Part 5

921 57 0
                                    

Ara bersama keluarganya sedang berjalan-jalan di kota seoul. Sejak tadi dirinya tak bisa berhenti mengabadikan momen. Ketika cogan korea lewat Ara tidak segan-segan meminta berfoto bersama.

"Huft capek banget gue dari tadi mondar-mandir" gumamnya.

Ara menyipitkan matanya memperhatikan seseorang yang berdiri tidak jauh darinya. Betapa terkejutnya Ara melihat orang itu. Dengan cepat dia menelfon sahabatnya yang berada di Indonesia.

"Halo Nis kabar baik kabar baikk" seru Ara.

"Kenapa? Apa sih?"

"Gue barusan liat bang Gema lo"

"Hah?! Serius?"

"Iya beneran dah gue gak boong"

"Hmm ya terus kenapa?"

"Lo gak mau minta gue salamin gitu atau apa lah"

"Makasi tawarannya Ra tapi kayaknya gak usah deh, enak ya lo Ra bisa ketemu tatap muka langsung"

"Lah-lah jangan melow dong Niss padahal niat gue nelfon lo itu supaya lo bisa semangat sekolahnya"

"Gak apa-apa Ra, udah dulu ya bentar lagi udah mau masuk kelas nih byee Raa hati-hati"

Tut tut tut

Sambungan telfon pun di matikan sepihak oleh Nisha.

"Yahh kok di matiin sih, apa gue ke sana aja yak?"


Perasaan kata adek kelas tadi bang Gema ada di Uzbek kok bisa tiba-tiba di Korea?? Batin Nisha.




🌠🌠🌠




Gema sudah merasa sangat kelelahan melewati perjalanan yang panjang ini. Dari kemarin istirahatnya hanya sebentar. Perjalanan tadi pun dia sama sekali tidak bisa tidur karena kerusuhan adek-adeknya.

"Jadi sekarang kita ke hotel ya, hari ini kalian istirahat semua aja dulu" kata umi.

Yang lain mengangguk paham kemudian mulai membereskan barang-barang mereka.

Perjalanan menuju hotel membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit dengan menaiki bus. Baru saja Gema ingin memejamkan matanya sejenak tiba-tiba Fariz datang menempati tempat duduk di sebelahnya.

"Kalau kamu mau nganggu abang tidur mending pergi dari situ" ujar Gema memperingati

"Dih siapa yang mau ngangguin, aku kesini itu mau liatin abang berita-berita yang sekarang lagi viral di akun-akun fansbase" jelas Fariz.

"Emang apaan?" Tanya Gema yang masih memejamkan matanya.

"Nih ya katanya kemarin itu abang sempat ketemu sama cewek Uzbek yang cantikk banget, terus katanya abang bilang kalau abang mau jodohnya kayak dia"

"Ohh ternyata fans-fans indra pendengarannya tajem banget ya" ucap Gema.

"Abang beneran ngomong kayak gitu?"

Gema mengangguk.

"Emang gak mau jodohnya orang Indo?"

"Suka aja liat keturunan yang mix gitu"

Fariz hanya membuka mulutnya membentuk huruf 'o' kemudian kembali pergi untuk mencari mangsang jahil berikutnya.




🌠🌠🌠



"Mi bagusnya Gema nikah kapan ya"

Pertanyaan Gema barusan sedikit membuat Umi terkejut. Tiba-tiba saja Gema datang lalu duduk di dekatnya kemudian melontarkan pertanyaan seperti itu.

"Ya terserah kamu sayang kalau kamu udah mapan nanti umi bantuin buat nyari yang cocok" jawab umi sesantai mungkin.

"Gema sih maunya sekarang"

Umi membulatkan matanya terkejut, "beneran? Kamu udah siap?"

"Menjalin pernikahan itu bukan satu hal yang mudah, bukan hanya cinta yang di perlukan tapi ilmu juga penting" sahut abi.

"Apa kamu sudah sangat yakin dengan keputusan mu?" Tanya umi.

Gema berpikir keras. Sebenarnya dia sudah sangat ingin memiliki pasangan hidup. Tapi satu sisi ia masih ragu. Takut jika dia salah pilih atau pun ternyata dirinya belum sepenuhnya siap.

"Kamu masih mudah sayang" umi mendekat kepada Gema membelai lembut rambutnya.

"Jangan takut kehabisan jodoh, banyak perempuan di dunia ini, untuk saat ini kamu ikhtiar dulu, berdoa sama Allah SWT. semoga jodoh yang sudah di siapkan untuk kamu bisa segera datang" terang umi.

"iya mi" balas Gema sambil tersenyum.

Hotel yang di tempati oleh Gema menyediakan makanan gratis 3 kali dalam satu hari. Ada sarapan,makan siang, dan makan malam. Karena sejak tadi mereka semua menghabiskan waktunya dengan istirahat dan beberapa pekerjaan ringan, malam ini mereka memutuskan untuk makan malam di hotel saja.

Setiap travailing keluarga besar Gema menganggkut kurang lebih 20 orang. Ada kedua orang tuanya, kakak-kakak beserta pasangan mereka, adek-adek, dan beberapa team.

"Permisi bang"

Gema membalikan tubuhnya mendengar suara seseorang.

"Boleh foto?" Tanya orang asing itu.

Oh ternyata orang Indo mungkin GeSquad gumam Gema dalam hati.

Karena tidak merasa keberatan Gema segera mengangguk dengan tersenyum. Dia lebih memilih orang mendatanginya dan meminta foto dari pada orang-orang yang memotretnya dari jauh tanpa izin. Menurutnya itu sangat menganggu privasi seseorang.

Saat Gema bersiap untuk berfoto dengan orang yang tidak di kenalnya, orang itu malah berhadapan dengannya.

"Bukan foto bareng, tapi gue cuma mau foto bang Gema sendiri" jelas orang itu.

Gema mengerutkan keningnya, "kenapa?" Tanyanya.

"Temen gue ngefans banget sama lo eh maksudnya beng Gema tadi gue udah ngabarin dia kalau gue ketemu sama bang Gema terus gue tanya lo mau nitip salam atau apa gitu eh dia malah bilang 'Makasi tawarannya Ra tapi kayaknya gak usah deh, enak ya lo Ra bisa ketemu tatap muka langsung' dianya jadi melow gitu kasihan gue" ungkap Ara dengan panjang lebar.

Gema tertawa geli mendengar ungkapan orang yang ada di hadapannya ini. Sebegitu ngefansnya kah teman orang ini.

"Siapa namanya?" Tanya Gema mulai penasaran.

"Hamba Allah" jawab orang itu.

Gema kembali di buat kebingungan dengan jawaban orang ini.

"Mak-

"Udah ya makasi bang fotonya gak usah kepo juga sama sahabat gue ntar suka eh tapi bagus si kalau abang juga suka dia jadinya dia gak sedih mulu" ujar Ara asal.

"Dia selalu sedih karena..."

"Iyaa karena bang Gema tapi gak usah khawatir dia bakalan baik-baik aja" balas Ara kemudian pergi meninggalkan Gema yang masih di buat penasaran dengan sosok itu.

Superstar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang