39. DIFNG

114 6 1
                                        

Drrttt drrttt drrttt

"Hallo bang?" Sapa Dian.

"Udah malem, masih belum pulang?" Tanya Andre to the point.

"Belum. Aku mampir dinner dulu sama Aska."

"Makan dimana?"

"Nggak tau nanti deh gampang."

"Berarti belum makan, ini udah lewat jam makan malem Ta!"

"Bentar lagi kok bang. Toh Tata kan sama Aska. Aman kok."

"Mana Aska, abang mau ngomong."

"Nggak usah deh ya bang. Udah ya, aku tutup. Dah!"

"Huhh"

Dian bernafas lega. Dadanya sudah deg-degan setengah mati. Takut-takut kakaknya itu menyadari dirinya berbohong.

Bukan maksud Dian berbohong, hanya saja dia tak ingin nantinya ada pertengkaran. Dalam hatinya juga setengah merasa tidak bersalah. Karena rencananya kan memang dia mau dinner setelah selesai pemotretan.

Namun realitannya mengatakan tidak. Takdir tidak menuliskan akan rencananya bersama Indra malam ini.

Entah kemana laki-laki yang tengah Dian tunggu hampir satu jam ini. Sekarang sudah jam setengah sembilan, seharusnya satu jam lalu Indra menjemputnya.

Telepon Dian pun selalu mendapatkan balasan dari operator, ketika hendak menanyakan kabar. Chatnya juga terus terhenti pada pemberitahuan terkirim.

Dian hanya berpikir, mungkin terlambat atau macet, atau bahkan keduanya.

"Hacim"

Dian tak kuasa menahan dingin. Udara malam memang tidak seberapa di Jakarta, tapi pakaian terbuka Dian yang membuatnya semakin kedinginan. Mana Dian tau kalau dirinya berujung menunggu seorang diri.

'Apa gue pulang aja ya?' Gumamnya setelah 20 menit berjalan.

Dian celingukan melihat sekitarnya sudah mulai sepi. Telapak tangannya tak henti mengusap lengan, sesekali pada kaki. Melihat Jam sudah hampir pukul sembilan, Dian memutuskan untuk pulang.

Dian mengirimkan pesan pada seseorang untuk mengantarkannya mobil. Sambil menunggu, dia tak henti berusaha menghangatkan tubuhnya.

"Hacim"

Bersinnya lagi. Oh sungguh, dia tidak seperti biasannya.

Tin tin

Ditatapnya mobil merek Pininfarina Sergio Ferrari yang baru datang.

'Berani dia mengklakson gue. Tunggu, emang gue punya mobil gitu? bukannya ini... ' Pikir Dian dalam hati.

Setelah pengendara itu turun, Dian membelalakan matanya tak percaya.

"Hi Ta, long time no see." Ujar laki-laki pengendara itu.

Dian hanya Dian, merasa tak percaya.

"Kok disini?"

"Do you miss me?" Tanyanya sembari mengedipkan sebelah mata.

Dian yang melihat ekspresi itu hanya memutar bola matanya. Tanpa mau menunggu lagi, ia masuk ke dalam mobil, di kursi penumpang.

Mobil mewah ini hanya muat dua orang saja. Jadi hanya ada kursi kemudi di kiri dan kursi penumpang di kanan.

¤=¤=¤=¤

"Aku udah nggak papa Ka. Kamu mending temuin Dian, dia pasti lagi nungguin kamu."

"Dia pasti udah balik, kamu tenang aja Al. Lagian kamu itu sendirian. Aku diamanahin buat jagain kamu."

Dian Is Fuck Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang