30. DIFNG

135 6 0
                                    

Sampai di markas tepatnya markas di Melbourne, beberapa anggota membungkuk kala Disa a.k.a Dian berjalan masuk diikuti Zarta dan tim intinya.

"Selamat datang nona." Sapa sang ketua.

"Lo kesini juga?" Tanya Dian pada sahabatnya yang tengah merentangkan kedua tangannya.

"Tangan gue udah cape nih, ngga niat bales apa?" Bukannya menjawab Jouis justru mencibir dengan tampang merajuk.

"Sadar tampang, ekspresi lo ngga cocok tau nggak?!" Dian ikut balas mencibir, kemudian berlalu menuju ruangannya.

"Ehh ini anak barunya yah?" Tanya Jouis setelah Dian menghilang. Ekspresinya pun kembali datar.

"Iya, gue Keisa." Ucap Zarta tersenyum ramah sembari mengulurkan tangannya.

Seketika semuanya menatap Zarta datar, bukan tepatnya menatap dingin. Hanya sang ketua yang masih setia dengan tampang datarnya tanpa membalas uluran tangan Zarta.

Zarta yang menyadari adanya perubahan itu menurunkan tangan dan menunduk.

"Salam ketua." Kompak Inti dari tim leader berusaha mengalihkan suasana. Jouis hanya balas mengangguk tanda menerima saalam.

"Saya Jihan dari tim leader. Sebagai tim yang membawa Keisa saya minta maaf. Dia masih anggota baru." Ucap Jihan—macan Dian-.

"Baiklah kalau begitu. Kamu ikut saya." Ucap Jouis sambil menunjuk Zarta.

Jouis membawa Zarta menuju ruangannya. Ruangannya terlihat luas dan nyaman.

"Silahkan duduk." Ucap Jouis mempersilahkan. Nadanya terdengar lebih lembut dari sebelumnya.

"Makasih." Balas Zarta terdengar kikuk.

"Jadi nama asli lo Zarta Keisand Fernando, right?" Zarta mengangguk sebagai jawaban.

Jouis kembali memandang berkas identitas Zarta setelah mendapat jawaban.

"Boleh nanya nggak?" Tanya Zarta pelan karena masih merasa canggung.

"Of course."

"Kenapa tadi suasana diluar jadi berubah? Gue masih nggak tau kesalahannya." Tanya Zarta ragu dengan tampang polosnya.

Jouis terkekeh mendengar penuturan anggota barunya itu. Zarta yang melihat reaksi itu hanya senyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya.

"Pendaftaran lo di markas Jerman kan?" Tanya Jouis.

Zarta hanya mengangguk. Ia masih tak mengerti arah pertanyaan Jouis yang melenceng jauh dari topik pertanyaannya.

"Apa pimpinan Brain yang memberikan pengarahan waktu itu?"

"Bukan, dia ada urusan mendesak. Jadi digantikan Mark." Mendengar itu, Jouis hanya mengangguk paham.

"Biar gue jelasin. Harusnya saat menjadi anggota baru, lo udah dikasih pembekalan sama pimpinan atau pengarah."

"Tadi suasana berubah karena lo pake lo-gue sama gue. Bahkan bukannya menunduk lo malah mau salaman." Jelas Jouis.

"Tapi Dian... " Sanggahan Zarta tergantung kala mengingat posisi dirinya dan sahabatnya yang berbeda jauh.

"Ya, posisi kalian berbeda. Meskipun kekuasaan gue sama dia atau dua lainnya berbeda tingkatan, tapi kami sama-sama pendirinya. Kemampuan kamipun tak jauh beda." Jelas Jouis lagi yang mengerti isi pemikiran Zarta.

"Dan biasakan untuk tidak menyebut nama asli anggota lain." Peringat Jouis.

"Iya, maaf." Sesal Zarta lirih.

Dian Is Fuck Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang