Nisha masih terus saja berusaha menghubungi Ara di negara seberang sana. Sejak istirahat tadi ia tidak keluar kelas karena berancana untuk mendengarkan lanjutan cerita Ara.
"Nis lo kaga laper gitu?" Tanya Bisma dengan ice cream di tangannya.
"Lo makan ice cream?" Bukannya menjawab pertanyaan Bisma, Nisha malah bertanya balik.
Bisma mengangguk sebagai jawaban.
"Ohh gue kira cuman cewek aja yang suka ice cream"
"Banyak lah cowok yang suka ice cream salah satunya gue, pertanyaan gue tadi belum lo jawab tuh"
"Laper sih sebenernya tapii gue masih mau coba nelfon Ara dulu" jawab Nisha.
"Masih penasaran sama lanjutan cerita dia?"
"Iya"
Memang tadi pada saat mengerjakan tugas, Nisha menceritakan semua percakapannya dengan Ara malam tadi. Dan sesuai dengan apa yang di bayangkan oleh Nisha respon keduanya memang biasa saja. Kedua anak itu lebih banyak mengangguk dan sesekali tersenyum geli dengan ucapan Nisha yang sangat-sangat mengidolakan Gema.
Nisha merasa geram setelah beberapa kali mencoba menelfon sahabatnya tetapi tak di angkat-angkat.
"Tidur kali" sahut Fikri yang sejak tadi diam menyimak karena sedang bermain game online.
Nisha membalik dirinya beserta kursi yang di dudukinya menghadap ke meja belakang. Tepatnya meja milik Fikri dan Bisma.
"Tapi kan gue penasaran Fik" ucap Nisha yang sudah putus asa lalu menelengkupkan kepala di tangannya.
"Nyerah lo?" Celetuk Bisma yang juga ikut duduk di samping Fikri.
"Masa gitu aja perjuangan lo buat dapetin hati si teng.. eh maksud gue si Gema itu" sindir Fikri.
"Ya mau gimana lagi?! Ya kali gue ikut terbang ke seoul" ucap Nisha.
"Eh btw lo olim kapan?" Tanya Bisma mengubah arah pembicaraan.
Mendengar itu Nisha menganggkat kepalanya dan mulai memperbaiki duduknya. Kali ini pembicaraan yang serius, Nisha harus berusaha untuk menghilangkan sejenak galaunya.
"Oh iya tinggal beberapa hari lagi" jawab Nisha.
"Berarti lo olim gak ada Ara yang nyemangatin" sahut Fikri yang membuat Nisha menjadi sedih lagi.
"Huft.... mau gimana lagi, untungnya masih ada kalian berdua"
Bisma bangkit dari duduknya membuat Nisha dan Fikri terkejut, "tenang aja Nis gue sebagai sahabat baru lo bakalan ngedukung lo dengan sepenuh hati, gue bakalan bawa poster yang gede terus tulisannya 'semangat Nisha sahabat baik gue' terus ya gue bakalan teriak setiap kali lo dapet poin, coba lihat kurang baik apa gue" katanya dengan nada sombong di akhir kalimat.
"Jangan percaya! Palingan pas hari H dia bakalan telat" cetus Fikri.
"Ck, lo ngomong gitu karena iri kan? Lo gak bisa sebaik gue kan jadi sahabat makanya sok-sok ngejelekin gue" sengit Bisma.
Bunyi ponsel milik Nisha membuat ketiganya langsung diam, mereka saling tatap terlebih dahulu lalu hitungan detik berikutnya Nisha sudah memparbaiki duduknya, di samping kanan dan kirinya ada Bisma dan Fikri.
"Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, Ara apa kabar? Semoga baik? Gak usah basa-basi langsung aja lanjutin cerita kemarin"
"Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh, iye-iye gue baik kok gak bisa apa santai dikit gituu"
"Gak bisa! Lo gak kasihan nih liat sahabat lo yang dari tadi kepikiran sama lanjutan cerita lo" sahut Bisma.
"Lah ternyata ada si culun dan si lele apa kabs broo"
Bisma dan Fikri terlihat malas sekarang berbicara dengan Ara. Kadang mulut Ara emang gak bisa di kendaliin.
"Hahahah jangan ngambek gitu dong mas nanti jiwa ceweknya makin kelihatan"
"Nii anak ye emang kalau ngomong suka gak di filter dulu"
"Udahh deh Raa lanjutin ceritanya keberu guru mapel berikutnya masuk nihh" geram Nisha karena rasa penasarannya sudah tak bisa di bendung lagi.
"Iye-iye sabar dikit atuh"
"Cepetan woyy!!" Teriak Bisma di hadapan ponsel milik Nisha.
Di sebarang sana Ara tampak tertawa puas karena telah membuat ketiga temannya itu marah-marah.
"Jadi gini, kemarin kan gue udah bilang kalau gue itu satu hotel sama dia, nah terus gue ketemu dia itu di hotel tempat buat para tamunya makan, nah kebetulan gue lewat sana dan ngeliat dia beserta keluarga besarnya. Buset dah tuh banyak banget coy belum lagi hampir semua pegang camera buat ngevlog kali ya—
"Bisa langsung ke inti aja gak Raa" potong Bisma karena merasa tidak sabar.
"Iye-iyee. Terus gue datengin dah tu si Gemanya. Gue nanya 'boleh foto' terus dia nganguk sambil senyum. Abis itu dia kira kalau gue itu minta fotbar padahal kan maunya gue foto dia sendirian supaya lo gak melow terus. Si Gemanya heran kan karena mungkin dia kira gue fansnya padahal bukan. Terus dia nanya 'kenapa' maksudnya itu kenapa gue mau foto dia sendiri bukan fotbar. Gue jelasin dah tuh kalau gue punya sahabat cewek yang ngefans banget sama bang Gema, gue... jugaa sempet bilangin kata-kata lo yang melow gitu waktu gue nelfon pas siang inget kan? Nah terus tau gak dia bilang apa—
"Gak tau lah! Lo kira kita cenayang apa" potong Fikri kesal.
"Lo berdua dari tadi motong mulu dah sekali lagi lo berdua motong kata-kaya gue, gak bakal dah gue lanjutin ceritanya" ancam Ara.
"Dia bilang apa?" Tanya Nisha.
"Dia bilang.....'sebegitu ngefansnya kah temen kamu' anjirr gue aja shock tauu terus yang paling-paling bikin gue kaget adalah dia nanyain nama lo!!!!"
"HAH?!!!" Seru Nisha,Bisma,dan Fikri bersamaan.
"Terus-terus lo ngomong apa lagi?!!" Tanya Bisma mulai tak sabaran.
"Yaaa gue bilang hamba Allah sesuai kan sama permintaan Nisha kalau ada yang nanya nama dia"
"Tapikan yang nanya idola dia kenapa gak ngasih tau langsung aja" ujar Fikri.
"Gak apa-apa kok, kan emang gue yang bilang gitu meskipun dia idola gue, gue harus tetep berusaha jaga batesan" tutur Nisha.
"Gue juga bilang kalau lo suka sedih mulu karena mikirin dia"
"ARA! Kenapa di bilangin!!!" Kesal Nisha karena merasa malu.
"Sorry Nis nih mulut gue gak bisa diem soalnya untung gue cepet-cepet pergi kalau gak ya pasti nih mulut bakalan ngerocos panjang kali lebar"
"Araaaa gue kan jadi maluuu" ucap Nisha sambil menutup muka dengan tangannya.
Bisma menepuk perlahan bahu Nisha, "yang sabar yaa sabarr"
"Gue saranan aja Nis kalau ketemu mending langsung lari aja" celetuk Fikri.
"Aaaaa maluu pasti nanti dia bakalan bilang 'kenapa dah bisa sedih bukan siapa-siapa juga' aaaa gue kayak pengen menghilang aja dahh"
"Santai aja kalee gak bakalan ketemu juga kan"
"Ihh lo kok ngomong gitu sih!" Seru Bisma.
"Gak sohib nih namanya masa di doain gak ketemu" tambah Fikri ikut untuk memanas-manasi suasana.
"Eh-eh bukan gitu maksud gue Niss aduhh salah ngomong guee"
"Lo mah kalau ngomong gak di filter dulu apa"
Tiga anak itu terus saja berbicara berbagai macam hal. Sementara Nisha sudah bungkam tak mood untuk berbicara. Entah kenap tiba-tiba mood dia jelek seketika. Sudah malu di tambah dengan ucapan Ara tadi 'gak bakal ketemu juga kan' sungguh benar-benar dalam.
Hayy guyss jangan lupa buat vote yaa supaya author semangat nuliss makasii <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Superstar (SELESAI)
Teen FictionPernah gak kalian selalu haluin bias atau pun idola lain jadi pacar atau bahkan pendamping kalian seumur hidup? Pernah kan Kalau pernah ini adalah kisah yang cocok untuk kalian baca hihi Tidak banyak yang dapat aku sampaikan di deskripsi ini langsun...
