- 00 -

499 39 3
                                    

Langit senja sore ini membawa ku kembali duduk di tepi jendela besar di sudut kamar, menatap kosong jauh keluar sembari mengumpulkan potongan ingatan yang sudah tersimpan rapih dalam sudut memori otak ku.

Sejenak aku tertegun menatap dedaunan yang kecoklatan satu persatu mulai jatuh dari rantingnya.

Sepertinya ini musim gugur! Aku hampir tak mengingat– atau mungkin belakangan ini aku terlalu sibuk sehingga tidak memperhatikan sekitar ku.

Tapi kali ini berbeda. Suasana ini menuntun ku mengingat sesuatu atau mungkin seseorang yang dulu ––dulu sekali pernah membuat ku menangis begitu keras, memohon dengan sangat tulus dan menyebut nama nya dalam setiap pinta ku pada Tuhan agar kami dapat tetap bersama lalu bersatu, sehingga aku tak perlu membuat narasi panjang yang berbelit seperti sekarang.

Musim gugur malam itu, tiga tahun lalu di tanggal yang sama....

Seorang pria menatap ku di bawah lampu jalan di depan klab malam, samar-samar aku dapat melihat kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman. Senyuman pertama sejak kami saling mengenal, senyuman yang terlihat sederhana namun cukup menghangatkan hati ku.

Tentu aku tak akan pernah melupakan nya, pria yang jarang sekali menunjukkan ekspresinya, sorot mata yang tajam serta bibirnya hampir tidak pernah terlihat tersenyum.

Sejenak aku berpikir, seandainya aku bukan seorang pengecut mungkin akan ku ceritakan semuanya pada gadis itu.

Semuanya.

Tentang dia...

Tentang kami dan kisah kami.

Tentang alasan yang membuat ku memilih jalan hidup ini.





















Ia adalah Kang Seungyoon.

Pria yang begitu kuat menyimpan masalah nya dan tetap bersikap tenang.

Pria dengan pelukan hangat yang selalu berhasil menenangkan ku.

Kalian mungkin biasa memanggilnya "Profesor Kang" ,

Tapi aku menyebutnya...

Pria ku.

Aku kembali mendapati diriku tersenyum setiap kali bayangan akan wajah Seungyoon muncul dalam ingatan ku, lalu kemudian membuat ku teringat pada gadis kecil itu.

Kang Nami.

Gadis yang terlihat mirip seperti pria itu, gadis yang seharusnya menjadi kado terindah untuk pria itu.

Seharusnya...

Ah, kini aku mulai membenci kata itu.

Jika aku bisa memutar waktu kembali, bisakah aku memeluknya lagi dan menyampaikan perpisahan yang lebih baik?

Tapi sepertinya semua sudah berbeda sekarang. Dia mungkin sudah hidup bahagia saat ini bersama keluarga nya.

"Yoon,saat kamu mengalami kesulitan ingatlah selalu kalau aku akan selalu mendoakan mu dari sini"

Lalu dalam satu tarikan nafas, sebuah lirik lagu terucap begitu saja.

"Even if you’re far away, don’t be lonely, i'll be by your side
Look over here, with a smile, i'll greet you"


• Advice :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Advice :

Cerita akan berlatar belakang kehidupan kampus,mengandung konten dewasa (21+++).

Bahasa baku saat narasi,non baku saat dialog antar tokoh.

Pembaca di harap menyikapi nya dengan dewasa.

© Babyinseo

Happy reading & enjoy my imagination

Salam kenyal,

Mochi 🐻  

Professor KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang