37.

134 22 0
                                    

Ia meringis lalu mendesis,namun tetap terpejam membiarkan tangan lembut yang penuh kerutan itu menyentuh luka lebam pada wajah nya. Menjadi dewasa bukan berarti kamu tak butuh nenek mu,kan?

Ibarat sebuah lingkaran,nenek ialah sosok yang bisa menjadi tempat mengadu,menangis mau pun berbuat nakal tanpa takut di marahi,tanpa takut di minta untuk tetap kuat.

"Sekarang,ceritakan"

Seungyoon membuka mata nya,menghela nafas lelah dan mulai menegakkan punggung nya.

Manik coklat nya bergerak gugup,terlalu takut jika wanita tua di depan nya bisa menebak perasaan nya.

"Kang Seungyoon.."

Seperti yang terjadi sebelumnya –empat tahun lalu– tangis Yoon pecah tanpa ada kata yang terucap. Suara baritone nya terdengar jelas di setiap sudut ruang,mengisi kesunyian rumah besar itu.

"Jika papa mu tau,dia akan membentak mu–"

Ungkap nya dengan sebelah tangan yang menepuk punggung cucu pertama nya itu.

"Yoon lelah,nenek.."

"Kemudian,istirahatlah..kamu gak akan mendapatkan apa pun kalau kamu terus berlari di tengah rasa lelah"

"Terlalu banyak yang luka,kan?"

Dia mengangguk lemah.

"Nenek..apa aku salah kalau aku mencintai seseorang?"

Wanita tua itu hanya tersenyum. Sebuah senyuman hangat yang membuat Yoon merasa agak tenang.

"Kamu dilahirkan untuk menjadi kuat. Waktu kecil kamu jarang sekali sakit,kamu senang berlarian lalu jatuh,tapi kamu gak pernah menangis. Saat sekolah,kamu pernah di ganggu anak-anak sampai kamu jatuh ke dalam parit,tapi kamu gak nangis"

"..Tuhan memberimu ini semua karena Dia tau,kamu anak kuat dan kamu bisa melewati semuanya"

Ia memberi jeda pada ucapan nya,menarik nafas dan membuang nya.

"Bukan salah,tapi ini belum saat nya"

Yoon tersenyum tipis,lalu mengusap wajah nya.

"Aku sayang sama dia,nenek"

"Temui dia,hadapi semuanya. Tapi sekarang,fisik dan pikiran mu terlalu lelah..istirahat lah dulu"


/////////

Seungyoon tak langsung tertidur setelah mengobrol dengan nenek nya.

Sambil menyentuh tiap luka pada sudut bibir,tulang pipi,juga kening nya– Yoon terpejam untuk berusaha mengistirahatkan pikiran nya.

Tapi,yang di dapat justru bayangan Natasya yang berputar disana.

Ia pun mengangkat tubuh nya,sedikit duduk dengan bersandar pada bantal.

"Haruskah?"

Yoon membatin sambil menatap layar ponsel nya yang gelap.

Sepanjang mengobrol tadi ia memang berniat tak menghubungi gadis itu sampai benar-benar siap. Tapi gagal,sebaliknya jemari Yoon justru bergerak lalu mengetik beberapa kalimat.

 Tapi gagal,sebaliknya jemari Yoon justru bergerak lalu mengetik beberapa kalimat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu menangis.

Demi Tuhan,Yoon sangat benci menangis saat kecil. Ia ingat jelas itu– tapi semakin dewasa seperti nya kelenjar airmata nya terlalu sering terisi air,dan berakhir membuat mata itu kerap kali mengeluarkan airmata.

🌼

Sudut bibir gadis itu terangkat membentuk senyuman yang kemudian menjeda kegiatan menangis nya,sambil mengusap kedua pipi nya yang telah basah ia pun menghela nafas lega.

"Aku akan menunggu kamu Yoon,walau itu menghabiskan separuh usia ku"

Seperti yang ada dalam kalimat itu,Natasya pun mengikuti nya–– membuka tirai dan mendongak pada langit malam pulau Jeju.

"Yoon..ku harap kamu baik-baik aja,aku harap luka di muka dan badan kamu gak parah. Yoon––"

"Aku harap kamu mau maafin oppa ku"

Mata nya kembali basah karena airmata yang jatuh tanpa permisi,bergerak turun dari pelupuk mata nya hingga menyentuh pipi.

"Yoon.."

Ceklek..

"Nat?"

"Udah,gak usah nangisin Yoon lagi"

Natasya tak peduli,sejak kejadian itu perasaan sayang pada kakak ipar nya seketika menguap begitu saja dan tergantikan perasaan benci.

Sangat benci,bahkan.

"Nat–"

"Jangan mendekat"

Jieun tertawa hambar,lalu menutup pintu dan bersandar pada dinding yang berada agak jauh dari kasur tempat gadis itu berada.

"Lu pasti membenci gue kan gara-gara dia?"

"Gue lagi gak mau berdebat,jadi lebih baik kakak keluar dari kamar"

Shin Jieun menyeringai,lalu berjalan mendekat dengan acuh.

"Berdoalah Jinu membatalkan rencana nya"

































©Babyinseo

** To be continued **

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

** To be continued **

Professor KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang