Part 10

822 48 0
                                    

Syukur alhamdulillah babak pertama bisa berjalan dengan lancar tidak ada halangan pada saat mengerjakannya.

Saat ini Nisha dan yang lainnya sedang beristirahat sambil terus berdoa semoga mereka bisa lolos babak selanjutnya.

"Gue yakin lo pasti bisa Niss!" Oceh Bisma yang sejak tadi tidak bisa diam.

"Iya Bis"

"Nisha aja nih yang di semangit kita-kita di sini gak?" Sahut salah satu teman kelompok Nisha.

"Iye-iye lo pada juga semangat harus kerja sama jangan ada yang ambis banget" balas Bisma.

"Anjir kok jadi gue yang deg-degan sampai keringet dingin" celetuk Fikri heran.

"Sama woy"

Tiba-tiba ponsel milik Nisha berdering mengagetkan seluruh orang-orang yang berada di ruangan itu. Dengan cepat Nisha mengangkat panggilan itu.

"Halo assalamualaikum maaf Nis gue baru bisa nelfon lo sekarang, mungkin udah selesai ya?"

"Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh, iya gak apa-apa kok Ra ini tinggal nunggu pengumuman aja buat babak selanjutnya"

"Oh ya udah sorry yaaa gue bener-bener lupaa tadi"

"Iya-iyaa"

"Gue jadi gak enak njir padahal harusnya gue yang ada di samping lo, bukan dua curut itu"

"Heh! Jangan ngadi-ngadi lo!!" Kesal Fikri.

"Emm.. udah dulu ya Raa mungkin bentar lagi pengumumannya udah mau keluar"

"Oh oke-oke semangat ya babyy muaach"

"Iyaa makasii muaach"

"Idih najiss" ucap Fikri dan Bisma bersamaan.

Bu Nining mendapatkan telfon dari pengurus acara bahwa sekolahnya lolos babak pertama. Mendengar itu bu Nining langsung menjerit histeris karena merasa senang.

Sementara para siswa-siswa yang melihatnya juga dapat mengerti kenapa bu Nining menjerit seperti itu. Mereka semua akhirnya berteriak dan loncat-loncat kesenangan.

"Oke cukup anak-anak kita tidak boleh terlalu senang, sebab masih ada babak terakhir yang harus kita tuntaskan mari kita mengucap syukur dan berdoa terlebih dahulu" jelas bu Nining.

Hening pun mulai tercipta semua orang mulai berdoa menurut keyakinan masing-masing. Setelah selesai berdoa mereka melakukan tos lalu beranjak pergi kembali pada tempat awal.

Dari 20 perwakilan sekolah tadi di seleksi menjadi sisa 3 perwakilan sekolah. Lawan Nisha kali ini cukup berat. Tersisa sekolah-sekolah yang memang berkualitas tinggi. Pernah mendapatkan penghargaan yang banyak. Tapi dia harus yakin dan tidak langsung menyerah begitu saja.

Sebelum duduk kembali di tempat awal, Nisha memberikan penjelasan kepada teman kelompoknya.

"Oke, gue tau pasti kalian semua lagi batinin apakah kita bisa menang atau gak kan? Gue juga awalnya sedikit takut ngeliat lawan kita yang bukan main. Tapi kita gak boleh langsung nyerah gitu aja. Kita buktiin ke mereka kalau sekolah kita juga layak menang. Kalau sekolah kita juga udah sering dapet piala. Kita pasti menang! Kalaupun ternyata kita gak menang gue tetap bangga sama kalian semua. Bu Nining dan guru-guru lainnya juga pasti bangga sama kita. Yang terpenting adalah kita udah usaha sendiri. Pencapaian kita juga udah tinggi. Jadi jangan sampai nanti kalau misal kita kalah kalian langsung salahin salah satu dari kita atau pun diri kalian sendiri itu gak baik. Menang-kalah dalam pertandingan udah biasa. Ingat yang penting itu pencapaian kita" jelas Nisha dengan panjang.

Superstar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang