Prolog

3.7K 126 2
                                    

"Nis"

"Nisss"

"Nisha!!"

Gadis yang sedang asik melihat update-update terbaru idolanya itu tergejolak kaget oleh panggilan sahabat karibnya itu. Bahkan ponsel miliknya hampir saja jatuh mengenai lantai.

Semua pasang mata kantin pun juga ikut menatap mereka berdua karena suara keras milik Ara.

"Apa-apaan sih Ra kita jadi di liatin satu kantin kan!" Kesal Nisha.

"Kok jadi lo yang kesel sih, harusnya kan gue gara-gara lo tuh di panggil gak nyaut-nyaut!" Sentak Ara.

Nisha memutar bola matanya malas, dia sibuk menutupi wajahnya dengan ponsel karena merasa malu di tatap oleh seluruh penghuni kantin.

"Anjir kita di tatap sinis dong sama kakel" bisik Ara.

"Jelas lah!" Balas Nisha.

Nisha kemudian menyimpan ponselnya di saku baju dan mulai memakan mie pangsitnya.

"Lagian tadi lo ngapain sih serius banget main hp?" Tanya Ara penasaran.

Bukannya menjawab Nisha malah memasang wajah murungnya. Melihat itu Ara sudah tau pasti apa yang baru saja di lihat oleh Nisha.

"Makanya lo itu jangan halu ketinggian"

"Kayak lo gak aja!"

"Setidaknya gue gak galau kayak lo hahahah"

Nisha tak mengubris ucapan Ara dia lebih memilih untuk mengalah dari pada harus beradu argumen dengan sahabat karibnya. Karena hal itu percuma dia hanya akan selalu kalah.



🌠🌠🌠




"Thanks for watching guyss, jangan lupa buat pencet tombol subscribe, nyalain tombol lonceng, like, comment, dan share video ini yahh byee"

"Oke done!"

"Huft capek banget"

Gema langsung saja merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu sambil mengipas pelan badannya. Seperti hari-hari pada biasanya, dia kali ini full job dan harus benar-benar menjaga stamina tubuhnya.

"Boy bentar lagi ada jadwal apa lagi? Tanya Gema kepada salah satu team sekaligus managernya.

Bang Robi terlebih dahulu mengecek di ipad milik Gema, "ada meeting kerja sama" jawabnya.

Gema hanya mengangguk paham lalu bangkit dari rebahan yang hanya beberapa menit saja. Menurutnya dia harus tetap fokus dan professional sebagai seorang influencer yang di idamkan banyak orang.

Tiba-tiba ponsel milik Gema berbunyi.

"Halo sayang"

"Halo mi"

"Kamu udah selesai syuting?"

"Udah kok mi ini barusan aja kelar"

"Terus habis ini ada kerjaan lagi nak?"

"Ada meeting kerja sama"

"Oh iya udah kamu hati-hati yah sayang jangan lupa buat makan dan jaga kesehatan mom and dad selalu ada buat kamu love you sweet"

"Iya mi love you too"

Gema tersenyum singkat setelah usai berbicara dengan umi lewat telfon. Meskipun umi dan abi berada di luar negri mereka berdua tidak pernah absen untuk sekedar menanyakan kabar dan menyuruh Gema untuk menjaga kesehatan.

"Boy berangkat!" Seru Gema bersemangat.

Bang Robi yang mendengar itu bergaya hormat lalu menyiapkan perlengkapan yang mungkin nanti di butuh kan.

Suport dari umi beserta keluarga sangat berarti besar untuk Gema. Apa lagi dari fans-fans setianya. Biasanya setiap malam sebelum tidur Gema selalu melihat-lihat postingan video atau foto-foto dari fansnya.

Tak jarang Gema di buat tertawa kecil bahkan terbahak-bahak melihat video karya fansnya yang di edit sedemikian rupa.

Kak Mimah
P
P
P

Me
Apaan?

Kak Mimah
Dimana?

Me
Jalan mau ke tempat 
meeting, knp?

Kak Mimah
Di suruh sama umi buat ingetin
makan sama jemput adek-adek

Me
Oh iya Gema inget kok

Kak Mimah
Inget-ingett tapi nanti lupa lagi! Makanya
cari gandengan supaya Kak Mimah
gak repot ngingetin kamu terus

Me
Gema nunggu waktu yang pas dulu

Read

Gema mendengus kesal melihat pesan terakhirnya yang hanya di read saja oleh sang kakak.


Kak Mimah ada benernya juga sih batin Gema.

Superstar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang