12. Angka #1

205 6 1
                                    

"Pagi mah pah." Sapa gue dan mereka cuma mematung kaget.

Berapa detik kemudian, bukannya bales sapaan gue malah tanya.

"Siapa?" kompak bonyok gue.

Ya mereka belum tau, kan setiap berangkat gue gak ketemu, tiap pulang gue di jemput Jeje, jadi atribut nerd udah dilepas.

"Ini Tata." Dan mereka tambah kaget.

"Kenapa dandan kaya gitu?" Tanya mamah gue.

"Ya nyamar dong mah."

"Nyamar buat apa si sayang." Khawatir mamah.

"Buat seneng-seneng." Jawab gue asal.

"Indra tau nggak?" Tanya papah.

"Enggak."

"Trus nanti gimana pulangnya, kan kalian pulang bareng." gue cuma memicing.

"Mamah nggak bilang ke tante Rozelly kan,  kalo Tata sekolah di AHS?" selidik gue.

"Untungnya si belum." Jawab mamah kemudian kembali mengambilkan lauk untuk papah.

"Dan jangan ngungkapin kalo Permata company punya Tata. Ini peringatan bukan permohonan."

"Besok buka samaran kamu, papah nggak mau tau."

"Tata nggak mau." Acuh gue

"Kalo masih maksa, Tata keluar dari rumah dan batalin tunangannya." Ucap gue kemudian memakan croissant di atas meja.

Diam beberapa saat, setelah selesai makan berlanjutlah perbincangan yang sempat tertunda.

"Kenapa twins nggak lapor kamu nyamar kaya gini?"

"Karena mereka nggak tau." enteng gue tanpa rasa dosa ngebohongin bonyok gue.

"Kalo nggak tau, berarti mereka taunya kamu nggak masuk sekolah. Kok nggak lapor."

"Tata yang nyuruh."

Mereka diam, dan gue langsung meminum segelas susu.

"Lagian nggak bosen apa? dapet info anak dari laporan terus?" Sindir gue dan langsung pergi dari mansion.

Jelas lah jalan kaki. Walaupun jarak mansion A'rj sama AHS deket, tapi yang jauh itu dari pintu utama mansion ke gerbang.

Jaraknya dua kali lipat lebih dari jarak mansion ke AHS.

¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤

Sekolah masih sepi, iyalah masih jam 6, makannya tadi twins belum turun buat sarapan.

Sampai di kelas, gue ngerjain tugas. Ya iya lah belum dikerjain, males banget ngerjain tugas di rumah, orang kerjaan banyak. Selesainya gue milih tidur.

Sebelum tidur, gue pasang jam di tangan kanan, dan alat pendengaran di telinga. Ini adalah alat komunikasi untuk misi nanti.

Bel masuk berbunyi, dan gue dibangunin sama Lexi. Jam pelajaran pun berlangsung.

Kriingggg

Bel yang mengantarkan siswa ke surga dunia akhirnya berbunyi nyaring.

"Jangan lupa latihan soalnya dikerjakan. Kita bahas di pertemuan selanjutnya." kata seorang guru, menutup pembelajaran.

Semua siswa berhamburan keluar kelas, menuju kantin. Termasuk gue dan Lexi.

Dian Is Fuck Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang