Part 29

608 31 0
                                    

"Anjirr sumpahh gue gak akan lagi mau ikutan acara beginian apa lagi pas jurit malam udah kaga mau gue!!!"

"Idih padahal kemarin paling semangat sok-sokan nakutin orang lagi" cibir Nisha.

"Udah tobat dah gue" sahut Ara.

"Hello epribadehh" sapa Fikri yang baru saja datang bersama Bisma di belakangnya.

"Ngapain lo ke sini?!"

"Dih kok sensi banget neng Ara"

"Diem lo! Kaga usah bacot!!"

"Hm... masih marah nih yee gara-gara pas jurit kemarin gue kagetin"

Tiba-tiba saja sebuah bekas kaleng minuman sudah terbang melaju dan tepat sasaran pada kening Fikri.

"Kejam banget sih" cibir Fikri.

"Lo kenapa Bis diem-diem bae?" Tanya Nisha.

Sementara Bisma tidak menjawab dengan suaranya dia hanya menggeleng.

"Masih trauma dia sama yang kemarin" sahut Ara.

"Lagian jadi cowok kok cemen banget" ejek Fikri.

"Fik!" Ucap Nisha menegur.

"Semua orang itu berbeda, sifat, sikap, kesukaan, kebencian, pola pikir, termasuk ketakutan orang juga berbeda-beda. Jangan samain semua cowok itu berani lah ini lah pasti ada beberapa yang gak sama, ada yang gak suka ngerokok, ada yang gak suka main motor, ada yang gak suka horor, ada yang takut sama hantu lah dan lain-lain mereka kayak gitu bukan berarti mereka cemen. Perbedaan ini lah yang membuat seseorang bisa spesial, coba lo bayangin semua cowok itu sama gak ada beda, orang-orang jadi maleskan karena udah biasa sama cowok modelan sama semua. Di balik kebedaan mereka itu pasti ada kelebihan yang mereka punya dan kalian gak punya.  Lo gak bisa berpendapat kalau cowok jago atau cool itu yang gak takut sama hantu, yang gak takut sama kecoa dan lain sebagainya. Coba lo ubah cara pikir lo dulu, kalau lo ngerasa udah sempurna silahkan keluarin semua bacotan lo"

Setelah berceramah panjang lebar Fikri mulai sadar akan kesalahannya. Padahal dia dan Bisma sudah berteman sejak lama. Tapi kenapa bisa di berkata seperti itu. Bisma sendiri sedari tadi hanya bisa diam menunduk. Jujur rasanya malu dan sakit ketika dirinya di katakan 'cemen' tapi untungnya dia memiliki seorang sahabat yang pengertian seperti Nisha. Dia sangat-sangat berterima kasih.

"Maaf Bis gue khilaf tadi ngomongnya" gumam Fikri sambil mengulurkan tangannya berniat untuk meminta maaf.

Bisma pun menerima uluran tangan itu dengan ikhlas, tak ada dendam sama sekali di dalam lubuk hatinya karena tak ada gunanya dia menyimpan dendam kepada orang lain apa lagi kepada sahabatnya sendiri.

Setelah jabat tangan mereka berdua pun saling berpelukan.

"Misi om kalau mau pelukan jangan di sini kita mau beres-beres nih" celetuk Ara yang menganggu suasana haru tadi.






🌠🌠🌠





Acara meet dan greet kali ini sangat ramai, tiket terjual habis membuat riuh satu ruangan. Mulai dari anak-anak, remaja, bahkan sampai bapak-ibu berada di ruangan ini.

Gema dan keluarganya sudah bersiap di tempat masing-masing. Duduk rapi dan menunggu setiap pertanyaan yang akan di tanyakan kepada mereka.

Teriakan bahkan jeritan sudah terdengar di mana-mana. Ada yang memanggil nama Gema, Fariz, Rafi, kak Mimah, umi, abi dan lain-lainnya.

Sesi pertanyaan pun di mulai. Beberapa perwakilan fans memberikan pertanyaan mereka. Berbagai macam pertanyaan yang di berikan untuk Gema dan keluarganya yang lain.

"Bang Gema rencana nikahnya kapan?"  Tanya salah satu fans.

Kini semua sorotan mata menuju ke Gema, beberapa orang sudah mulai merekam agar bisa di jadikan kenang-kenangan.

"Eng.... belum tau sih Gema cuma minta doa temen-temen aja supaya dapat yang terbaik" jawab Gema yang cari jalan aman.

"Tipe bang Gema kayak gimana?"

"Aku pribadi sih pasti yang pertama sholeha, berbakti sama orang tua, cocok sama keluarga ku juga penting, penyabar, cantik tapi gak harus cantik banget, teruss bisa bersih-bersih udah gitu aja sih yang penting" jawab Gema lagi.

"Kira-kira salah satu GeSquad bisa gak jadi pendamping bang Gema?"

Tanpa berpikir panjang Gema langsung menjawab, "bisa jadi sih menurut aku" katanya.

Seketika seluruh ruangan terpenuhi dengan teriakan dan jeritan bahagia.

"Tapi aku maunya cuma satu doang gak banyak" kata Gema.

"Yahh..." sorakan kecewa fans.

Ya kali punya istri banyak cukup satu aja lah batin Gema.

Sesi foto pun di mulai, antrian untuk berfoto cukup panjang, tim-tim mulai mengatur agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.

Dan tibalah pada fans terakhir, dia sengaja menjadi paling terakhir agar dapat sedikit kebebasan dalam berfoto.

"Boleh fotoin aku berdua sama Gema?"

"Ohh boleh kak boleh"

Gema menjaga sedikit jarak antara mereka membuat fans itu sedikit meresa kesal karena setiap kali ia merapatkan tubuh maka Gema semakin menjauh.

Entah keberanian dari mana fans itu berucap, "tadi kok anak itu kamu rangkul? Terus aku kenapa gak di rangkul" ucapnya.

Gema yang sedikit terkeju menjawab, "maaf bukan muhrim"

Kak Nurul yang mengerti keadaan dengan cepat mengambil gambar keduanya lalu memberikan ponsel kepada sang pemilik.

"Gema di panggil sama umi" ucap Khadijah.

Sementara itu di dalam bus perjalan pulang Nisha sama sekali belum tidur. Sedari tadi dia selalu saja mengscrool laman instagram. Di bahunya sudah terdapat sebuah kepala yang menganjal. Siapa lagi kalau bukan kepala Ara yang sudah sedari tadi menganjal di bahu Nisha. Belum cukup setangah jam perjalanan Ara sudah lebih dulu terlelap.

Tidak ada bedanya dengan dua orang yang berada di belakang Nisha. Fikri dan juga Bisma sudah berada di alam mimpi mereka.

Mata Nisha membulat melihat sebuah postingan yang muncul di bagian pencaharian. Dia meneguk salivianya dengan susah payah. Moodnya kali ini benar-benar hancur.

Ternyata gini ya rasanya cemburu padahal bukan siapa-siapa gumam Nisha dalam hatinya.

Superstar (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang