Part 26

636 33 0
                                    

Saat ini Gema sudah berada di sebuah hotel karena besok pagi dia beserta keluarganya di undang oleh salah satu youtuber. Sejak tadi Fia dan Rafi sudah setia duduk di samping Gema mendengar curhatannya.

"Dia udah nge-like foto abang kok" sahut Fia.

"Yang bener?" Tanya Gema dan di jawab anggukan oleh Fia.

"Kira-kira dia termasuk fans atau haters abang yah?" Gumam Gema sendiri.

"Kalau menurut Rafi sih dia nge-fans mungkin"

"Tapi bisa jadi juga dia haters" timpal Fia.

"Emang ada haters yang nge-like postingan orang yang gak dia suka?" Tanya Rafi.

"Ada lah" jawab Fia.

"Terus abang harus gimana?" Ujar Gema.

"Saran Fia sih ya mending abang ikhtiar dan selalu berdoa yang terbaik, jangan lupa juga buat sepertiga malamnya harus lancar"

"Alhamdulillah sampai sekarang semua itu gak pernah bolong" balas Gema.

"Ya udah yuk kita nyusul yang lain katanya kan ada meet and greet" sahut Rafi.

Kemudian mereka bertiga pun ikut bergabung dengan yang lainnya dan bersiap-siap untuk pergi jumpa fans.







🌠🌠🌠







"Kita itu deket tapi rasanya jauh" gumam Nisha sendiri sambil menatap matahari yang akan menghilangkan sinarnya.

"Apaan sih kaga jelas dah tadi bilang deket terus jauh maksud lo apaan sih Nis" celetuk Bisma yang sudah merusak suasana senja Nisha.

Nisha berdecak sebal, "kalau gak paham mending diem!" Sewotnya.

Sementara Ara dan Fikri tertawa terbahak-bahak melihat Bisma yang di kecam oleh Nisha.

Ya kita dekat, hanya berjarak beberapa meter saja. Kita tinggal di bumi yang sama, di negara yang sama, di provinsi yang sama, dan di kota yang sama. Tapi entah mengapa rasanya seperti engkau jauh. Jauh di sana yang tak dapat ku temukan. Aku tak dapat melihat mu langsung sekali pun

"Galau mulu bu" sahut Ara.

Nisha yang mengerti kalau dia yang di sindir pun berucap, "gak tau gue kenapa" katanya.

"Harusnya kita di sini buat seneng-seneng bukan buat galau-galauan" ucap Fikri yang masih setia memegang jagung bakar.

"Nisha" panggil salah satu panitia camping.

"Iya kak ada apa ya?"

"Saya di suruh untuk menyampaikan kepada kamu buat mewakili kelompok mu ke supermarket dekat sana"

"Oh iya kak"

Bisma dan Fikri sudah bersorak riang karena mereka akan pergi berbelanja. Tapi naas kakak panitia itu hanya membolehkan Nisha untuk membawa satu teman. Dan tentu saja dia akan memilih Ara.

Kini Nisha dan Ara menyusuri jalanan yang agak ramai. Gemerlap lampu jalan kota bandung sangatlah indah. Hujan rintik-rintik kembali membawa Nisha kepada kegalauan  yang dia alaminya.

Melihat Nisha yang sudah tertunduk lesuh, Ara berusaha untuk membuat sahabat satunya ini untuk kembali tersenyum.

"Heh, jangan galau mulu napa" tegur Ara.

"Masih banyak tau cowok di luar sana yang lebih dari si Gema itu"

"Tapi gue kan udah srek sama dia Raa"

"Hadeh yang lupain aja lah"

"Nah eta lo bilang 'lupain aja' itu gampang banget tapi melakukannya yang susah, kalau ngomong kayak gitu gue juga udah sering tapi tetep gue gak bisa nge-lupain dia Raa" jelas Nisha.

"Aneh deh kok bisa ya lo sampai sesuka itu sama si Gema"

"Gak tau juga gue"

Keduanya kembali fokus karena sudah sampai di supermarket. Bolak-balik mencari bahan-bahan yang tadi sudah di tulis.

"Nis gue ngambil 2 boleh ya" ujar Ara.

"Iya-iya tapi pakai duit lo" balas Nisha.

Ara mengangguk paham kemudian dengan cepat mengambil 2 botol kaleng minuman itu.

"Eh kak bagi satu dong" tiba-tiba saja ada seorang anak kecil yang entah datang dari mana ingin mengambil salah satu minuman kaleng Ara.

"Ck, nih ambil satu"

"Tapi aku maunya yang rasa mangga kak!"

"Heh! Bocil untung-untung gue kasih lo satu! Kaga ada gue juga demennya yang mangga" omel Ara.

Nisha hanya dapat menyimak pembicaraan Ara dan anak itu, "awas Raa anak itu ngelapor sama ibunya" ucap Nisha.

Dan benar saja anak itu kembali datang bersama sang ibu, "itu bu si kakak ini ngambil minuman aku"

"Eh enak aja! Saya duluan ngambil ini!" Ucap Ara yang tak mau kalah.

"Sudah ikhlaskan saja ya nak" kata ibu itu kepada Ara.

Sontak Ara yang tidak terima langsung menggelengkan kepalanya, "bu saya duluan yah yang ngambil jadi jangan seenaknya gitu, saya udah sopan nih bu tapi kalau ibu maksa saya lagi saya gak terima!"

Anak kecil itu pun menangis sekencang-kencangnya dan merengek kepada ibunya.

"Duh nak ikhlaskan saja ya anak saya nangis nih lagian situ udah besar kok gak mau ngalah"

Ara melebarkan matanya mendengar pernyataan ibu-ibu itu. Bisa-bisanya ya ibu itu marah-marah kepadanya yang tak bersalah.

Saat Ara ingin membuka mulutnya untuk adu bacot dengan ibu-ibu itu Nisha lebih menarik lengannya dan berlari kabur dari ibu dan anak kecil itu.

"Cepeten Ra ayo bayar" ucap Nisha

Mereka berdua pun dengan tergesa-gesa membayar dan membungkus barang-barang mereka. Karena di belakang sana ibu-ibu itu mengejarnya. Setelah selesai semua mereka berdua berlari keluar supermarket.

"Huft....hah....hah.... bentar Raa gue capek nih" sahut Nisha sambil ngos-ngosan.

"Sa..sama Niss gue juga capek..."

Ara yang lebih dulu mengangkat kepalanya dengan terkejut melihat orang yang berada tak jauh di depan sana. Dia pun menepuk beberapa kali pundak Nisha yang masih tertunduk capek.

"Apa sih Raa gue masih ha..habis tenaga nih" kata Nisha.

"Angkat kepala lo sekarang juga! Lo gak akan percaya sama apa yang ada di depan lo" suruh Ara.





Thank you ya buat yang udah setia baca sampai bab ini. Gak lama lagi Superstar udah mau tamat nih. Jadi jangan lupa buat ninggalin jejak ya<3

Superstar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang