Part 48 (The End)

1.7K 57 3
                                    

Acara resepsi sedang berlangsung, sudah banyak tamu undangan yang tiba. Acaranya begitu megah dan mewah. Keluarga Rakhan benar-benar berhasil menyunting acara resepsi ini. Semuanya terlihat begitu sempurna. Lampu-lampu yang sangat menawan, dekorasinya yang begitu indah nan mewah, dan tentunya kedua mempelai yang sangat terlihat tampan, cantik, dan menawan menambah kesan yang sangat baik.

Makan-makanan yang di hidangkan pun tak kalah enaknya. Dari makanan lokal sampai internasional ada di acara ini. Nisha menggelengkan kepalanya melihat kedua sahabatnya, Bisma dan Fikri yang sejak tadi tidak mau meninggalkan tempat makanan. Mereka berdua terus saja mengemili segala jenis makanan dari ujung ke ujung yang lainnya.

"Bisa-bisa lo berdua besok jadi gendut kalau kerjaannya makan terus" oceh Nisha.

"Gwa apwa bwukwan mwasawlah bweswar iwtu mwah"

"Habisin dulu itu di mulut baru ngoceh" tegur Nisha.

Fikri menelan lumpia yang ia makan, "santai ae kali Nis mending sini gabung kita makan bareng" ajaknya.

"Gak ah diet gue" tolak Nisha.

"Gak usah ngajakin dia Fik, dia mah bu dokter makan haru pilih-pilih yang sehat iya gak bu dok" sahut Bisma yang kini memakan suhsi.

Nisha tidak membalas ucapan Bisma dia hanya bisa geleng-geleng melihat mereka berdua. Pandangannya kini menatap sekitarnya, sepertinya tamu-tamu tambah banyak berdatangan. Semuanya nampak terlihat cengo melihat pernikahan yang sangat mewah ini. Ada juga beberapa ibu-ibu sosialita yang asik berfoto-foto.

Dan kini pandangannya jatuh kepada sahabatnya yang sedang berdiri bersalaman dengan orang-orang. Ara tampak begitu bahagia, senyum di wajahnya sejak tadi tidak pudar-pudar. Masih tak menyangka mereka berdua telah sebesar ini.

Ara tampak sangat cantik dan anggun memakai gaun berwarna biru muda itu. Simpel tapi menawan, mereka semua memilih gaun dan baju yang berwarna sama dengan pakaian Ara.

"Eh btw kalau nanti Ara ngelempar bunga lo pada mau ikutan nangkap gak?" Tanya Bisma.

"Gue gak dulu deh masih mau menikmati hidup yang indah ini" jawab Fikri.

"Emang kalau kita dapet bunganya artinya kita bakalan nikah? Engga kan" ujar Nisha.

"Tau tuh lagian ge-er amat lo Fik" timpal Bisma.

"Gue terus yang kena" gumam Fikri.

Sementara di seberang sana tanpa Nisha dan yang lainnya ketahui, Gema berdiri menatapnya dari jauh. Bertahun-tahun lamanya Gema tak dapat melihat wajah manis itu, dan kini akhirnya dia dapat melihatnya meski dari jauh.

"Liat dari sini aja bang ntar malah masalah kalau liatnya dari deket" celetuk Fariz di sebelah Gema.

"Iya Riz"

"Cantik ya aslinya" Gema menoleh kepada Fariz yang berucap itu.

"Kalau aja waktu itu abang gak ngaku suka sama dia udah Fariz embat tuh"

Gema melebarkan matanya dengan sempurna mendengar ucapan Fariz.

"Gak usah kaget gitu bang, dia cantik, pinter, baik siapa coba yang gak mau umur Fariz sama dia juga gak jauh beda"

"Kalau masih bisa di perjuangin, perjuangkan bang jangan sia-siain kesempatan yang ada banyak yang mau sama dia, abang cuma diem ngelihat dari jauh gak bakalan bisa buat dia balik lagi bergerak sekarang bang" ujar Fariz.

"Gema"

Panggilan itu membuat Gema dan Fariz menoleh ke belakang mereka dan sedikit tersentak mengetahui siapa yang memanggilnya.

Superstar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang