Part 8

762 44 0
                                    

"Baik pak, pasti-pastii, ya pak"

Baru saja Gema bersiap-siap untuk jalan-jalan lagi bersama keluarganya. Dia mendapat telfon yang memintanya untuk mengisi acara yang akan di adakan oleh si pengundang. Gema awalnya berkata kalau dirinya tidak bisa datang karena sedang berlibur dengan keluarga.

Akhirnya mereka mencari cara agar Gema tetap bisa ikut memeriahkan acara tersebut. Pemecah masalahnya pun terpecah, orang tersebut berkata bahwa Gema bisa ikut memeriahkan dengan cara virtual dalam kata lain lewat video call. Gema juga tidak keberatan dengan ide itu lalu menerimanya.

"Boyy masukin dalam jadwal ya supaya gak lupa" ucap Gema pada sang manager.

Bang Robi yang mendengar itu mengancungkan jempolnya.

Gema bersiap-siap untuk bergegas pergi menyusul keluarga lainnya yang sudah turun ke bawah terlebih dahulu. Ini adalah kesekian kalinya dia bersama keluarganya mengunjungi kota seoul.

Tempat wisata yang akan mereka datangi hari ini adalah Some Sevit atau Hangang Floating Island. Salah satu tempat wisata yang pernah boming beberapa tahun lalu. Yang membuat tempat wisata ini bomimg, karena sempat di pakai untuk syuting salah satu film Marvel yakni Avengers: Age of Ultron.

Some Sevit sendiri merupakan bangunan yang berdiri di atas pulau terapung buatan yang di bangun di atas Sungai Han. Dari sini pun kalian bisa melihat ke arah Banpo Bridge dan menikmati rainbow fountain dari sudut yang berbeda.

Seperti biasa suasana selama perjalanan menuju tempat wisata sangat rusuh. Semua mulai berbicara di depan camera masing-masing. Sampai bang Jejen salah satu team keluarga Gema memberitahukan untuk berdoa terlebih dahulu.

Seseorang menepuk bahu Gema dari belakang membuatnya harus berbalik badan untuk melihat siapa gerangan yang menepuk bahunya. Dan saat membalik tubuhnya ternyata itu adalah kakak iparnya.

"Kenapa kak?" Tanya Gema.

"Kamu sendirian aja duduknya"

"Seperti yang kakak liat" ucap Gema pasrah, sebenarnya dia sudah pasti tahu bahwa kakak iparnya ini pasti akan membicarakan tentang pendamping hidup.

"Belum dapet temen sehidup semati?"

Gema hanya mengangguk.

"Oh gak apa-apa santai aja abang kamu kan juga dulu nikahnya pas umur-umur 25 tahunan gitu" celetuk kakak ipar Gema.

"Iya kak" balas Gema.

"Bahas apaan nih" sahut bang Atha (kakak sulung Gema sekaligus suami dari kakak ipar yang baru saja mengobrol dengan Gema) yang baru saja ikut nimbrung.

"Bahas jodoh Gema lagi yak" tebak Atha, melihat tak ada respon dari keduanya Atha pun yakin tebakannya benar.

"Kuat banget lo 25 tahun jaga hati" ucapnya lagi.

"Iya loh kamu termasuk kuat juga gak pernah deket sama cewek"

Gema tersenyum tipis, "kata siapa" ujarnya.

"Jadi kamu pernah deket sama cewek terus gak ngasih tahu umi?!" Kaget Atha.

"Bukan gitu, selama 25 tahun itu emang aku gak pernah kayak deket banget sama cewek, tapi aku pernah suka sama seseorang cuma ya gak berani deketin malahan aku jauhin—

"Lah kok malah di jauhin" sela Atha.

Gema mengela nafas, "soalnya takut nanti khilaf terus malah salah jalur" lanjutnya.

"Kirain karena kelamaan jomblo jadi betah sendiri" kelakar kakak iparnya.

Gema hanya ikut tertawa kecil meskipun hatinya sebenarnya hancur karena hampir setiap hari seluruh keluarganya bertanya tentang jodohnya yang tak kunjung di dapat. Dia juga sebenarnya tidak menginginkan ini terjadi ya tapi mau bagaimana lagi inilah takdirnya. Inilah jalan yang sudah di tentukan oleh Allah SWT. mau bagaimana pun kita harus tetap menjalinanya.

Salah satu firman Allah yang selalu Gema ingat dan prioritaskan adalah, Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. Maknanya sangat-sangat dalam menurut Gema. Itulah yang membuat Gema selalu menerima apa yang sudah di takdirkan untuknya.

Superstar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang