35.

9.2K 877 88
                                    

Xiao zhan mendongakan kepalanya melihat siapa yang datang dan betapa terkejutnya dia saat melihat orang itu.

"I---ibu?".
Walau pun dia terkejut dengan kedatangan ibunya, tapi dia juga sedikit merasa legah setidaknya ibunya bisa membantunya membawa sean ke rumah sakit.
Namun ternyata dia terlalu naif.
Perasaan legahnya itu ternyata salah.

"I---ibu kau kembali? Hikss-- tolong--tolong sean bu--hikss". Suara bergetar yang terdengar menyedihkan itu kini tengah memohon.

Namun sang ibu hanya berdiri tanpa berniat untuk maju dan membantu mereka hingga sebuah suara terdengar dari belakang.

"Jadi anak ini yang kau maksud?".

Xiao zhan terkejut dan keningnya bertaut. Dia menoleh tanpa melepaskan pelukannya pada sean dan menatap pria itu.

'Pria? Siapa dia?'.

Dia membatin sambil terus memandang setiap inci tubuh pria yang seumuran dengan ayahnya itu.

Sedangkan sang ibu tersenyum kecil dan mengangguk. "Umm…ini dia".

Xiao zhan mengernyit tak mengerti. Dia kembali menatap ibunya dan bertanya. "Ibu, apa maksudnya ini? Siapa pria itu?".

Sang ibu menghela nafas panjang dan berkata. "Zhanzhan, sean hanya akan menghalangi jalanmu. Kau harus meninggalkannya dan ikutlah bersama ibu".

Xiao sepertinya mulai mengerti arah masalah ini. Dia tertawa suram dan menatap mereka dengan dingin.

"Jadi kalian yang melakukan ini?".

Sang ibu menggeleng. "Ini tidak disengaja zhanzhan. Dia menghalangi kami untuk bertemu denganmu dan mereka tidak sengaja menikamnya". Ujar wanita itu sambil menunjuk 2 orang bodyguard di belakangnya.

Sungguh wanita yang kejam. Bahkan hanya demi kekayaan dia rela membunuh anaknya sendiri? Apa itu masih bisa di sebut manusia? Dan apa dia bilang? Tidak sengaja?. Xiao zhan merasa geram. Dia mengeretakkan giginya dan mengepal erat tangannya.

"Sialan!! Apa kau masih punya hati? Apa kau benar-benar seorang ibu? Apa kau sungguh yang melahirkan kami? Kalian telah pergi meninggalkan kami dan kenapa sekarang kau kembali dan membunuhnya? Kenapa HAH??". xiao zhan berteriak dengan penuh amarah hingga sebuah tangan hangat dan suara lembut itu menghentikannya.

"Xiaoxiao".

Xiao zhan beralih menatap sean sambil berusaha tersenyum kecil sambil mengusap surai hitam sang adik. "Aku disini sean".
air matanya yang masih mengalir, jatuh mengenai pipi sean.

Sean tersenyum kecil dan memegang pipi xiao zhan.

"Terimakasih untuk semuanya. Zhanzhan, ingatlah! sean berharap zhanzhan dapat hidup dengan baik dan bahagia. Zhanzhan tahu bukan, jika sean sangat menyayangimu? Karena itu jangan sedih jika sean pergi". Lelaki itu menjedah ucapannya dan menghapus air mata xiao zhan yang mengalir semakin deras. "Zhanzhan, kau adalah kakakku. Aku tahu kau bijak. Karena itu, hiduplah dengan bahagia, aku tak ingin kau menderita karena aku. Zhanzhan, biarkan seanmu ini pergi dengan damai. Aku sudah lama merasakan sakit. Jadi kali ini aku akan beristirahat dengan tenang. Karena itu zhanzhan, jangan bersedih dan sebagai dirimu sendiri. Seperti zhanzhanku, zhanzhan yang selalu ku kenal".

Semua perkataan sean bagaikan sebuah omong kosong bagi xiao zhan. Dia menatap lekat-lekat sang adik seakan menyuruhnya untuk menarik kembali ucapannya yang tak masuk akal itu.

"Berhenti bicara omong kosong sean---hiks--kau tahu jika aku tak bisa hidup tanpamu. Jika kau pergi, itu sama saja dengan kau membawa sebagian jiwaku--jadi---hikss--bertahanlah sean--" .

We Together (YiZhan💞/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang