2. Kali Pertama

455 11 0
                                    

Terik matahari di siang hari menyelimuti permukaan bumi. Beruntung kamar gue ber-AC, jadi ngga perlu khawatir kepanasan.

Gue beranjak dari kursi belajar, membiarkan laptop yang masih menyala terang meninggalkan jejak gambar dengan tanda pause di tengahnya.

Setelah menutup pintu kamar, gue menuruni anak tangga. Tujuan gue mulai terlihat dimata, kulkas.

Gue ambil dua buah jeruk segar dan es batu. Terus gue bawa ke meja dapur. Langkah gue menuju lemari dapur, mengambil alat pemeras jeruk sederhana dan gelas.

"Rumah apa kuburan si, sepi amat." Ujar gue bergumam sambil memeras jeruk.

•••••

Bagaimana tidak sepi. Mansion privasi ini hanya dihuni gue, bonyok, abang gue dan dua asisten rumah tangga terpercaya.

Mansion keluarga Argajaya yang dikenal banyak orang bukan mansion yang gue ditinggalin sekarang.

Alasan gue pilih tinggal di mansion privasi karena gue nggak mau banyak orang tau, kalo putri Argajaya sudah ada di Jakarta. Pasti nanti wartawan pada heboh.

Karena kemaren gue baru balik dari Paris, jadi bonyok and TwintsAr'j tinggal di mansion privasi deh. Jarang jarang bisa kumpul kaya tadi pagi.

Di setiap kota pasti ada rumah atau villa Argajaya, buat tinggal papah atau mamah yang sering keluar kota ngurus bisnis. Inilah kenapa kita jarang banget kumpul. Dan bang twints pasti selalu berdua. Nggak tau deh ada temennya apa engga, mainnya bener apa engga.

•••••

Gue balik ke kamar segelas es jeruk segar dan pop corn buat ngemil gue pas nonton. Nonton film dong pastinya.

'Kapan yak gue punya temen, seenggaknya yang nggak mandang karna harta bonyok gue gitu' gumam gue.

Nggak kerasa gue nonton sampai jam dua siang.

"Belum makan siang. Makan diluar aja kali ya." Ucap gue bermonolog.

Gue lekas bergegas mandi dan segera berpakaian mengenakan kaos dan hot pants. Dengan rambut terurai gue tutup pake topi merah bertuliskan 1984. Gue juga pakai kacamata hitam dan masker biar nggak ada yang ngenalin nantinya.

Langsung gue ke garasi ngambil motor sport hitam baru gue. Melaju dengan kecepatan tinggi menuju café milik bang Andri.

Gue masuk dan memilih tempat duduk dipojok. Cocok buat gue yang sendirian dengan penampilan mengintimidasi.

'Nasib jomblo deh' gumam gue dalam hati.

Tak lama gue duduk, waiters café datang bawa buku menu dan sebuah papan kecil.

"Selamat sore Kak, ini daftar menunya. Mau langsung pesan atau nanti saja?" Sapa waiters sambil bertanya.

"Selamat sore. Langsung aja, gue pesen Bebek panggang kacang kacangan, Molten chocolate cake, minumnya Avokado miloshake."

"Baik Kak, saya ulang pesanannya. Satu Bebek panggang kacang kacangan, satu molten chocolate cake, dan satu avokado miloshake."

"Yap" Ucap gue membetulkan. "Silahkan tunggu Kak. Kami akan segera mengantar pesanan anda." Ucap waiters tersebut dan beranjak pergi setelah mengucapkan 'selamat sore' sembari tersenyum.

Sambil menunggu pesanan, gue duduk memainkan ponsel. Karena rasa bosan melanda, gue menikmati langit yang sedikit berawan di luar jendela berkaca.

Tak lama setelahnya, waiters lain mengantarkan pesanan gue. Langsung gue lahap dengan perlahan dan santay.

Dian Is Fuck Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang