Seseorang menyunjingkan senyum membaca kabar akan diadakannya konferensi pers dari pihak agensi Jiyoon atas kabar yang sedang hangat di negara ginseng ini. Sudah dua puluh empat jam, berita itu masih menjadi trending nomor satu di Korea Selatan dan juga worldwide. Dia semakin bangga akan dirinya sendiri.
"Tenang saja. Ini baru permulaan."
Orang tersebut menekan tombol 'Send' untuk mengirimkan sebuah e-mail pada beberapa media yang akan bergabung dalam konferensi pers tersebut.
"Selamat menjalankan konferensi persnya, Jiyoon-ssi."
☆☆☆
Jira bulak-balik menggerakan kaki di kamarnya. Menggigit jarinya dengan gusar. Kepalanya terus memikirkan apa saja yang harus dia katakan di depan para wartawan hari ini. Karena tidak menemukan ide sedikit pun, Jira sampai tidak bisa berpikir apa-apa.
Mana ponselnya disita Hwang Li. Dia jadi tidak bisa memenangkan diri dengan menelepon Jihoon. Seburuk apa beritanya? Hingga Jira tidak diperbolehkan membaca informasi tentangnya sendiri.
Jira hanya diberikan kertas berisi hal-hal penting yang terangkum dari beritanya. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ditanyakan nanti pun, sudah disiapkan agensinya. Tapi ini kan jadi seperti kepura-puraan. Dia bukan sedang berakting yang disuruh menghafalkan skrip, ini adalah kejadian nyata yang semua ucapan dan jawabannya harus murni dari dirinya sendiri.
Meski niat agensi untuk membuat masalah ini segera selesai dengan memberi jawaban yang baik-baik saja. Namun rasanya tetap kurang jika jawaban tentang dirinya harus diatur juga.
Jira menghembuskan napasnya. Mendudukan diri disisi kasur sambil mengedarkan pandangan di seluruh ruangan. Jihoon, kenapa orang-orang yang ada di dekatku selalu saja mengalami masalah? Apa aku memang seharusnya hidup sendirian tanpa orang lain?
Eomma, appa, Hwang Li dan sekarang agensinya sendiri. Apa nanti Jihoon juga akan mengalami masalah?
"Jira-ya.." Panggilan dari Hwang Li menghentikan lamunannya.
"Kau sudah siap? Kita sudah harus berangkat ke tempat konferensi pers."
Sejak masalah kemarin, Hwang Li jadi sedikit berhati-hati saat bicara dan bertindak. Tidak lagi seenaknya dia. Hwang Li tau jika Jira membutuhkan ketenangan dan waktu sendiri.
"Nde. Aku akan keluar. Tunggu di mobil saja." Balas Jira. Sedikit lemas.
Dia merasa bersalah dengan semua orang. Jika dia pergi, apa orang-orang yang dia sayang bisa terhindar dari masalah?
☆
Keadaan tempat diselenggarakannya konferensi pers terlihat sangat ramai. Tidak hanya para pers yang datang, tapi juga ada penggemarnya dan orang-orang yang mungkin sebagian dari mereka sudah menjadi haters-nya.
Meski suasana hatinya sedang tidak baik, dia tetap menebar senyum ramah agar orang-orang yang masih mempercayainya, tidak terlalu khawatir dengannya.
Konferensi pers dilaksanakan dalam keadaan tertutup. Saat Jira berjalan memasuki ruangan, para pers itu sudah melayangkan kameranya untuk memotret setiap gerak-geriknya. Lampu flash dengan suara jepretan dari kamera mereka masing-masing, membuat telinganya terdengung dan pandangannya kabur.
Di depan tempat duduknya juga sudah tersedia banyak microfon dari berbagai media. Dari media yang terkenal sampai media yang biasa saja. Ketika CEO mulai membuka acara, setiap pers langsung melayangkan pertanyaan yang sudah mereka persiapkan.
Jira bisa menjawab setiap pertanyaan pers dengan baik dan jawaban yang memuaskan untuk pihaknya. Walau tidak semua jawaban tersedia dari kertas yang dia baca dan hafalkan itu, tapi Jira masih bisa menambah dan menyambungkan menurut versinya untuk menjawab pertanyaan tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
FanfictionBook 2 Lanjutan dari Partiture Dulu hobi ku bukan bermusik, tapi sekarang aku berkutat dengan alat musik. Tidak pernah terlintas dipikiranku ingin menjadi penyanyi, tapi aku telah menjadi bagian dari dunia para musisi. Tidak ku sangka, hidupku berub...