42. DIFNG

122 6 0
                                    

Pelajaran kedua nampak berlangsung seperti biasa. Berbeda dengan Andri yang lebih memilih untuk membolos. Dirinya hanya jengah dengan guru Bahasa Indonesia yang begitu cerewet. Tak lupa juga beliau yang antusias membandingkan dirinya dengan Andre.

Andri bersenandung ria seraya tersenyum lebar melewati koridor yang nampak sepi. Tangannya ia masukkan kedalam saku.

'Eh Alya bukan si?' Gumam Andri bertanya pada dirinya sendiri.

"Alya." Panggil Andri setelah berada tepat dibelakang sang pemilik nama.

Alya yang dipanggil mendadak pun kaget hingga menjatuhkan tumpukan buku di tangannya yang ia pinjam.

Seakan lupa dengan barang bawaannya yang terjatuh, Alya langsung membalikan badannya. Memastikan siapa gerangan yang membuatnya terlonjak kaget.

"Ehh temennya Aska yang kembar itu yah?" Tanya Alya yang memang belum sempat berkenalan.

"Iya. Gue Andri, kembar sama Andre. Kalo yang mukanya datar berarti itu Andre kakak gue." Mendengar perkenalan itu, Alya hanya tersenyum kikuk.

"Aku Alya. Aku duluan ya kak." Balas Alya seraya berpamit.

Alya langsung berjongkok menata kembali buku yang berserakan dibawah. Alya diperintahkan guru untuk mengambil buku Bahasa Inggris untuk satu kelas di perpustakaan.

"Gue bantu." Celetuk Andri yang sudah ikut berjongkok.

"Ehh, makasih kak." Balas Alya berterimakasih. Dirinya tak mungkin menolak, melihat Andri yang sudah berjongkok dan mulai membantu memungut buku-buku pinjamannya.

"Gue bantu sampe kelas sekalian yuk!" Ujar Andri setelah kembali berdiri.

Sebelum mendapatkan penolakan, Andri lebih memilih berjalan mendahului Alya. Alya pun hanya bisa mendengus tanpa berani menghentikan bantuan kakak kelasnya yang seenaknya sendiri.

Baru mau menaiki tangga, Indra keluar dari toilet lantai dasar.

"Eh Al, Ndri." Sapa Indra yang lebih terlihat seperti kaget.

"Hai Ka." Sapa Alya.

"Kok?" Mengetahui kebingungan Indra, Andri langsung berujar.

"Gue nggak sengaja nabrak tadi. Terus mau gue anterin nih."

"Yaudah sini, biar gue yang nganter." Ujar Indra langsung mengambil alih tumpukan buku yang berada di tangan Andri.

"Yaudah gue balik." Pamit Andri.

"Gue duluan Al." Pamit Andri pada Alya sembari menepuk dua kali lengan kanan Alya. Andri berlalu menuju lift, hendak pergi ke rooftop.

Tubuh Alya seketika menegang. Jantungnya bahkan berpacu dengan cepat, tak terkendali hingga menimbulkan rasa panas dingin secara bersamaan.

"Al!" Sentak Indra karena panggilannya sedari tadi tak kunjung ditanggapi.

"Eh iya kenapa?" Balas Alya gelagapan.

"Kamu mikirin apaan hayo?" Tanya Indra mulai tersenyum jahil.

"Apaan si Ka. Udah ayo buruan." Alya memilih meninggalkan Indra, daripada harus ditanyai yang aneh-aneh.

"Eh kok aku ditinggal." Teriak Indra, namun tidak diindahkan sama sekali oleh Alya.

¤=¤=¤=¤

Bel istirahat sudah berbunyi, Dian dan keempat sahabatnya ikut bergabung bersama meja most wanted. Indra sudah bergelayut manja di lengan Dian, membuat siapa saja yang melihatnya bergidik.

Dian Is Fuck Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang