Dian sibuk bermesraan dengan Indra, tepatnya Indra yang terus bersikap romantis terhadap tunangannya. Sedangkan teman-temannya memilih asik bercanda ria sambil ngemil. Berbeda dengan Andre yang memilih diam menatap handphone dan Lita yang memilih diam makan.
Namun, sebuah suara mampu menyita perhatian mereka.
"Permisi." Ujar siswi itu dengan sopan.
Huft
Dian mendengus pelan hingga tak ada yang menyadari.
"Ngapain berdiri Al? Langsung duduk aja." Ujar Indri yang melihat sahabatnya tetap berdiri, bahkan berbasa-basi dengan kata permisi.
"Kamu Ara?" Tanya Alya pada Indri yang tadi membalasnya dengan posisinya yang masih berdiri.
Jujur, Alya merasa gugup. Bukan hal yang mudah membawa rasa salah atas nama kakaknya. Apalagi pada sahabat yang lama tak berjumpa. Belum lagi duka yang ia rasakan satu hari sebelumnya.
"Iya, kamu kenapa?" Balas Indri.
"Lah, baru sehari udah pikun neng?" Cerca Lita.
"Lit!" Sentak Dian tajam, membuat yang namanya terpanggil diam.
Mata Alya bergerilya, menerka-nerka dari sekian banyaknya laki-laki mana yang memiliki nama Aska, dia hanya takut menyinggung. Takut dianggap melupakan teman lama.
Alya tau meja Indri dan Indra saja karena dia bertanya sewaktu sampai di kantin.
"Aska aku minta makan kamu" Ucap Dian pada tunangannya, membuat yang lain menatap Dian bingung.
Alya meneguk salivanya susah payah, merasa kehadirannya mengganggu karena acuhan Dian. Namus disisi lain ia juga bersyukur. Dia sekarang tau pemilik nama yang tengah ia cari.
"Santai aja kali Al. Bang Andre bagi minumnya tuh ke Alya." Ucap Dian lagi menyuruh Andre yang memang berada di ujung meja, paling dekat dengan Alya yang masih berdiri. Andre juga yang minumnya masih utuh tak tersentuh karena sibuk bermain handphone.
"Nih minum." Ucap Andre agak datar sambil memperhatikan Alya.
'Ini beneran Alya, garis rambutnya di tengah. Berarti beneran dia?' Batin someone.
"Lo Alya?" Tanya Lesha setelah Alya selesai minum.
Lesha nampak ragu melihat perubahan sikap Alya yang berubah 180° dari sebelumnya.
"I-iya."
'Iya, pasti ini Alya yang asli.'
"Kamu kenapa Al?" Tanya Indra yang entah sejak kapan sudah bangkit dari duduknya. Dia lantas mendudukan Alya bersamanya di samping Andre.
Alya tentu menerima dengan lapang perlakuan lembut Indra, tanpa tau ada dua hati yang terbakar api cemburu.
Alya sebenarnya belum tau bahwa Aska teman kecilnyanya adalah keluarga Jovanji. Dirinya bahkan tidak tau-menau mengenai pengusaha-pengusaha terkaya di dunia, yang sebenarnya anak-anaknya tengah duduk bersama dirinya.
Pengusaha terkaya dunia saja tidak ia ketahui, apalagi pertunangan antara sahabat kecilnya bersama Dian. Kasian sekali Dian yang duduk dipojok dengan panas merajalela ditubuhnya.
"A-aku Alya." Jeda Alya.
"Iya, kamu emang Alya."
Alya mengambil nafas perlahan. Ia menyiapkan tekad. Dalam hati ia berdoa semoga ia kuat menceritakan semuanya tanpa perlu berdrama menangis.
"Yang kemarin itu kak Elya." Lirih Alya yang masih didengar semuanya.
"Maksudnya." Koor mereka bersamaan, kecuali Dian dan Alya tentunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dian Is Fuck Nerd Girl
Fiksi RemajaDiananta Permata Saputri Argajaya adalah seorang gadis cantik yang merubah penampilannya. Dia merasakan tertarik dengan seorang laki laki. Namun dengan identitasnya yang bisa dikatakan tidak sedikit, membuat dirinya harus berakting dengan beberapa p...