia berbicara lagi. "Karena itu! Karena aku salah. Aku ingin memperbaiki semuanya. Aku ingin menebusnya, jadi……".

"Terlambat. Semuanya tak bisa kembali seperti dulu!!". Yubin menimpali dan memotong pembicaraan xiao yi.

Xiao zhan menangkap bayangan yang tak di sukainya selama ini. Dia menarik tangan yubin dan berkata. "Adiknya datang. Ayo pergi".

Siapa lagi adik yang di maksud jika bukan cheng xiao?.

Sebelum benar-benar pergi, xiao zhan berkata untuk memperingati lelaki itu. "Jangan pernah mengatakan pada siapapun bahwa kau mengenalku. Jika tidak, aku akan membencimu seumur hidupku".

Lalu xiao zhan dan yubin pergi dari sana. Xiao yi tak bisa mengejar. Dia tak ingin xiao zhan semakin membencinya. Dia menunduk dan membiarkan air matanya mengalir. Sungguh dia tak tahu bagaimana kehidupan adiknya selama ini. Saat itu, dia berpikir bahwa mungkin akan lebih baik jika dia mengikuti sang ayah. Tapi dia tak berpikir tentang konsekuensi yang akan dia dapatkan nantinya. Menyesal? Bagi xiao zhan hal itu tidak berlaku lagi untuknya. Dan bagi xiao yi. Itu adalah penyesalan terbesar dalam hidupnya.

Aku banyak bersalah pada kalian berdua. Benar! Aku sangat menjijikan. Walau pun begitu, aku sangat senang bisa bertemu denganmu lagi adikku. Aku sangat bersyukur karena kamu tumbuh besar dengan baik. Dan tentang dia…zhanzhan, dia pasti bersamamu. Kau orang yang kuat. Maafkan aku xiaoxiao.

"Kakak? Apa yang sedang kau lakukan disini?". Di tengah renungan kesalahannya. Xiao yi di kejutkan dengan kedatangan cheng xiao.

"Oh tidak". Dia berpura-pura mengucak-ucak matanya dan berpura-pura bahwa dia kelilipan.
"Ayo kita makan".

Ada apa dengan kakak?.

Cheng xiao bukan orang bodoh yang akan percaya begitu saja. Tapi yah, sudalah. Menurutnya itu bukan lah hal yang penting.

*

Di dalam ruang guru. Sang wali kelas malah di buat kaget dengan keputusan xiao zhan yang tiba-tiba mengatakan ingin pindah sekolah.

"Apa? Xiao zhan, kenapa kau tiba-tiba ingin pindah?".

Xiao zhan dengan ekspresi datarnya dengan santai menjawab. "Pindah atau tidak, bukankah itu hak siswa? Jadi berikan surat pindahku".

"Ta…tapi".

"Pak, bapak tidak ingin menghalangi siswa untuk pindah sekolah kan?".

"Iya, bapak tahu. Tapi alasanmu tidak pasti dan direktur pasti tidak akan mengijinkannya".
~
Mari kita kembali pada satu hari yang lalu.

Direktur memanggil wali kelas dan berkata padanya. "Perhatikan xiao zhan. Jika dia meminta untuk pindah sekolah, jangan mengijinkannya".

~

Bagaimana direktur bisa tahu bahwa xiao zhan akan mengajukan pernyataan ingin pindah sekolah?.

Xiao zhan menatap curiga pada wali kelas dan akhirnya dia bertanya. "Bapak yang menolak, atau direktur?".

"Bapak minta maaf zhanzhan, tapi sepertinya tidak bisa. Ini sesuai dengan peraturan sekolah. Jika  tidak ada pelanggaran keras, maka  siswa tidak di ijinkan untuk keluar dari sekolah ini".

Xiao zhan mengangguk mengerti. Dia tahu, direktur ada di balik semua ini. Bahkan jika dia membolos atau melakukan pelanggaran keras sekali pun dia tak akan di hukum, apalagi sampai di keluarkan dari sekolah.

"Kalau begitu saya permisi".

Dia keluar dan menutup pintu dengan keras.

"Sial!!". Umpatnya kesal dengan tangan yang di kepal erat dan menumbuk pelan tembok di hadapannya.

Yubin yang sejak tadi menunggunya hanya bisa menggeleng kepalanya. "Kamu sudah tidak bisa keluar dari sekolah ini lagi xiaoxiao.
Bukan hanya yubin disana. Tapi juga jili dan zhou cheng. Kedua orang itu menatap bingung lantaran mereka tidak mengerti dengan apa yang yubin bicarakan barusan.

Dengan rasa penasaran yang cukup tinggi. Zhou cheng akhirnya bertanya. "Sebenarnya apa yang kalian berdua sembunyikan? Mengapa seperti sangat banyak rahasia?".

Yubin hanya tersenyum kecil dan menjawab. "Ada beberapa alasan. Hmm, tidak sekarang. Mungkin suatu saat nanti akan ku beritahu".

We Together (YiZhan💞/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang