"Jadi pelajaran kita hanya sampai di sini, pada pembelajaran yang akan datang kita akan ulangan harian jadi ibu harap kalian sudah mempersiapkan diri, sekian ibu pamit dulu"
Kring kring kring
Bertepatan dengan keluarnya bu Minda dari kelas XI IPA 3 bel istirahat telah berbunyi. Dengan sekejap kelas yang awalnya hening menjadi riuh karena berebutan keluar kelas.
Nisha masih setia duduk di tempatnya. Dia sibuk menghapus beberapa foto sang idola di ponsel miliknya.
Ara yang berada di sebelah Nisha melirik sekilas. "Kan udah gue bilangin gak usah banyak-banyak simpen foto dia" sahutnya.
"Jangan mulai deh Ra" balas Nisha.
"Gue yang ngefans sama taehyung aja gak pernah tuh nyimpen foto dia sampai memori hp gue penuh" cibir Ara.
"Ya iyalah gak pernah! Orang memori hp lo lebih gede dari pada gue!" kesal Nisha.
Ara tertawa lepas karena berhasil membuat Nisha kesal. Membuat kesal sahabatnya adalah hal yang wajib bagi Ara lakukan sehari-hari.
"Ra lo kalau mau ke kantin duluan aja soalnya kerjaan gue masih banyak"
"Emang lo ada kerjaan apa lagi?" Tanya Ara.
"Gue harus tulis rangkuman pelajaran barusan" jawab Nisha seraya menyimpan ponsel di dalam tasnya.
"Ya elahh sekali-kali gak usah ngerangkum pelajaran kan bisa Nis"
Nisha menghela nafasnya, "lo kan tau cita-cita gue tuh tinggi dan susah buat di gapai"
Ara memiringkan badannya agar bisa berhadapan dengan Nisha. "Lagian kenapa sih lo mau jadi dokter?" Tanyanya.
"Ya pengen aja" jawab Nisha.
"Lo itu harus punya alesan kalau cuma karena pengen atau cuma mau nyoba-nyoba aja takutnya nanti lo malah nyesel"
"Gue punya alesan kok"
"Apa coba?" Tanya Ara penasaran.
"Alesan gue pengen jadi dokter bukan karena gajinya yang banyak, bukan karena jadi dokter itu terpandang baik, tapi karena gue pengen banget jadi orang yang bisa menolong sesama manusia. Di luar sana pasti banyak orang-orang yang kesakitan tapi gak punya uang untuk berobat jadi mereka hanya bisa pasrah dan menunggu waktu,gue kasian sama mereka dan gue pengen banget bantuin orang-orang itu" jawab Nisha dengan terang dan jelas.
Ara hanya mengangguk-anggukan kepalanya, "Ah au deh gak paham gue"
🌠🌠🌠
Sepulang sekolah Nisha dan Ara memutuskan untuk pergi berbelanja sebentar di salah satu pusat perbelanjaan mall.
Mereka sudah meminta izin kepada kedua orang tua mereka masing-masing. Sudah menjadi hal biasa mereka selalu pergi berdua. Tak pernah ada larangan dari orang tua mereka, kecuali pergi ke tempat yang tidak baik dan pulang jam malam.
Dari mereka berdua Ara lah yang belanjanya paling banyak. Hampir semua toko di sini dia borong. Ara memang begitu anaknya sangat boros. Orang tuanya pun tak pernah memarahinya karena memang Ara adalah anak orang kaya. Di tambah lagi dia adalah anak satu-satu maka dari itu Ara selalu di manja dan di sayang oleh ke dua orang tuanya.
"Niss nonton dulu kuyy itu ada film yang bagusss" sahut Ara yang berhenti mendadak sambil menunjuk salah satu poster film.
Nisha menoleh mengikuti arah pandang Ara. Dia berpikir sebentar kemudian baru memutuskan.
"Kita nontonnya kapan-kapan aja ya soalnya gue ada les persiapan buat olim minggu depan" tutur Nisha.
"Astagaa Nishaa kenapa lo gak bilang kalau minggu depan ada olim kan gue gak bakalan ngajak lo buat keluar" seru Ara, "harusnya lo itu diem di rumah belajar atau apa kek ini malah mau aja di ajak ke mall" omelnya.
Meskipun kadang Ara menyebelkan, dia tetap seorang sahabat yang baik hati dan peduli terhadap Nisha. Apa lagi kesehatan milik sahabatnya. Ara benar-benar sangat takut kehilangan Nisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Superstar (SELESAI)
Teen FictionPernah gak kalian selalu haluin bias atau pun idola lain jadi pacar atau bahkan pendamping kalian seumur hidup? Pernah kan Kalau pernah ini adalah kisah yang cocok untuk kalian baca hihi Tidak banyak yang dapat aku sampaikan di deskripsi ini langsun...