Nisha duduk termenung di halte depan sekolah, karena hari ini sedang ujian tengah semester maka dari itu pulang sekolah lebih awal.
Nisha sendiri sedang menunggu Ara, dia bersama Bisma dan Fikri akan berkumpul lagi di rumah Ara.
Sementara di seberang sana terdapat sebuah mobil mewah yang berhenti mengawasi seseorang.
"Jadi maksud kamu Gema itu suka sama dia?"
"Baru perkiraan aja sih"
"Tapi kakak bingung deh, masa cuma gara-gara Gema bilang good name kamu bisa menyimpulkan kalau dia suka sama orang itu"
"Ariz juga gak tau kenapa bisa nyimpulin gitu, tapi cara bang Gema liat foto dia itu kayak beda gitu loh"
Fariz baru saja selesai menceritakan alasannya berbohong kepada gadis remaja tadi. Fariz hanya penasaran apakah Nisha memiliki rasa kepada sang abang. Karena Fariz melihat terdapat gelang yang di jual Gema di pergelangan tangan gadis tadi, itu tandanya mungkin saja gadis itu termasuk salah satu GeSquad.
"Terus ngapain kita sekarang ngawasin dia?" Tanya kak Nurul.
"Mau liat aja kira-kira dia sedih atau ngak, kalau sedih karena Ariz bohong tadi berarti dia beneran suka sama bang Gema tapi kalau biasa aja ya... gak suka sama bang Gema" jawab Fariz.
"Aduhh Arizz ada-ada aja mending sekarang kita balik deh dari pada ngalangin jalan gini" ucap kak Nurul.
Pip pip pip
Ara terus saja mengklakson mobil yang menghalangi jalan, "sumpah nih orang ngapain sih!" gerutunya.
Dia membuka kaca jendelanya kemudian mengeluarkan kepalanya dan berteriak, "woy! Ngapain di depan situ minggir woyy!"
"Tuh kan tadi kak Nurul udah bilang, gimana nih" panik kak Nurul.
Karena merasa geram mobil itu tak pindah-pindah, Ara pun turun kemudia mengetok kaca jendelanya.
"Woy!!"
Melihat sang sahabat yang sudah mengamuk Nisha berlari menghampirinya.
"Ra... Raa... tenang jangan marah-marah di sini di liat banyak orang" ujar Nisha menenangkan.
"Gak bisa Nis... nih dari tadi udah gue bilangin gue suruh minggir tapi gak mau" ngotot Ara.
Mata Nisha melotot kecil melihat detail mobil itu, dari tadi dia duduk di sana mengira kalau hanya mobil orang biasa. Tapi ternyata mobil ini adalah milik salah satu keluarga Gema.
"Raa... kita pergi sekarang" ajak Nisha.
"Kenapa? Gue masih belom selesai ngamuk nih" tolak Ara.
"Ck, di dalam mobil ini ada Fariz" bisik Nisha.
"Fariz adekny bwablaojw" Nisha keburu menutup mulut Ara.
"Iya-iya udah yuk kita pulang sekarang" pinta Nisha lalu menarik lengan Ara.
🌠🌠🌠
"Nis itu udah ice cream ke 12 yang lo makan" sahut Fikri.
"Gue tau" balas Nisha.
"Udah berhenti lah Nis yang ada ntar lo sakit" celetuk Ara merasa khawatir.
"Sekarang pun gue udah sakit Ra.... sakit ati" gumam Nisha.
Bisma menyimpan stik ps yang dia mainkan kemudian duduk di tengah Ara dan Nisha.
"Lo jangan bersedih gitu dong bree" ujar Bisma.
"Iya lagian masih banyak cowok-cowok lain di luar sana yang ganteng..gue misalnya" ucap Fikri yang kemudian mendapat cibiran dari Bisma dan Ara.
"Gue gak liat gantengnya Fik"
Ara, Bisma, dan Fikri juga ikut sedih melihat sahabatnya satu ini. Sejak masuk kelas tadi setelah menjumpai bu Nining, Nisha lebih banyak diam.
"Nisha bener-bener cinta deh kayaknya sama si Gema" tutur Bisma.
"Dari dulu" ucap Ara, "udah 7 tahun" lanjutnya.
"Buset dah lama banget coy" timpal Fikri.
"Udah ah gue mau istirahat dulu" sahut Nisha yang baru saja selesai menghabiskan ice cream ke-15.
"Kasihan anak orang" celetuk Fikri.
"Mana masih muda" lanjut Bisma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Superstar (SELESAI)
Teen FictionPernah gak kalian selalu haluin bias atau pun idola lain jadi pacar atau bahkan pendamping kalian seumur hidup? Pernah kan Kalau pernah ini adalah kisah yang cocok untuk kalian baca hihi Tidak banyak yang dapat aku sampaikan di deskripsi ini langsun...