Ya kali gak double publish, hehehe maap ya udah menghilang beberapa hari ini. Author lagi banyak kerjaan soalnya. Semoga kalian bisa menikmati cerita ini yah, maap kalau ceritanya kurang bagus, soalnya author masih pemula.
Selamat membaca!!
Gema membalikkan badannya dan melihat sepasang kaki dengan sandal bermerk Gucci di depannya. Dari suaranya saja Gema mengetahui kalau orang itu adalah Fariz sang adek.
Fariz menghela nafasnya menatap sang abang yang duduk termenung di tepi jalan. Pastinya dia merasa kasihan kepada sang abang. Karena semarah apa pun Fariz atas perbuatan Gema, Gema tetap kakaknya yang ia sayangi.
Pernah di salah satu acara tv show, Fariz di berikan pertanyaan, 'siapa abang favorite kamu' dan dengan antusias Firiz menjawab Gema adalah abang favoritenya seraya memeluk singkat Gema yang berada di sampingnya.
"Kamu bener Fariz kalau abang ini emang keterlaluan gak berfikir dulu sebelum melakukan sesuatu" lirih Gema yang masih dengan air mata mengalir di kedua pipinya.
"Itu emang bener bang, tapi gak bener kalau abang kayak gini" balas Fariz.
Fariz pun ikut duduk di samping sang kakak, menatap wajah lelah Gema membuat hatinya merasa bersalah karena sudah keras kepada sang kakak akhir-akhir ini.
"Jangan lemah bang, abang kuat dan Fariz tau itu" ucap Fariz menyemangati Gema.
"Abang bukan abang yang baik buat kamu semua, abang udah mencotohkan yang tidak baik ke kali—
Fariz menyambar memeluk Gema menahan tangisannya, "abang salah! Bang Gema akan selalu jadi abang yang baik buat kita semua, satu kesalahan itu gak akan menutupi segala kebaikan bang Gema yang abang berikan ke kita semua, abang yang selalu maju terdepan kalau ada yang berani sakiti kita, abang yang selalu kuat sampai kini, abang selalu mencontohkan hal baik sama kita, abang shalat gak pernah di tinggal, abang kuat jaga hati selama ini, abang selalu sedekah tanpa peduli jika uang kita habis, abang adalah salah satu abang terkuat, tergentle, terbaik yang Fariz punya selalu akan seperti itu bang" jelas Fariz dengan air mata yang sudah membendung.
"Bangkit bang selesain ini semua dengan baik dan benar jangan mau terlarut-larut dalam kesedihan"
🌠🌠🌠
"Lo yakin Nis rencana ini bakalan berhasil?" Tanya Ara.
Malam ini mereka semua menginap di rumah Nisha untuk misi besok pagi yang akan mereka lakukan.
"Insya allah"
Bisma memperhatikan raut wajah Nisha terutama matanya yang seperti sudah menangis, "lo...tadi nangis?" Tanyanya.
Nisha yang mendapat pertanyaan seperti itu hanya bisa diam tak menjawab.
"Beneran udah nangis?" Timpal Fikri.
"Tadi ketemu bang Gema di jalan"
"HA?!!" Pernyataan Nisha barusan mengagetkan ketiga sahabatnya.
"Kok bisa?" Ujar Ara.
"Lo gak di apa-apain kan?" Ujar Fikri.
"Aman kok, gue... cuma ngerasa sedih aja pergi tanpa pamitan sama dia" balas Nisha.
"Gampang lah, lo bikin video perpisahan aja" celetuk Bisma.
"Gampang amat tuh mulut ngomong gitu" sahut Ara.
"Lo beneran gak apa-apakan?" Tanya Ara memegang tangan Nisha.
Nisha menjawab dengan anggukan dan senyum tipisnya.
🌠🌠🌠
Gema sedari tadi terus mondar-mandir, perasaannya pada pagi hari ini tidak enak. Entah apa yang membuatnya merasa aneh pagi ini.
"Stress bang?"
Mimah memukul pelan lengan Fariz, "jangan kayak gitu Ariz" tegurnya.
Padahal niat Fariz berkata begitu untuk mengibur Gema bukan mengatainya sang abang, tapi kakak yang satunya ini malah menganggap ucapan Fariz serius kan gak seru (kalau kata Fariz).
"Kamu kenapa lagi?" Tanya Mimah sang kakak.
"Gak tau kak tiba-tiba aja perasaan Gema gak enak kayak gini" ungkap Gema.
"Udah gak usah di pikirin mending ke ruang makan semua udah siap-siap buat makan"
Gema mengangguk.
Di meja makan sudah ada beberapa saudaranya beserta kedua orang tuanya. Seperti pada biasanya suasana menjadi rusuh karena banyaknya anggota keluarga.
Semenjak Gema menjelaskan alasannya tentang masalah itu, keluarga sudah mulai paham akan tetepi Gema masih sering di berikan penjelasan agar tidak salah memgambil keputusan lagi. Apa lagi setelah peristiwa malam itu Gema di sarankan untuk beristirahat dulu.
Seira
Bby inget ya nanti jam 10:00 dateng ke alamat yang aku kirim, dan inget! Datengnya sendiri awas aja kalau ngajak yang lainPesan itu membuat mood Gema pada pagi hari ini menjadi hancur saja. Gema sama sekali tidak curiga dengan pesan itu. Karena menurutnya Seira akan melakukan hal yang mungkin tidak terlalu penting.
Me
Ya.Begitulah jawaban yang Gema kirim kepada Seira, setiap hari Gema hanya akan menjawab singkat, padat, dan jelas. Gema sangat tidak suka berbasa-basi dengan cewek itu.
Jam 10:00 pun tiba, Gema pergi berangkat menggunakan mobilnya sendiri tanpa di dampingi supir ataupun team lainnya, sesuai dengan ucapan Seira.
"Ha? Gudang lama ngapain ngapain sih nih orang nyuruh ke sana gak jelas" gumam Gema.
KAMU SEDANG MEMBACA
Superstar (SELESAI)
Teen FictionPernah gak kalian selalu haluin bias atau pun idola lain jadi pacar atau bahkan pendamping kalian seumur hidup? Pernah kan Kalau pernah ini adalah kisah yang cocok untuk kalian baca hihi Tidak banyak yang dapat aku sampaikan di deskripsi ini langsun...