Part 12

764 48 1
                                    

Satu hari sudah berlangsung setelah di notice oleh Gema, Nisha masih saja terus tersenyum sendiri.

"Gini nih kalau anak muda udah di mabok cinta dunia serasa milik dia sendiri" celetuk Bisma.

Nisha mendengus kesal, "apaan sih" katanya.

Ara sibuk menyeruput mie ramennya tidak memperdulikan sebagian orang yang menatapnya karena mulutnya sudah belepotan.

"Ihhh Ra lo makan yang bener dong! Masa lo makannya sama kayak bayi yang baru lahir" Fikri yang merasa malu di tatap orang-orang pun akhirnya bersuara.

Ara tak mengubris ucapan Fikri, dirinya bermasa bodoh di tatap oleh orang-orang. Yang terpenting sekarang adalah rasa laparnya yang harus hilang.

"Gak terasa ya bentar lagi kita mau ujian tengah semester" ujar Nisha.

Semuanya mengangguk, "nanti juga gak kerasa pas mau naik kelas 12" sahut Ara yang sudah selesai makan kemudian barulah mengelap mulutnya.

"Di kelas 12 kita bakal di tanya-tanya soal universitas yang nantinya mau kita masuki"

"Terus di tanya juga soal cita-cita"

"Kepada yak guru-guru tuh pada kepo kek dora" ujar Bisma.

"Mereka itu gak kepo" balas Nisha.

"Terus kenapa nanya-nanya?"

"Ya karena mereka niatnya cuma mau bantuin kita aja buat nentuin masa depan" tutur Nisha.

Hening sejenak, semua sibuk dengan dunianya masing-masing. Sampai Ara angkat bicara barulah meja itu kembali berisik.

"Heh! Kita tuh ngumpul buat apa? Buat kayak sekarang ini? Semuanya sibut bat sama hp masing-masing, harusnya kalau ngumpul tuh jangan ada yang pegang hp kita nikmati kebersamaan kita tanpa gangguan apa pun" omel Ara panjang lebar.

Nisha menyimpan ponselnya kedalam tasnya, "tumben Ara bisa bijak kayak gini" ucapnya.

"Alah gue tau pasti karena dia cembukur gak bawa hp" seru Bisma.

"Emang hpnya mana?" Tanya Fikri.

Ara menyengir kuda tebakan Bisma sangat tepat sasaran. Sebenarnya dia mengomel karena memang hanya dia tidak membawa hp karena casnya yang sisa sedikit jadi Ara memilih untuk tidak membawanya.

"Nis lo bisa berhenti senyum gak?!"





🌠🌠🌠






"Gimana Ge?" Tanya Thoriq salah satu kakaknya.

Gema yang sedang menonton Netflix pun menoleh mengangkat satu alisnya.

Thoriq berdecak karena Gema yang tidak paham. "Aelah si ntu yang kemarin ignya kita liat siapa sih namanya lupa gue"

"Ohh pemenang olim itu"

"Nah iya itu gimana-gimana" tanya Thoriq menggoda Gema.

"Ck, gak gimana-gimana" balas Gema malas.

"Hadeh lo mau ngejomblo sampai kapan brother"

"Bang Thoriq sendiri gak inget apa nikahnya waktu umur berapa"

"Itu mah beda lagi, gue kan sempet deket sama cewek-cewek lah, nah lo deket aja gak pernah kayaknya" jelas Thoriq.

"Lagian nih ya gue seteju banget kalau lo sama dia"

"Kenal aja ngak"

"Ya ajak kenalan lah lo kok aduhh pusing dah gue"

"Tunggu waktu yang tepat aja" ujar Gema kemudian pergi meninggalkan Thoriq sendiri.

Flashback on

Superstar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang