19.

135 21 0
                                    

Sejujurnya aku agak terkejut saat merasakan benda sensitif itu ternyata lebih besar dari yang ku kira,lalu membuat ku sedikit bergidik membayangkan merasakan benda itu secara langsung.

Ah,tidak– kenapa pikiran ku jadi melantur.

Tapi,aku senang memperhatikan wajah Yoon yang terlihat gugup dengan dahi nya yang tampak berkeringat. Sambil mengatupkan mulut nya rapat-rapat,ia begitu seksi saat ini.

"Nat.."

Suara nya terdengar bergetar,helaan nafas nya juga begitu berat. Ia tak bergerak,hanya bersandar pada meja sembari menunduk dan menatap ku.

"Apa aku gak cantik?"

Ujar ku sambil menatap langsung pada manik coklat nya yang mulai sayu.

Aku kesal dan....iri?

Ya,selama ini ku rasa aku tidak sejelek itu jika di bandingkan dengan mahasiswi-mahasiswi lain yang sering kali menjadi budak seks nya,tapi kenapa Yoon terlihat tak peduli pada penampilan ku.

"Gak gitu,Nat––"

Yoon menghela nafas,tubuh nya agak lebih tenang saat aku mengangkat tangan ku dari penis nya.

"Natasya.."

"Aku mau ke toilet,terus ke kantin"

Balas ku lalu meraih tas dan meninggalkan ruangan sembari menutup pintu dengan keras.

"Liat aja,Seungyoon..aku bakal bikin kamu berhenti main sama cewek-cewek itu"

Ucap ku sembari menengok ke arah pintu.

/////

"Yo,Nat..dari mana aja lu?"

Aku menghempaskan bokong ku di bangku samping Hyunbin. Kemudian menunduk hingga kepala ku menempel pada meja.

"Kenapa?kenapa?cerita dulu sini"

"Tau,ih..datang-datang langsung lesu"

Oh,cukup ramai ternyata. Aku tak sempat memperhatikan meja itu,yang ku lihat hanya lelaki Kwon bertubuh bongsor yang tengah menyedot sesuatu pada gelas nya sambil bermain dengan ponsel nya.

Perlahan aku merasakan usapan pada pucuk kepala ku,sangat lembut seperti yang biasa kakak ku lakukan saat kami kecil.

"Kesal!"

"Sama?"

"Gak tau,pokok nya kesal"

Kemudian usapan itu berhenti,aku pun mengangkat wajah ku namun masih dengan posisi yang sama.

Itu Hyunbin,dan tiga anak yang hanya ku tau nama nya saat di kelas–– Jay,Hyeonsu dan Jaewon.

Mereka memandang ku dengan tatapan yang....penasaran,seperti nya.

"Kenapa sih lu?"

"Tau,siang-siang udah marah-marah..habis ujian?"

"Engga,lagi kesal aja"

"Dih,aneh.."

Aku menajamkan mata ku,memandang lelaki bertato di lengan yang duduk di hadapan ku.

"Apa?"

Lalu,ketiga laki-laki lain nya tertawa melihat Jay yang mengangkat kedua tangan sebagai tanda menyerah.

"Gak usah sok tengil maka nya,sama cewek aja takut"

"Gue gak takut"

"Tapi tadi bucin sama–"

"Sssh,berisik lu! Kalah kan gue"

Aku tertawa bersama Hyeonsu dan Jaewon.

"Eh,iya lihat Soobin dan Naeun?"

Mereka menggeleng hampir berbarengan.

"Ah,ya udah deh gue disini aja"

🌼

Seungyoon memijat pelipis nya saat kembali teringat akan sentuhan Natasya pada penis nya,terlebih saat mendengar ucapan tajam wanita itu.

Yoon tak mau munafik kalau ia bilang tak tergoda pada tubuh kekasih nya itu,tapi otak nya tentu masih dapat berpikir jernih untuk tidak menjerumuskan Natasya dalam nafsu nya.

Natasya terlalu berharga untuk sekedar jadi tempat pelampiasan nafsu Yoon.

Pria Kang itu kemudian melirik arloji nya,menatap meja yang telah kosong karena si tinggal si pemilik.

Ya,Yoon sudah bisa menebak kalau pacar nya itu pasti merajuk dan akan mengabaikan nya.

Kemudian Yoon melirik arloji nya lalu mencari nama Natasya pada daftar kontak di ponsel nya.

"Aishhhh merepotkan"

Desis nya saat hanya mendapati suara operator yang menjawab panggilan nya.

Seungyoon menatap sekeliling ruangan itu,lalu memilih beranjak dari bangku untuk menemui nya.

"Ini harus diselesaikan"






































©Babyinseo

** To be continued **

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

** To be continued **

Professor KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang