10.

196 20 0
                                    

Seminggu berlalu sejak aku menyetujui tawaran profesor Yoon menjadi asisten nya,meski tak banyak yang ku lakukan selama berada di ruangan nya tapi ketika tiba di apartemen aku selalu merasa lelah.

Ya,bukan nya tak mau membantu dan hanya menikmati gaji buta,tapi dosen Kang itu selalu memberi ku tatapan nya yang mengerikan saat aku ingin bertanya.

"Nat"

"Natasya"

"Ah?iya,Pak?"

"Saya mau makan siang"

Seperti biasa,lelaki Kang itu selalu mengucapkan sesuatu yang terasa menggantung.

"Baik,Pak..saya akan tetap di ruangan"

"Kamu ikut saya,ayo ambil tas mu"

"Ikut?"

"Iya,ikut. Kamu belum makan siang,kan?"

Demi Tuhan,tak sadarkah ia kalau tubuh nya jauh lebih besar dari ku? -kini ia menarik lengan ku lalu membawa nya keluar ruangan,dan itu terlihat seperti dia meyeret seorang pencuri keluar.

"Prof--"

Ia hanya menoleh,mata coklat nya menatap wajah ku cukup lama seolah menunggu agar aku melanjutkan ucapan ku.

"Eungg-"

Perlahan aku pun menggenggam tangan nya dan membawa nya turun dari lengan.

"Kita di perhatiin"

Ucap ku sedikit berbisik. Entah lah,aku bukan merasa malu dengan banyak nya makhluk yang memperhatikan kami,tapi aku hanya merasa risih dengan pandangan mereka.

🌼

"Kita makan disini?"

Seungyoon mengangguk lalu menyandarkan punggung nya pada bangku. Sedang gadis itu sibuk mengedarkan pandangan nya ke tiap sisi ruangan yang bertema kan khas masakan rumah dengan desain cukup mewah.

"Gaji saya gak di potong kan,Pak?"

Yoon membentuk kerutan pada dahi nya,lalu mencondongkan tubuh nya lebih dekat ke arah meja.

"Saya gak akan potong gaji kamu,saya cuma minta imbalan"

"Imbalan?"

Wanita Kim itu mengerjapkan mata nya dengan cepat,yang tanpa sadar membuat Seungyoon merasa gemas melihat nya.

"Ya,imbalan"

Segera Yoon membalas ucapan gadis itu,karena merasa tak mau berlama-lama larut dalam perasaan yang agak aneh bagi nya.

"Temani saya minun malam ini"

"--tapi, berapa usia mu?"

"Saya 20 tahun,Pak"

"Ah,gitu. Ya udah,kalau gitu saya akan menjemput mu jam malam nanti"

"Tapi,pak–"

"Saya gak nerima penolakan"

///

"Pak,Kyura -ssi,dia--"

"Dia sahabat saya sejak kuliah"

Ia menjawab begitu cepat namun terdengar santai.

"Kenapa?kamu cemburu?"

Professor KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang