Part 35

589 33 0
                                    

Besok adalah hari terakhir Nisha memberikan waktu untuk penjelasan, dua hari ini benar-benar tidak ada pihak keluarga dari Gema yang menjelaskan meski sedikitpun. Malahan berita kedekatan Gema dan Seira terus menyebar.

"Lo di terima di 2 kampus jadi lo mau pilih yang mana?" Tanya Ara sambil melahap kentang goreng di atas meja.

"Belum tau juga gue pusing nih" jawab Nisha.

Mereka saat ini berada di sebuah kafe yang terletak tidak jauh dari apartemen dan kampus mereka.

"Kenapa gak lo coba-coba dulu di dua kampus itu" sahut Bisma.

"Lo kira kue mau di coba-coba" balas Fikri.

"Tapi ada benernya juga sih sama apa yang di bilang Bisma" ucap Nisha.

"Lo gila? Yakali kampus ngebolehin lo buat coba-coba"

"Gue diizinin kok"

"Hah gimana-gimana? Kok bisa?" Tanya Ara kepo.

"Jadi karena gue sering ikutan lomba terus gue pernah masuk organisasi osis sama pramuka gue di bolehin buat pindah ke kampus yang satu kapan pun gue mau dan katanya gue gak perlu repot-repot ngurusin perpindahan gue karena yang ngurusin dari pihak kampus sendiri" ungkap Nisha.

"Enak ya jadi anak pinter" celetuk Fikri.

"Kata siapa? Kalau gue boleh milih gue lebih suka jadi anak sederhana dengan nilai yang gak tinggi dan  gak rendah, jadi pinter itu banyak bebannya lo harus bisa pertahanin nilai lo, lo harus sebisa mungkin buat jaga mental karena biasa banyak tekanan yang lo dapat, entah dari keluarga, temen, atau pun pihak sekolah" Nisha menjeda ucapannya dengan meminum es tehnya.

"Jadi menurut gue agak wajar sih anak ambis yang marah kalau pekerjaan dia di contek karena dia belajar susah payah terus lo dengan seenaknya nyontek pekerjaan dia, andai lo cuman  nyalin catatan atau minta ajarin cara pekerjaannya ya mungkin dia gak marah"

"Terus lo bahagia dengan status pinter lo?" Tanya Bisma.

"Gue gak pinter, cuman kebetulan gue sedikit rajin aja, gue yakin kalian juga pinter dengan cara kalian sendiri, pinter itu bukan sekedar akademik doang, pinter/cerdas itu banyak macamnya dan kalau tentang gue bahagia atau gak, ya setengah sih setengah bahagia setengah gak, karena selama ini banyak pengalama baik dan buruk gue tentang kepintaran, gue coba buat nikmatin aja dari pada stress terus bunuh diri kan gak lucu" jelas Nisha.

"Wahh jadi makin yakin gue kalau sebenarnya gue itu pinter ya cuma bodoh aja" sahut Fikri.

"Lah itu gimana apa sih maksud lo Fik" ucap Ara geram.

"Heheh salah cuyy maksud gue sebenarnya gue itu pinter cuman ya males belajar ajee"

"Jadi gak sabar gue buat ospek besok lusa" ujar Nisha.

"Gue juga" timpal Ara.

Bisma sibuk melahap kentang goreng di atas meja, "gwe jwugwa gwak swa—

Plak

"HABISIN MAKANAN DI MULUT LO DULU!! JOROK TAU!!" Jerit Ara.






🌠🌠🌠







"Bang Gema gila?! Udah berusaha sejauh ini terus kayak gini apa maksudnya sih bang!!"

Dalam ruangan ini berisi seluruh anggota keluarga Gema, mereka sedang membicarakan tentang hubungan Gema yang akhir-akhir ini sangat tidak baik.

"Sabar dulu Fariz" ucap kakak tertuanya menenangkan.

"Gak bisa bang, Fariz cuma gak habis fikir sama bang Gema apa pun alasan bang Gema yang bikin semua kayak gini itu keterlaluan! Fariz kayak gini karena dari awal Fariz yang sering di jadiin tempat curhat, Fariz juga lumayan deket sama kak Nisha, Fariz gak bisa bayangin gimana kecewanya kak Nisha saat ini sama bang Gema!"

Gema hanya diam tak membalas dan menyangkal sekali pun. Apa yang Fariz katakan memang benar adanya.

"Kenapa diem aja bang?!" Fia ikut bersuara.

"Ngomong bang ngomong!!!" Kesal Fariz.

Sejak tadi memang hanya Fariz yang selalu emosi. Yang lainnya hanya diam menyimak sambil sesekali melirik Gema.

"Abi gak tau apa yang ada di pikiran kamu Gema" tegas abi.

"Dari awal umi udah seneng liat kamu yang mapan tapi.... kenapa sekarang jadi seperti ini Gema"

"Ge..gema punya alasan mi" ucap Gema yang baru bersuara.

"Kita semua juga tau bang! Abang pasti punya alasan tapi setidaknya bilang sama kita apa alasannya siapa tahu kita bisa bantu abang!" Ungkap Fariz.

Kak Mimah hanya bisa menatap Gema dengan tatapan yang sulit di artikan. Mulutnya terlalu kelu untuk mengungkapkan segala unek-unek yang ada di kepalanya.

"Biarin Gema yang urus semua ini. Kasih waktu ke Gema ini bakalan jadi pelajaran buat Gema kalian bisa bantu doain Gema aja udah gitu" ujar Gema yang juga ikut emosi karena selalu di sudutkan.

"Oke! Oke kita kasih waktu ke bang Gema" balas Fariz.

"Tapi satu hal yang kak Jidah heranin sama kamu Gema, kenapa kamu ngelarang kita semua buat jelasin atau sekedar kasih tahu masalah ini ke Nisha? Kenapa?"

Superstar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang