44. DIFNG

113 4 0
                                    

Dian selesai menjalani rutinitas paginya di ruang olahraga. Baru turun dari tangga, nampak Andri tengah meminum segelas susu. Bahkan ada sisa roti panggang diatas piring.

"Matahari belum nongol dan lo udah rapi. Mau kemana tuh?" Tanya Dian setelah sampai di dapur.

"Kepo lo kaya dora!!" Balas Andri sebelum meninggalkan adiknya.

"Oh!" Dian memilih menuju dapur untuk mengambil minum.

Sedangkan Andri yang sudah rapi, keluar rumah. Beberapa maid yang memang bekerja shift malam sampai pagi membungkuk hormat.

Andri melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Wajahnya nampak ceria, bahkan ia ikut bersenandung menemani indahnya alunan musik.

Sampai ditujuan, Andri memilih diam menunggu setelah mengirimkan sederet kalimat melalui pesan teks.

¤=¤=¤=¤=¤

"Hosh hosh hosh..." Desah Alya selagi mengistirahatkan tubuhnya.

"Jangan langsung berhenti Al, jalan sebentar dulu." Pinta Andri yang langsung dilaksanakan.

"Pelan-pelan dong ka!" Keluh Alya setengah berteriak.

"Duduk sini."

Alya dan Andri duduk di latar pinggir lapangan lari, dimana botol minum keduanya berada. Mereka saat ini tengah berada disalah satu GOR ternama di Jakarta.

"Masih cape?" Tanya Andri setelah melihat Alya selesai meneguk minumnya.

"Lumayan. Kak Andri gimana?" Andri tersenyum sembari menggeleng.

"Habis ini mau sarapan sekalian?" Tawar Andri.

"Nggak usah kak. Aku ada rencana lain." Balas Alya seraya tersenyum manis.

"Oh, mau ngapain emang?" Tanya Andri penasaran.

"Ada interview." Jawab Alya.

"Oh lo lagi nyari kerja?" Tanya Andri lagi.

"Iya. Ini satu-satunya kerjaan yang partime lagi ada lowongan."

"Kalo hasilnya udah keluar lo kabarin gue. Semoga si ketrima ya."

~•~•~•~

"Oke siap nih!" Ucap Jouis seraya membanting sebuah map di atas meja.

"Ada gunanya juga lo, ngga jadi balik." Komentar Lita.

"Udah dibantuin bukanya terimakasih malah..." Balas Jouis menggantungkan kalimatnya bermaksud menyindir.

Yup, Jouis batal untuk kembali ke Amerika karena harus menghadiri sebuah pertemuan rahasia antar ketua mafia di Indonesia.

Berkas yang sudah ia selesaikan juga merupakan berkas mengenai kasus milik Ben. Setelah ini terbongkar sudah rencana keluarga Retto.

"Jadi apa rencana lo?" Tanya Zarta pada Lita.

"5 tahun Permata Company?" Jawab Lita dengan angkuh.

"Kok jadi perusahaan gue?" Sanggah Dian tak terima.

"Mau perhitungan lo?" Dian hanya menghela nafas terpaksa.

"Fix di perayaan 5 tahun Permata Company yah!" Simpul Lesha yang dibalas deheman.

"Bukti-bukti tinggal kita susun aja. Satu hari cukup. Sedangkan perayaan masih ada kisaran dua minggu lagi. Beres pasti. Tinggal kita buat alurnya aja." Ujar Lita.

"Rencana acara gue udah beres. Rundown juga udah siap, tinggal persiapan properti. Jadi lo ngomong sama Fran soal ini." Jelas Dian menginformasikan persiapan acaranya.

Dian Is Fuck Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang