Loser

86 23 0
                                    

Yoon menatap ragu pagar tinggi di sebrang jalan dari balik kaca mobil.

Tekad nya sudah matang. Ia akan mengakhiri ini dan meninggalkan gadis itu.

Harus sesederhana itu,tanpa adegan dramatis dan juga derai airmata. Sebab sudah terlalu banyak airmata yang ia keluarkan selama ini. Yoon lelah,ia ingin mengistirahatkan tubuh nya.

Menghembuskan nafas berat,Yoon akhirnya keluar dari mobil. Ia mendongak,menatap begitu banyak bintang malam ini.

Malam ini,di saat sebagian penduduk pulau Jeju sibuk bercengkrama dengan keluarga nya,pria Kang itu justru menahan gugup setengah mati untuk bertemu Natasya.

Sedikit terkejut,Yoon mengalihkan pandangan nya saat tanpa sengaja sebelumnya menatap ke jendela besar yang terbuka di bagian atas rumah itu dan melihat sosok wanita menatap nya disana.

Itu Natasya.

Tak lama kemudian pintu itu terbuka,menampakkan Natasya yang tak terlihat baik-baik aja. Ia berjalan cepat membukakan pagar,lalu berhenti tepat di depan Yoon.

////

Ia datang. Yoon tak berbohong soal ucapan nya,ia datang sesuai janji nya.

Aku pun bergegas menghapus airmata ku dan menuruni tangga.

Tapi,saat kami berhadapan mendadak aku merasa gugup. Ancaman oppa soal bayi ini mendengung di telinga ku.

"Yoon.."

Panggil ku lirih.

Sebelah tangan ku terangkat untuk menyentuh nya,namun dengan cepat Yoon menahan nya.

"Yoon..aku rindu–"

"Aku lelah"

"Yoon..tangan mu luka?"

Ku ambil tangan Yoon yang menggenggam tangan sebelah tangan ku,lalu mengusap nya perlahan goretan yang masih memerah di tepi nya itu.

Itu menyakiti ku.

"Ini kenapa,Yoon?"

"Apa aku terlambat?apa terlalu lama bagi mu menunggu ku datang?atau–– aku terlalu menyusahkan mu sampai kamu memilih meninggalkan ku?"

Kening ku mengernyit mendengar penjelasan Yoon yang aneh.

"Kita emang gak ada harapan lagi,Nat.."

"Maafin aku karena bikin semua nya serumit ini. Semoga kamu bahagia dengan pernikahan mu"

"Aku..pamit–"

Ia menghempaskan tangan ku dengan kasar,lalu berbalik meninggalkan ku begitu saja.

Untuk beberapa saat kepala ku sibuk mencerna ucapan nya.

Pernikahan dia bilang?

Siapa memang nya yang mau menikah–

Oh,engga! Ini gak mungkin,kan..

Aku berlari mengejar nya yang memasuki mobil,mencoba menahan Yoon agar mau mendengarkan ku.

Mengingat tentang kehamilan ini,aku yakin dia akan balik lagi.

Sambil menggedor kaca,ku memanggil nama nya.

Ia tak menoleh sedikit pun,hanya menatap lurus ke depan sembari menyalakan mesin mobil.

"Yoon..dengarkan aku dulu,Yoon"

"Yoon....aku hamil anak mu,Yoon!"

"Kang Seungyoon..ini semua rencana oppa,dia yang membuat ini–"

"Yoon..ajak aku,Yoon!"

Mobil itu melaju begitu saja,sementara aku terus berteriak hingga jatuh terduduk di aspal.

Aku menangis– ah,bukan. Aku meraung,berteriak sambil terisak.

Rasanya aku akan gila setelah ini.

Perlahan aku mengusap perut ku.

"Yoon..aku–– aku hamil anak mu,Yoon"

"Natasya?bangun,Nat..kamu sedang apa?"

Aku bangun,tapi menolak tangan kak Jieun yang terulur pada ku. Segera aku berlari menghampiri sosok lain di depan mobil yang juga menatap ku.

"Kenapa oppa melakukan ini?! Kenapa lu sebegitu jahat nya sama gue?kenapa lu sangat membenci Yoon?kenapa?"

Aku berteriak di depan wajah nya yang tenang. Ia tak bergeming,hanya mata nya bergerak menatap ku.

Lalu saat aku hendak memukul nya,ia menghentikan tangan ku. Mencengkram nya dengan erat.

"Karena mama nya udah membunuh papa gue! Puas lu?"

Telinga ku berdenging. Terlalu kaget mendengar bentakan itu.

"Ppapa..papa kita?"

"Papa gue! Karena lu dan gue bukan saudara kandung"


































©Babyinseo

** To be continued **

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

** To be continued **

Professor KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang