48. DIFNG

110 3 0
                                    

Bel istirahat telah berbunyi beberapa saat lalu. Setelah mengajak Zarta, Lita dan Dian kembali berjalan menuju kantin.

Sepanjang perjalanan, banyak siswa siswi berbisik sana sini. Entah apa yang menjadi topik mereka. Yang pasti itu adalah gosip terkini yang masih hangat, bahkan mungkin saja baru menetas.

"Eh Tar, ada apaan si? Rame banget." Tanya Zarta ketika hendak berjalan melewati Tari.

"Masalah taman di samping gedung!"

Zarta mengangguk-angguk sebelum pamit. Dia kembali menyusul dua sahabatnya yang berjalan berjalan lebih dulu.

"Ehh kalian tau nggak?!" Celetuk Zarta ditengah acara makan mereka.

Tentu seperti biasa, sekumpulan most wanted berkumpul di satu meja. Kecuali Andre yang sedang perjalanan bisnis dan Lesha yang masih melajukan misinya.

Dian melempar sendok miliknya, sehingga menimbulkan suara cukup keras antara sendok dan mangkuk.

Zarta yang baru sadar telah mengganggu waktu makan Dian langsung meringis. Tak lupa jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.

"Lo lanjut makan aja, gue nggak ngomong sama lo kok." Ujar Zarta.

Dian lantas kembali menyantap bakso miliknya. Berbeda dengan teman-temannya yang beralih pandangan kembali pada Zarta. Menunggu kelanjutan cerita yang hendak ia perdengarkan.

"Jadi tuh, katanya ada anak olimpiade yang denger suara lagi di taman samping gedung."

"Maksud lo setan?" Tanya Lita to the point.

"Gue denger juga tadi sebelum ke kantin. Tapi gue masih ngga ngerti soal cerita itu." Jawab Indri.

"Kalian yang anak baru, dengerin gue aja nih!!" Sambar Kenan.

Pandangan yang merasa penasaran mengarah menatap intens Kenan.

"Lita jangan liatin gue gitu dong, kan jadi baper guenya!" Canda Kenan dengan sok malu-malu.

"Jangan banyak bacot!!" Hardik Lita seraya mendelik, membuat Kenan cemberut.

"Jadi, disana emang udah terkenal angker."

"Kebanyakan si yang ngalamin emang anak yang ga percaya mistis dan lebih suka tempat yang tenang, apalagi anak olim, mereka kan suka banget belajar di tempat yang tenang. Jadi mereka pasti ke taman samping."

"Gue pernah kesana!" Ucap Dian. Ternyata dia sudah menghabiskan baksonya.

"Kesananya masih di jalan setapak? Atau sampe ujung?" Tanya Kenan.

"Jalan deket gedung."

"Itu mah masih lingkup luar. Dari yang gue denger, awalnya ada sepasang siswa yang lagi pacaran. Mereka duduk di kursi besi ketiga dari ujung. Terus mereka denger suara kaya sesuatu yang mau patah."

"kreek kreek kreek" Lanjut Kenan dengan suara berat hingga menambah kesan horor dalam dongengnya.

"Mereka berdua nyebarin itu, dan banyak yang dateng, tapi yang lain pada nggak ada yang denger. Setelah kurang lebih satu bulan, ada anak pinter, katanya si dia ansos dan cuma punya temen satu, temen bangkunya."

"Waktu itu dia sendirian ke taman samping. Ngga lama katanya si dia balik ke kelas lari-lari sambil nangis ketakutan gitu. Sampe kelas dianya cerita ke temen sebangkunya."

"Lari-lari sambil nangis, keliatan banget hoaxnya." Komentar Lita

"Maklum lah, cerita turun temurun pasti ada aja yang dibikin lebay." Balas Zarga.

Dian Is Fuck Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang