Part 9

744 49 0
                                    

Satu hari menjelang olim Nisha pergi untuk merehatkan otaknya setelah belajar selama beberapa hari ini. Dia mengunjungi pusat perbelanjaan.

Awalnya Nisha ingin mengajak Bisma dan Fikri untuk menemaninya, tapi setelah ia pikir-pikir lagi mungkin sebaiknya di pergi sendiri. Mengingat Bisma dan Fikri tidak bisa di kontrol. Niat Nisha untuk menikmati suasana bisa-bisa hancur dengan adanya kedua orang itu.

Dan akhirnya Nisha pun mencoba-coba untuk pergi sendirian. Awalnya Nisha merasa awkward tapi tak lama kemudian rasa awkward itu hilang.

Toko pertama yang Nisha kunjungi adalah toko buku. Salah satu tempat favoritenya. Di sana terdapat berbagai macam jenis buku, bukan hanya buku peralatan menulis, beberapa aksesoris, dan alat musik juga ada di sana.

Nisha merasa tas yang ia kenakan bergetar, dia pun membuka tasnya dan ternyata ponsel miliknya berdering pertanda ada yang menelfonnya.

"Halo assalamualaikum"

"Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh"

"Maaf nak Nisha menganggu ibu hanya ingin mengingatkan nak Nisha bahwa besok kita sudah akan mengikuti olimpiade sains, jadi ibu harap nak Nisha bisa datang lebih awal karena kita akan langsung menuju ke tujuan pada jam 07:00 pas"

"Ohh baik bu terima kasih sudah mengingatkan saya"

"Iyaa temen kelompok kamu juga sudah ibu ingatkan nak, nanti malam jangan lupa untuk berdoa ya semoga besok Nisha bisa membawa pulang piala lagi"

"Aamiin, pasti bu Nisha akan berdoa"

"Baik sudah dulu ya nak ibu akhiri wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh"

"Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh"

Sebelum mengembalikan ponsel ke dalam tasnya, Nisha terlebih dahulu mengirim pesan kepada Bisma.

Me
Bis.. besok gue perginya
pagi banget jam 07:00 pas

Nisha menyimpan kembali ponsel ke dalam tas selempangnya. Kemudian beranjak pergi dari tempatnya menuju ke kafe untuk mengisi perut.





🌠🌠🌠





"Halo semua" sapa Nisha kepada teman kelompoknya.

"Haii Nisha" balas mereka semua.

"Kita berangkat sekarang?" Tanya Nisha.

"Tunggu bu Nining dulu dia lagi ambil camera katanya buat mengabadikan momen" jawab salah satu teman kelompoknya.

"Ohh terus yang foto siapa?"

"Keponakannya"

Nisha hanya membuka mulutnya membentuj huruf 'o' sambil manggut-manggut.

"Nis.... u..udah ma..mau be..rangkat yak" Bisma dan Fikri yang baru saja datang mengagetkan Nisha.

"Kalian berdua lari?"

"Iya nih gara-gara si lele telat bangun" sahut Bisma.

"Enak aja! Elo yang datangnya kecepetan" sungut Fikri.

"Alah ngeles aja teross"

"Udah-udah jangan ribut di sini" ujar Nisha menengahi, "gue sama yang lain udah mau berangkat kalian udah izin kan" tanya Nisha memastikan.

Keduanya mengangguk, "ya udah gue mau ambil motor dulu ketemu di sana oke" kata Fikri. Setelah melihat Nisha mengangguk, Fikri dan Bisma berlari kembali.

"Ayo anak-anak kita berangkat"

Nisha dan kelompoknya naik satu persatu ke dalam mobil.

Saat ini Nisha dan teman kelompoknya sudah duduk rapi menunggu waktu untu memulai acara.

Peserta lain juga tampak sudah siap di bangku masing-masing. Para pendukung berada di samping kanan dan kiri panggung utama.

Berulang kali bu Nining dan siswanya berdoa sebelum acaranya di mulai. Sejak berada dalam perjalan mereka semua berdoa bersama dan tak lupa mengucap shalawat dan dzikir berkali-kali.

"Yahh telat" sahut Fikri yang berada di samping bu Nining.

"Gara-gara macet njirr udah gak bisa kan kita semangatin dia sebelum duduk di situ" timpal Bisma kecewa.

Bu Nining menoleh kepada kedua anak muridnya ini. Bisma dan Fikri memang termasuk siswa yang di kenal oleh banyak guru. Karena sikap mereka yang memang santai dan asik untuk di ajak bicara membuat keduanya mempunyai banyak kenalan.

"Gak apa-apa kalian berdua bisa doain dari sini kan" ucap bu Nining.

Bisma tersenyum miring, "tenang aja bu saya tau gimana caranya supaya Nisha bisa liat ke arah sini" ucapnya.

"Gimana?" Tanya bu Nining penasaran.

Bisma megambil kertas yang ukurannya agak besar. Dia meminta Fikri untuk memegang salah satu sisi kertas itu lalu dia memegang satunya lagi.

Dan setelah kertas itu terbuka dengan sempurna dapat di baca jelas tulisan yang terdapat di sana. 'Semangat Putri Khairunisha Purnomo yakin lo pasti bisa menang! SEMANGAT'  dan yang membuat kertas itu dapat di lihat jelas oleh orang-orang adalah adanya foto Nisha yang tertempel di situ.

Bu Nining bertepuk tangan kecil dan memberikan dua jempolnya kepada kedua anak muridnya ini.

Benar saja, tak lama kertas itu di buka lebar Nisha menatap ke arah mereka. Dengan senyum yang merekah Nisha melambaikan tangannya kepada dua sahabat barunya itu.

"Semangat Niss gue tau lo bisaa!!" Tegas Fikri dengan suara lantangnya.

"Lo pasti menang gue yakin!! Inget kalau menang traktir kita yaaa!!" Jerit Bisma yang di hadiahi dengan pukulan kecil Fikri.

"Malu woyy! Kalau ini di sekolah kita ya gak apa-apa lo ngomong gitu, masalahnya ini bukan kawasan kita!" Omel Fikri.

Bisma tak menghiraukan omelan Fikri dia lebih memmilih untuk menyemangati Nisha di sana.

"Selamat pagi para peserta, apa kalian sudah siap untuk memulai acara pagi ini....." seru MC.

"Siap" jawab seluruh peserta.

"Baiklah silahkan berdoa dengan keyakinan masing-masing. Sebentar lagi kita akan mulai babak 1. Dalam hitungan 3 kita akan memulai. Mari para penonton kita bersama-sama menghitung mundur 3....2....1.... mulai!!"

Babak pertama di mulai. Dalam babak ini para peserta di berikan kertas seperti kertas ujian dimana isinya adalah soal-soal tentang sains. Semua mulai bekerja saling kerja sama.

Perwakilan sekolah yang di terima pada olim kali ini hanya 20 sekolah dari sekian banyaknya sekolah. Olimpiade kali ini benar-benar serius. Sebelum mendaftar nilai-nilai dari para peserta di lihat terlebih dahulu. Jika ada nilai yang kurang, maka sekolah itu tidak di terima.

Hadiah yang di berikan pun bukan main. Di mulai dari beasiswa mulai dini hingga mendapat pekerjaan, uang yang nilainya sangat tinggi, dan beberapa peralatan lainnya.

Nisha mengatur teman kelompoknya menyuruh mereka untuk mendengarkan penjelsannya terlebih dahulu, "Oke soal-soal susah mending nanti pas akhir aja di kerjain supaya gak ngambil waktu, inget koreksi sebelum di kumpul, jangan selalu ngeliat waktu supaya kita gak kerasa di kejar, dengan ucapan bismillah mari kita kerjakan!"

Superstar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang