DAR 37

1.1K 13 0
                                    

" Bik , siapa yang datang ? " Tanya Datin Rohana .

" Datin , anaknya Datin yang datang . " Datin Rohana bergegas ke pintu apabila bibik kata anaknya datang . Sesampai dipintu , wajah Amanda dan Harris sahaja dipandang . Seketika wajah Diyana pula dipandang . Hilang senyuman wanita tua itu .

" Ha Jay , bukan main susah kamu nak balik kesini . Selalu Amanda je yang jenguk kami kat sini . Ni apa mimpi kamu datang sini ? " Dato Henry menegur Harris sebaik kelibat Harris menyapa pandangannya . Jelita yang sedang menonton televisyen itu terus menerpa Amanda . Dipeluk kakipar kesayangannya itu kuat kuat . Diyana hanya menayang muka menyampah sahaja .

" Ma , pa .. er Jay datang sini ada sebab lain . " Semua mata mata sudah pandang Harris . Harris pula yang kerisauan . Dato Henry yang tadinya sibuk baca surat khabar , menutup surat khabar itu lalu fokus kepada anaknya .

" Apa dia Jay ? Kamu ni jangan buat kami risau " Mamanya bersuara . Cara Harris cakap seperti ' sesuatu ' sangat . Amanda dari tadi hanya diam sahaja . Diyana tersenyum senyum menunggu kata keramat keluar dari mulut Harris .

" Macam ni , Jay nak kahwin dengan Diyana . Amanda setuju hidup bermadu dan ini semua kehendak Amanda . Lagipun Jay memang sayang dekat Diyana . Elok Jay halalkan Diyana . Takdelah orang salah sangka . Jay datang sini nak minta restu semua orang .. " Ujar Harris penuh lembut . Wajah Dato Henry sudah menyinga . Mamanya juga seakan bengang dengan tindakan Harris .

" Aah auntie , betul cakap Harris . Kitorang saling mencintai satu sama lain . Jadi lagi elok kalau kami kahw—" Kata kata Diyana dipintas padu oleh Datin Rohana .

" Apa ni Diyana ? I dah bagitahu you haritu putuskan hubungan dengan Jay sebab Jay dah ada isteri . Tapi you ni tak faham bahasakan ?! " Datin Rohana sudah menjerit mengamuk . Bengang sekali dengan perangai Diyana . Ditoleh pula memandang Amanda yang hanya menunduk sahaja .

" Amanda ! Amanda dah hilang akal ke ? Mana ada perempuan dalam dunia ni rela bermadu melainkan ada sebab sebab tertentu . Kamu cakap Amanda , apa dah jadi sebenarnya ni ? " Perlahan suara Datin Rohana bertanya kepada Amanda .

Kepala digeleng lalu diangkat wajahnya menatap wajah ibu mertuanya . " Ma , Amanda buat semua ni memang ada sebab . Dan sebabnya biarlah dirahsiakan . Suatu hari nanti semua akan tahu juga . Amanda harap mama restu perkahwinan kedua Harris dengan Diyana " Usai berkata keluhan dilepaskan . Diyana tersenyum girang . Lengan Harris dipeluknya . Tak malu punya perempuan .

" Fine ! Jay nak sangat mama restu kan ? Ok mama restu . Tapi lepas je Jay kahwin jangan sesekali Jay tunjuk muka Jay depan mama lagi . " Mamanya menarik lengan Amanda lalu mereka berlalu pergi .

" Papa sama macam mama . Papa restu , tapi lepastu jangan datang sini lagi " Kini Dato Henry pula bangun dari duduk dan berlalu pergi .

" Jel , Jel tak macam mama dan papa kan ? " Harris seakan memujuk Jelita . Jelita hanya mengangkat bahu lalu dijeling Diyana .

" Jelita hanya ada kakipar seorang je . Only Amanda ! " Disembur kata kata itu dihadapan muka Diyana . Diyana hanya diam disitu . Kini tinggal mereka berdua sahaja diruang tamu itu . Harris meraup mukanya berkali kali . Diyana disebelah cuba menenangkan Harris .

" You dah la tu . Kita jadi juga kahwin kan ? I kan ada . Jom la pergi shopping apa yang patut " Diyana menarik lengan Harris supaya bangun dari duduk .

" Nak shopping apa ? Kita kahwin dekat siam . Bukan dekat sini . " Usai berkata Harris berlalu keluar dari rumah itu . Diyana hanya menurut sahaja .

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dia , Amanda RoseWhere stories live. Discover now