41. Kotak Musik dan Foto

119 19 5
                                    

"Mood-nya sedang bagus ya?" Tanya Soonyoung. Baru saja keluar dari kamar dengan rambut acak-acakan dan kaos oblong melekat di tubuhnya. Mengambil segelas air dan menengaknya sambil menunggu Vernon menjawabnya.

"Sepertinya. Aku keluar, dia juga sudah ada di sana sambil senyum mendengarkan musik."

Soonyoung menghabiskan minumnya, lalu berteriak memanggil Jihoon. "Woozi-ya, kau sedang apa? Jangan senyum-senyum di pagi buta begini. Menyeramkan."

Jihoon melepaskan earphone-nya dan memandang kedua orang itu, "Kalian sudah bangun?"

"Bahkan kita ada di sini saja kau tidak mengetahuinya. Memang kau sedang apa? Bukankah lagu untuk comeback japan sudah ditentukan." Kata Soonyoung. Mengambil segelas air minum lagi untuk ditegak.

"Bukan itu, aku hanya sedang merencanakan pembunuhan." Soonyoung secara spontan menyemburkan air yang baru saja masuk ke mulutnya. Dengan santai Vernon menghindar sebelum mengenai semburan itu.

"Aish! Hyung jorok sekali."

"Mian." Balasnya. Masih sedikit terbatuk-batuk karena terkejut. Sedangkan Jihoon tertawa puas karena berhasil mengerjari seorang, mungkin dua member sekaligus pagi ini.

"Bercanda. Aku sedang merencanakan hal lain. Hal yang belum sempat ku selesaikan." Kata Jihoon lagi. Tanpa menjelasan lebih rinci, pria itu kembali mengenakan earphone-nya dan kembali memandangi ponsel itu dengan senyuman yang sekarang tampak menyeramkan.

"Mood dia memang sedang baik." Simpulkan Soonyoung. Memilih kembali ke kamarnya. Lagipula sekarang baru pukul empat pagi.

☆☆☆

"Aku menganggap ciuman adalah hal sakral yang hanya akan ku berikan saat aku lebih serius denganmu."

"Ciuman adalah bentuk janjiku."

"Karena sejujurnya, aku menciummu karena aku tidak mau kehilangan dirimu. Aku ingin bertemu denganmu kembali, aku ingin bersamamu selamanya dan aku ingin menjadikanmu milikku seutuhnya."

"Percayalah padaku. Aku akan menemuimu setelah semua ini selesai."

Jira terbangun dari tidurnya. Tersadar di waktu yang sama saat pria dalam mimpi itu hampir saja menciumnya. Jira menyentuh bibirnya sendiri. Mimpi itu terasa sangat nyata. Dia bahkan merasa bibirnya benar-benar tersentuh meskipun dia selalu terbangun sebelum bibir mereka benar-benar menempel.

Siapa pria itu? Jira tidak bisa ingat wajahnya dengan jelas. Hanya setengah yang bisa dia lihat, sedangkan matanya seakan buram.

Bukan sekali saja Jira memimpikan pria ini. Tapi sudah beberapa minggu. Terkadang mimpinya sama. Terkadang juga ada di kejadian yang berbeda. Tapi masih kaitannya dengan ciuman. Jira ingat saat memimpikan pria itu yang menembaknya dulu, baru menciumnya. Ada juga saat mereka berdua sedang menangis, seakan mengucapkan perpisahan. Lalu saat pria itu marah dan terlihat kesal seperti menahan cemburu. Yang terakhir, dia seakan mengucapkan janji suci.

Apa dia seseorang dari masa laluku? Kepala Jira jadi terasa sakit setiap kali mencoba menemukan jawaban atas teka-teki mimpinya ini. Terlalu aneh, tapi kemampuan otaknya tidak sanggup untuk mengingat sampai di sana. Mungkin ini lah yang dialami semua orang amnesia. Jira berusaha mencari jawaban simpelnya.

Daripada kepalanya lebih sakit lagi, Jira memilih untuk mengambil kotak musik yang dia taruh di atas nakas. Membuka tutupnya dan mendengarkan musik yang unik dari lagu itu. Memandang boneka beruang sedang memainkan pianonya di sana, Jira menikmati lantunan musik yang berbeda dari kotak musik pada biasanya itu. Jika kotak musik lain memainkan lagu fur elise, maka lagu ini seperti musik ballad.

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang